Senin, 28 Desember 2020

Menghidupkan Kembali Semangat Anak-anak dalam Belajar dan Sekolah Di masa Pandemi

 Oleh: Muhammad Iqbal Nur Hakim (Master Islamic World & Scout)

Sejak Wabah COVID-19 ini melanda keseluruh Dunia dari Awal Tahun 2020 hingga mendekati Akhir Tahun 2020. Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang harus dirumahkan baik pekerjaan, sekolah, kuliah dan lain sebagainya. Begitupun di Indonesia. Karena tujuannya adalah memutus mata rantai penyebaran Wabah COVID-19 ke semua orang.

Meski penyebaran Wabah COVID-19 ini semakin hari semakin parah, banyak sekalai korban jiwa yang berjatuhan karena kerkena wabah ini, masyarakat tetap saja melakukan aktivitas di luar rumah namun tetap menjalankan Protokol Kesehatan. Yang menjadi Fokus dalam tulisan ini adalah tentang kondisi anak selama pembelajaran Online.

Berangkat dari tanggal 15 Maret 2020 adalah awal KBM Daring

Sebagaimana yang kita ketahui, semenjak wabah COVID-19 ini melanda Indonesia sejak Awal Maret 2020. Pemerintah pada saat itu masih belum terlalu intens dalam penanganan. Karena bagi Pemerintah Indonesia sendiri hanya sebatas wabah biasa yang mengenai manusia dengan cara berpindah dari satu ke yang lain.

Namun, sejak kena 2 orang yang dinyatakan Positif COVID-19. Kondisi Negara Indonesia sudah mulai siaga 1. Tetapi karena penanganan yang terlambat mengakibatkan wabah COVID-19 sendiri dapat tersebar dengan cepat sehingga pada tanggal 15 Maret ditetapkan untuk semua kegiatan Belajar mengajar baik tingkat TK sampai tingkat Kuliah harus mengadakan secara Online. Bukan hanya itu saja. Para guru, dosen, pekerja dan pegawai kantoran pun pun juga ikut terdampak. Sehingga segala sesuatu harus dilakukan dengan sistem daring atau online.    

Terlebih Pemerintah sendiri sebetulnya sudah ada wacana bahwa konsep pembelajaran sekolah dan perkuliahan akan dilakukan melalui digital. Dimana orang-orang tidak perlu lagi untuk dating ke sekolah dan ke kampus. Cukup melalui virtual saja sudah ada. Maka sejak bulan maret inilah akhirnya segala sesuatu baik belajar bahkan sampai belanja pun dilakukan secara daring atau online dengan aplikasi-aplikasi yang mendukung prangkat seperti HP maupun Laptop.

 

Kondisi Belajar Online dari Maret-Juni

Selama Pembelajaran daring atau online di awal ini. Kondisi anak-anak dan mahasiswa masih belum terbiasa, begitupun juga dengan para guru dan dosen. Karena ini baru pertama kaliannya kegiatan belajar dilakukan dengan online yang biasanya mengajar dengan tatap muka ini diganti dengan daring atau online.

Meski begitu, murid guru dan dosen berusaha untuk bisa menyesuaikan diri dengan kondisi seperti ini. Mengingat kondisi penyebaran wabah COVID-19 memakin harus semakin bertambah. Maka materi yang diajarkan berupa penugasan-penugasan yang diberikan oleh guru dan dosen sesuai dengan materi yang diajarkan selama pembelajaran daring atau online.

Kondisi Belajar Online dari Juli-Desember

Memasuki Tahun Ajaran Baru 2020/2021. Kondisi pembelajaran kali ini sungguh sangat memprihatinkan. Karena disini sudah mulai ada titik jenuh baik pada kondisi anak-anak, orang tua maupun guru dan dosen. Karena selain memasuki tahun ajaran baru, kondisi sekolah belum boleh dibuka terlebih penyebaran wabah COVID-19 semakin hari semakin berambah parah.

Terlebih yang baru lulus TK, SMP, SMA bahkan sampai masuk Perguruan Tinggi yang biasanya ketemu sama teman-teman baru, menghirup suasana baru disekolah dan kampus dan mengikuti kegiatan masa orientasi. Kini harus tetap dirumah demi mejaga keamanan dan keselamatan agat tetap dirumah dan tidak berkerumun.

Sehingga banyak sekali yang baru –baru Lulus TK, SD dan SMP memilih untuk tidak melanjukan sekolah karena kondisi masih seperti ini, sudah kehilangan semangat sekolah lagi dan tidak sedikit yang sudah lulus SMP memilih untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan. Begitu pun juga yang baru lulus SMA tidak sedikit yang akhirnya setelah lulus memilih untuk menikah dengna pacaranya dan setelah menikah memilih untuk bekerja dan tidak meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 

Kondisi Psikis Anak, Orang Tua, Guru & Dosen selama Pembelajaran melalui daring atau Online

Dalam kondisi seperti ini, pastinya anak-anak sudah mengalami depresi dan setress karena selain tugas-tugas yang begitu menunmpuk, juga membuat anak-anak kehilangan semangat untuk belajar kembali sehingga banyak sekali tugas-tugas yang diberikan oleh guru-guru di sekolah tidak dikerjakan. Apalagi untuk anak-anak yang usia TK dan SD, malah ornag tua yang ikut membantu anaknya mengerjakan.

Orang tua dan Guru pun tidak kalah setressnya, karena ornag tua harus bagi-bagi waktu untuk pekerjaannya yang harus di rumah dengan mengajari anaknya yang sedang belajar online agar bisa terpantau. Guru juga ikut bingung bagaimana caranya agar murid-murid yang diajarkan tetap bisa mengerjakan tugas sebagai bentuk kehadiran dan mempengaruhi di raport semester nanti. 

Begitupun juga dengan mahasiswa yang sedang kuliah. Mereka pun betul-betul setress ketika banyaknya tugas yang diberikan oleh pada dosen-dosennya setiap pertemuan. Tetapi yang membedakan untuk para mahasiswa masih bisa terus mengikuti bagaimana agar bisa kuliah meski harus cara daring atau online.

Sangat Mempengaruhi Kegiatan Belajar Pengembangan diri di Organisasi baik di Sekolah maupun Kampus

Tentu sejak diberkalukan tanggal 15 Maret 2020 semua kegiatan organisasi baik dari sekolah maupun perkuliahan akhirnya terpakasa harus dibatalkan secara mendadak dan tidak boleh ada kegiatan kumpul-kumpul meskipun hanya sebatas rapat. Karena semua kegiatan yang bersifat kerumunan itu dilarang oleh pemerintah demi mencegahnya penyebaran wabah COVID-19.

Maka sejak saat itu semua kegiatan organisasi baik di sekolah maupun kampus harus dilakukan secara daring atau online. Maka sejak saat itu Organisasi di Sekolah dan Kampus betul betul vakum karena tidak ada kegiatan dan melarang adanya kegiatan apapun baik disekolah maupun dikampus sehingga selama hampir 1 tahun ini betul-betul putus generasi dalam kegiatan dan lain sebagainya.

Mengapa Pemerintah Masih belum Boleh membuka Sekolah dan Kampus?

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, pemerintah tidak mau disalahkan apabila sekolah dan kampus dibuka ditengah wabah yang semakin parah dan pihak Sekolah dan Kampus seluruh Indonesia pun tidak mau mengambil resiko akan hal ini dikhawatirkan ada cluster baru dalam penyebaran wabah COVID-19 ini. Maka pihak sekolah pun akhirnya berusaha untuk mencari aman dalam hal ini, terlebih izin untuk sekolah dan kuliah belum dibolehkan tatap muka apabia dibuka dan ada cluster baru maka pihak sekolah dan kampun akan pertama kali disorot dan di salahkan akan kejadian ini.

Sistem Belajar secara Luring, Salah satu cara Efektif menghilangkan kejenuhan

Karena kondisi anak-anak sudah mulai ada kejenuhan, maka beberapa sekolah pun mengadakan rapat bersama guru-guru yang dimana konsep membelajaran selama pendemi wabah COVID-19 ini dilakukan dengan sistem luring. Konsep membelajaran ini pun dilakukan demi menghilangkan kejenuhan selama belajar dan anak-anak bisa ceria kembali dengan bertemu dengan teman-teman lainnya yang dimana selama bulan Maret – Juli mereka selalu dirumah tanpa aktivitas dan hiburan apapun. Maka dengan diadakan konsep pembelajaran secara luring selama Pendemi ini bisa membangkitkan seamangt belajar dan bersekolah kembali.

Kondisi pembelajaran secara luring ini memang didukung oleh Dinas pendidikan setempat, dan ada juga dilakukan di sekolah. Akan tetapi, tidak semua dilaksanakan secara sererntak, karena masih ada orang tua yang khawatir karena penyebaran wabah masih berlanjut, begitu pula dengan sekolah-sekolah. Tidak semua sekolah mengizinkan dengan mengadakan secara luring tergantung dari Dinas pendidikan setempat.

Meski konsep membelajaran luring ini tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar dan tidak terlalu efektif. Tetapi dengan diadakan luring meski hanya 2-3 hari dan waktunya dibatasi sampai dhuhur. Masih ada sedikit harapan untuk membangkitkan semangat anak-anak untuk belajar bersekolah meski dengan kondisi yang serba terbatas dan dalam kondisi darurat.

Terlebih banyak sekali pelatihan-pelatihan untuk para guru dalam pembelajaran baik secara daring maupun secara luring pasti para guru yang mengikuti pelatihan tersebut sudah tahu bagaimana cara mengajara yang tepat meski tidak sempurna sekali.

Menghidupkan kembali kegiatan Organisasi pengembangan diri agar tidak putus generasi

Sejak tanggal 15 Maret 2020, seluruh kegiatan organisasi baik tingkat sekolah maupun kampus dilarang untuk diadakan melainkan melalui daring atau online atau kegiatan sosial. Namun, sejak awal Ramadhan beberapa organisasi akhirnya berusaha untuk tetap aktif meskipun sangat terbatas. Maka, momen seperti inilah yang dilakukan oleh semua organisasi baik tingkat sekolah maunpun tingkat kampus untuk melaksanakan kegiatan Bakti Sosial ke daerah-daerah yang terdampak wabah COVID-19. Beberapa organiasi ini pun selain melaksanakna baksos, tetapi juga turut andil untuk membantu para petugas dalam penanganan bencana wabah COVID-19 seperti pembagian masker, penyemprotan dispenta ke seluruh sekolah, kampus, perkantoran, mengkampanyekan Protokol kesehatan semua warga dan maih banyak lagi.

Langkah yang diambil organisasi-organisasi tingkat sekolah maupun kampus mendapat apresiasi baik oleh Satgas COVID-19 dan Pemerintah setempat dalam menangangani bencana wabah COVID-19. Sehingga Pemerintah Setempat bekerja sama dengan Lembaga setempat membuat pelatihan kerelawanan untuk Penanggulangan Bencana COVID-19 ini disetiap daerah di Indonesia. Untuk terhindar dari putus generasi dalam berorganisasi, banyak kegiatan-kegiatan organisasi baik tingkat sekolah maupun tingkat kampus dengan kegiatan “Webinar”. Baik dengan media WA, Line, Telegram, maupun Google Meet dan Zoom Meet. Bahkan setiap rapat dan kegiatan bahkan sampai pelatihan, pelantikan dan wisuda pun berbentuk daring atau online dengan perangkat aplikasi yang mendukung di HP dan Laptop. Dari bulan Oktober hingga Desember ini, boleh mengadakan kegiatan tatap muka tetapi sesuai dengan protokol kesehatan yang betul-betul terjamin serta sudah mendapatkan izin dari Sekolah, Satgas dan Pemerintah setempat. Alhamdulillah meskipun tidak semua mendapat izin untuk tatap muka, tetapi masih bisa tetap berkarya meski ditengah-tengah Wabah COVID-19 yang sampai hari ini bertambah parah.

Bagaimana bisa sekolah dibuka kembali, apakah sudah siap?

Banyak sekali sekolah-sekolah yang melakukan persiapan apabila sudah dimulai dengan tatap muka. Mulai dari tempat cuci tangan, termogan, satitizer, sabun masker kacamata penghalang dan banyak hal lainnya. Semua dilakukan demi persiapan bila mana pemerintah sudah membolehkan kegiatan Belajar tatap muka dan pastinya harus melalui izin yang sangat ketat dari Satgas COVID-19, Dinas Pendidikan dan Pemerintah setempat. Bahkan sampai ada simulasinya.

Melihat dari ini, sebetulnya baik sekolah maupun kampus sudah melakukan uji kelayakan boleh tatap dan sudah siap dari jauh-jauh hari. Namun meski begitu, tetap melihat dari situasi daerah penyebaran wabah COVID-19 itu sendiri. Karena tetap harus dipantau dan di awasi langsung agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Seandainya jika masih dilarang sampai Juni 2021 apa yang harus dilakukan?

Melihat dari situasi sekarang. Kita harus akui penyebaran wabah COVID-19 di berbagai daerah setiap hari selalu bertambah dan tidak ada pengurangan secara singnifikan bahkan semakin hari bertambah parah. Pemerintah pun masih bingung apakan sekolah dan kampus akan dibuka atau tidak. Bila dibuka ditambah dengan kondisi makin parah. Pastinya pemerintah tidak mau mengambil resiko dan tidak mau jadi sasaran kesalahan.

Begitu pun juga dengan sekolah dan kampus. Sama-sama tidak mau mengambil resiko yang serupa. Artinya, bila kondisi masih seperti ini. Maka pihak sekolah dan kampus harus bersabar sampai Juli 2021. Pastinya anak-anak dan mahasiswa bakal banyak kejenuhan yang membuat mereka putus semangat untuk belajar dan sekolah lagi. Guru dan Dosen pun harus bersiap-siap untuk mengajar dalam kondisi seperti ini dan harus memberikan inovatif dan kreatif dalam mengajar.

Penutup

Sepertinya perang melawan wabah COVID-19 ini masih dikatakan jauh dari selesai. Pasalnya setiap hari korban yang terdampak masih terus bertambah, meskipun yang sembuh tetap bertambah, tetapi yang meninggal pun terus bertambah banyak. Artinya kita harus menjaga diri kita dari segala macam penyakit. Di mulai dari diri kita untuk memperkuat Iman, Aman dan Imun.

Kita tetap harus berdoa. Semoga anak-anak Sekolah dan para Mahasiwa tetap sehat dan selamat dalam segala aktivitas, tetap semangat untuk menimba ilmu dan bersekolah serta berkuliah dan semoga juga wabah COVID-19 ini yang kita sama-sama akui semakin hari semakin parah ini segera berakhir dari Dunia ini khususnya Indonesia. Aamiin. Wallahu A’lam.