Siapa yang tidak kenal dengan kedua sosok yang sangat populer
di tanah air tercinta kita???..... Saya yakin pasti kenal meskipun hampir
sebagian besar dari kita sudah mulai melupakannya. Mereka kedua adalah sosok jagoan
asli dari Negara kita, Indonesia. Meskipun mereka adalah tokoh fiksi atau
cerita, tetapi banyak sekali pelajaran yang meski kita dapat dari mereka.
Mereka
adalah sosok pembela kebenaran, membasmi kejahatan dan kedzaliman dimuka bumi
ini, dengan perbekalan yang seadanya mereka selalu siap menolong orang-orang
yang kesusahan, lemah tak berdaya, siap dalam menegakan kebenaran yang mereka
sendiri belum tahu hakikat dari kebenaran itu seperti apa dan siap selalu dalam
menghadapi segala rintangan dan tantnagan yang ada didepan matanya.
Mekipun
yang membedakannya tempat, daerah dan cerita, Gundala sosok jagoan dari
Sumatera Utara. Sedangkan Wiro Sableng adalah sosok jagoan petualang yang
selalu mengembara kemanapun dia pergi. Akan tetapi pada hakekat tujuannya tetap
sama, yaitu menegekan kebenaran, membasmi kejahatan n kezaliman, menolong
orang-orang yang lemah tidak berdaya, menjaga perdamaian.
Meski mereka berjuang selalu seorang
diri dan dengan perbekalan yang seadanya tetapi mereka punya jurus pamungkasnya. Gundala memiliki kecepatan lari yang luar
biasa sehingga dijuluki Gundala Putra
Petir dan Wiro Sableng memiliki Kapak Naga Geni 212 sehingga dijuluki
juga Pendekar Kapak Naga Geni 212.
Bagaimana dengan kita?
Kita yang tahu tentang hakikat kebenaran
tersebut, seharusnya lebih berani lagi dalam memperjuangkan untuk menegakan
kebenaran dan membasmi kejahatan, jangan kalah dari kedua jagoan fiksi seperti
Gundala dan Wiro Sableng. Apalagi kita dalam memperjuangakan dan membela
kebenaran tidaklah sendirian.
Tentunya tujuan kita hanya karena
Allah, bukan karena ingin dipuji. Coba saja kita lihat mereka berdua, mereka
seorang jagoan yang memiliki kemampuan yang lebih tetapi mereka tidak
mengharapkan pujian karena mereka hanya berjuang untuk membela kebenaran,
membasmi kejahatan dan menolong yang kesusahan, lemah tak berdaya.
Kalau seorang Gundala dan Wiro
Sableng berjuang membela kebenaran, membasmi kejahatan & kezaliman, siap
menolong orang-orang yang kesusahan, lemah tak berdaya namun tidak tahu apa
hakekat kebenaran seperti apa, seharusnya kita yang tahu akan hakekat dari kebenaran
itu harus melebihi mereka.
Kalau seorang Gundala dan Wiro
Sableng memiliki senjata pamungkas yang mereka miliki untuk memerangi sebuah
kejahatan dan kezaliman serta mereka berjuang hanya seorang diri, seharusnya
kita yang pemiliki banyak senjata pamungkas lebih berani dalam melawan
kejahatan dan kezaliman. Apalagi kita tidak sendirian, karena kita memiliki
banyak sekali teman seperjuangan baik di organisasi maupun lembaga.
Hanya Orang Biasa
Sayang, kita tidak seperti mereka.
Kenapa? Karena kita ini memang orang biasa yang tidak memiliki kekuatan apa-apa
untuk merubah sesuatu keadaan dan yang bisa merubah hanya orang yang memiliki
kekuasaan, mungkin saya akan coba merujuk kepada hadhis sebagai berikut:
"Barangsiapa di kalangan kamu
melihat kemungkaran, maka cegahlah ia dengan tangan. Jika tidak tidak mampu,
maka cegahlah ia dengan lisan. Jika itu juga di luar kemampuannya, maka
cegahlah dengan hati Sesungguhnya (mencegah dengan hati) selemah-lemah
iman." (hadist Riwayat Muslim).
Barangkali dalam hadhis ini maksudnya,
seorang penguasa yang memiliki kekuasaan dan kekuatan pasti akan menggunakan
tangannya untuk mencegah kemunkaran, contohnya: dengan membuat peraturan yang ditetapkan
oleh pemerintah/penguasa seperti membuat Undang-Undang, turun tangan langsung
untuk menanggani masalah tersebut dan semisal dengan itu. Untuk level para
pendakwah atau para Ulama manggunakan dengan lisan meraka untuk mencegah
kemunkaran, contohnya: menyampaikan meski dengan satu ayat atau ceramah/mengisi
tausiyah kemana-mana. Dan orang biasa seperti kita hanya bisa dengan hati,
contoh sederhananya adalah dengan berdoa.
Ditambah lagi kita ini masih gengsi,
masih mengharapkan pujian, sanjungan dan lain sebagainya. Hingga yang terjadi
melakukan sesuatu hanya mengharapkan sesuatu yang tidak pasti.
Jadi, Kita yang tahu apa yang
terjadi, kita yang memiliki kepedulian kepada masyarakat atau teman yang sedang
kesusahan, kita tahu didepan kita ada sebuah kemunkaran meski kita hanya orang
biasa saja kita jangan berdiam diri saja, kita harus melakukan apa yang bisa
kita lakukan sebagaimana yang dilakukan oleh kedua tokoh tersebut meskipun kita
tidak sehebat mereka tetapi kita lakukan yang terkecil, setidaknya kita jangan
sampai menjadi selemah-lemahnya iman.
Itu saja yang bisa saya tuliskan,
sebagai penutup kita ambil hikmah dari keberanian Gundala dan Wiro Sableng
meski hanya sebuah tokoh fiksi belaka tetapi banyak sekali pelajaran yang kita
dapati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar