Senin, 05 November 2012

Belajar dari Gundala dan Wiro Sableng

Siapa yang tidak kenal dengan kedua sosok yang sangat populer di tanah air tercinta kita???..... Saya yakin pasti kenal meskipun hampir sebagian besar dari kita sudah mulai melupakannya. Mereka kedua adalah sosok jagoan asli dari Negara kita, Indonesia. Meskipun mereka adalah tokoh fiksi atau cerita, tetapi banyak sekali pelajaran yang meski kita dapat dari mereka.
            
Mereka adalah sosok pembela kebenaran, membasmi kejahatan dan kedzaliman dimuka bumi ini, dengan perbekalan yang seadanya mereka selalu siap menolong orang-orang yang kesusahan, lemah tak berdaya, siap dalam menegakan kebenaran yang mereka sendiri belum tahu hakikat dari kebenaran itu seperti apa dan siap selalu dalam menghadapi segala rintangan dan tantnagan yang ada didepan matanya.
              
Mekipun yang membedakannya tempat, daerah dan cerita, Gundala sosok jagoan dari Sumatera Utara. Sedangkan Wiro Sableng adalah sosok jagoan petualang yang selalu mengembara kemanapun dia pergi. Akan tetapi pada hakekat tujuannya tetap sama, yaitu menegekan kebenaran, membasmi kejahatan n kezaliman, menolong orang-orang yang lemah tidak berdaya, menjaga perdamaian.

Meski mereka berjuang selalu seorang diri dan dengan perbekalan yang seadanya tetapi mereka punya jurus pamungkasnya.  Gundala memiliki kecepatan lari yang luar biasa sehingga dijuluki Gundala Putra Petir dan Wiro Sableng memiliki Kapak Naga Geni 212 sehingga dijuluki juga Pendekar Kapak Naga Geni 212.

Bagaimana dengan kita?

Kita yang tahu tentang hakikat kebenaran tersebut, seharusnya lebih berani lagi dalam memperjuangkan untuk menegakan kebenaran dan membasmi kejahatan, jangan kalah dari kedua jagoan fiksi seperti Gundala dan Wiro Sableng. Apalagi kita dalam memperjuangakan dan membela kebenaran tidaklah sendirian.

Tentunya tujuan kita hanya karena Allah, bukan karena ingin dipuji. Coba saja kita lihat mereka berdua, mereka seorang jagoan yang memiliki kemampuan yang lebih tetapi mereka tidak mengharapkan pujian karena mereka hanya berjuang untuk membela kebenaran, membasmi kejahatan dan menolong yang kesusahan, lemah tak berdaya.

Kalau seorang Gundala dan Wiro Sableng berjuang membela kebenaran, membasmi kejahatan & kezaliman, siap menolong orang-orang yang kesusahan, lemah tak berdaya namun tidak tahu apa hakekat kebenaran seperti apa, seharusnya kita yang tahu akan hakekat dari kebenaran itu harus melebihi mereka.

Kalau seorang Gundala dan Wiro Sableng memiliki senjata pamungkas yang mereka miliki untuk memerangi sebuah kejahatan dan kezaliman serta mereka berjuang hanya seorang diri, seharusnya kita yang pemiliki banyak senjata pamungkas lebih berani dalam melawan kejahatan dan kezaliman. Apalagi kita tidak sendirian, karena kita memiliki banyak sekali teman seperjuangan baik di organisasi maupun lembaga.

Hanya Orang Biasa   

Sayang, kita tidak seperti mereka. Kenapa? Karena kita ini memang orang biasa yang tidak memiliki kekuatan apa-apa untuk merubah sesuatu keadaan dan yang bisa merubah hanya orang yang memiliki kekuasaan, mungkin saya akan coba merujuk kepada hadhis sebagai berikut:

"Barangsiapa di kalangan kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah ia dengan tangan. Jika tidak tidak mampu, maka cegahlah ia dengan lisan. Jika itu juga di luar kemampuannya, maka cegahlah dengan hati Sesungguhnya (mencegah dengan hati) selemah-lemah iman." (hadist Riwayat Muslim).

Barangkali dalam hadhis ini maksudnya, seorang penguasa yang memiliki kekuasaan dan kekuatan pasti akan menggunakan tangannya untuk mencegah kemunkaran, contohnya: dengan membuat peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah/penguasa seperti membuat Undang-Undang, turun tangan langsung untuk menanggani masalah tersebut dan semisal dengan itu. Untuk level para pendakwah atau para Ulama manggunakan dengan lisan meraka untuk mencegah kemunkaran, contohnya: menyampaikan meski dengan satu ayat atau ceramah/mengisi tausiyah kemana-mana. Dan orang biasa seperti kita hanya bisa dengan hati, contoh sederhananya adalah dengan berdoa.

Ditambah lagi kita ini masih gengsi, masih mengharapkan pujian, sanjungan dan lain sebagainya. Hingga yang terjadi melakukan sesuatu hanya mengharapkan sesuatu yang tidak pasti.

Jadi, Kita yang tahu apa yang terjadi, kita yang memiliki kepedulian kepada masyarakat atau teman yang sedang kesusahan, kita tahu didepan kita ada sebuah kemunkaran meski kita hanya orang biasa saja kita jangan berdiam diri saja, kita harus melakukan apa yang bisa kita lakukan sebagaimana yang dilakukan oleh kedua tokoh tersebut meskipun kita tidak sehebat mereka tetapi kita lakukan yang terkecil, setidaknya kita jangan sampai menjadi selemah-lemahnya iman.  

Itu saja yang bisa saya tuliskan, sebagai penutup kita ambil hikmah dari keberanian Gundala dan Wiro Sableng meski hanya sebuah tokoh fiksi belaka tetapi banyak sekali pelajaran yang kita dapati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar