Oleh: Muhammad Iqbal Nur Hakim (Master Islamic World & Scout)
Sejak Wabah COVID-19 ini melanda
keseluruh Dunia dari Awal Tahun 2020 hingga mendekati Akhir Tahun 2020. Banyak
sekali kegiatan-kegiatan yang harus dirumahkan baik pekerjaan, sekolah, kuliah
dan lain sebagainya. Begitupun di Indonesia. Karena tujuannya adalah memutus
mata rantai penyebaran Wabah COVID-19 ke semua orang.
Meski penyebaran Wabah COVID-19 ini
semakin hari semakin parah, banyak sekalai korban jiwa yang berjatuhan karena
kerkena wabah ini, masyarakat tetap saja melakukan aktivitas di luar rumah
namun tetap menjalankan Protokol Kesehatan. Yang menjadi Fokus dalam tulisan
ini adalah tentang kondisi anak selama pembelajaran Online.
Berangkat dari tanggal 15 Maret 2020
adalah awal KBM Daring
Sebagaimana
yang kita ketahui, semenjak wabah COVID-19 ini melanda Indonesia sejak Awal
Maret 2020. Pemerintah pada saat itu masih belum terlalu intens dalam
penanganan. Karena bagi Pemerintah Indonesia sendiri hanya sebatas wabah biasa
yang mengenai manusia dengan cara berpindah dari satu ke yang lain.
Namun, sejak kena 2 orang yang
dinyatakan Positif COVID-19. Kondisi Negara Indonesia sudah mulai siaga 1.
Tetapi karena penanganan yang terlambat mengakibatkan wabah COVID-19 sendiri
dapat tersebar dengan cepat sehingga pada tanggal 15 Maret ditetapkan untuk
semua kegiatan Belajar mengajar baik tingkat TK sampai tingkat Kuliah harus
mengadakan secara Online. Bukan hanya itu saja. Para guru, dosen, pekerja dan
pegawai kantoran pun pun juga ikut terdampak. Sehingga segala sesuatu harus
dilakukan dengan sistem daring atau online.
Terlebih Pemerintah sendiri
sebetulnya sudah ada wacana bahwa konsep pembelajaran sekolah dan perkuliahan
akan dilakukan melalui digital. Dimana orang-orang tidak perlu lagi untuk dating
ke sekolah dan ke kampus. Cukup melalui virtual saja sudah ada. Maka sejak
bulan maret inilah akhirnya segala sesuatu baik belajar bahkan sampai belanja
pun dilakukan secara daring atau online dengan aplikasi-aplikasi yang mendukung
prangkat seperti HP maupun Laptop.
Kondisi Belajar Online dari
Maret-Juni
Selama
Pembelajaran daring atau online di awal ini. Kondisi anak-anak dan mahasiswa
masih belum terbiasa, begitupun juga dengan para guru dan dosen. Karena ini
baru pertama kaliannya kegiatan belajar dilakukan dengan online yang biasanya
mengajar dengan tatap muka ini diganti dengan daring atau online.
Meski begitu, murid guru dan dosen
berusaha untuk bisa menyesuaikan diri dengan kondisi seperti ini. Mengingat
kondisi penyebaran wabah COVID-19 memakin harus semakin bertambah. Maka materi
yang diajarkan berupa penugasan-penugasan yang diberikan oleh guru dan dosen
sesuai dengan materi yang diajarkan selama pembelajaran daring atau online.
Kondisi Belajar Online dari
Juli-Desember
Memasuki
Tahun Ajaran Baru 2020/2021. Kondisi pembelajaran kali ini sungguh sangat
memprihatinkan. Karena disini sudah mulai ada titik jenuh baik pada kondisi
anak-anak, orang tua maupun guru dan dosen. Karena selain memasuki tahun ajaran
baru, kondisi sekolah belum boleh dibuka terlebih penyebaran wabah COVID-19
semakin hari semakin berambah parah.
Terlebih yang baru lulus TK, SMP,
SMA bahkan sampai masuk Perguruan Tinggi yang biasanya ketemu sama teman-teman
baru, menghirup suasana baru disekolah dan kampus dan mengikuti kegiatan masa
orientasi. Kini harus tetap dirumah demi mejaga keamanan dan keselamatan agat
tetap dirumah dan tidak berkerumun.
Sehingga banyak sekali yang baru
–baru Lulus TK, SD dan SMP memilih untuk tidak melanjukan sekolah karena
kondisi masih seperti ini, sudah kehilangan semangat sekolah lagi dan tidak
sedikit yang sudah lulus SMP memilih untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan.
Begitu pun juga yang baru lulus SMA tidak sedikit yang akhirnya setelah lulus
memilih untuk menikah dengna pacaranya dan setelah menikah memilih untuk
bekerja dan tidak meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kondisi Psikis Anak, Orang Tua, Guru
& Dosen selama Pembelajaran melalui daring atau Online
Dalam
kondisi seperti ini, pastinya anak-anak sudah mengalami depresi dan setress
karena selain tugas-tugas yang begitu menunmpuk, juga membuat anak-anak
kehilangan semangat untuk belajar kembali sehingga banyak sekali tugas-tugas
yang diberikan oleh guru-guru di sekolah tidak dikerjakan. Apalagi untuk
anak-anak yang usia TK dan SD, malah ornag tua yang ikut membantu anaknya
mengerjakan.
Orang tua dan Guru pun tidak kalah
setressnya, karena ornag tua harus bagi-bagi waktu untuk pekerjaannya yang
harus di rumah dengan mengajari anaknya yang sedang belajar online agar bisa
terpantau. Guru juga ikut bingung bagaimana caranya agar murid-murid yang
diajarkan tetap bisa mengerjakan tugas sebagai bentuk kehadiran dan
mempengaruhi di raport semester nanti.
Begitupun juga dengan mahasiswa yang
sedang kuliah. Mereka pun betul-betul setress ketika banyaknya tugas yang
diberikan oleh pada dosen-dosennya setiap pertemuan. Tetapi yang membedakan
untuk para mahasiswa masih bisa terus mengikuti bagaimana agar bisa kuliah
meski harus cara daring atau online.
Sangat Mempengaruhi Kegiatan Belajar Pengembangan
diri di Organisasi baik di Sekolah maupun Kampus
Tentu
sejak diberkalukan tanggal 15 Maret 2020 semua kegiatan organisasi baik dari
sekolah maupun perkuliahan akhirnya terpakasa harus dibatalkan secara mendadak
dan tidak boleh ada kegiatan kumpul-kumpul meskipun hanya sebatas rapat. Karena
semua kegiatan yang bersifat kerumunan itu dilarang oleh pemerintah demi
mencegahnya penyebaran wabah COVID-19.
Maka sejak saat itu semua kegiatan
organisasi baik di sekolah maupun kampus harus dilakukan secara daring atau online. Maka sejak saat itu Organisasi
di Sekolah dan Kampus betul betul vakum karena tidak ada kegiatan dan melarang
adanya kegiatan apapun baik disekolah maupun dikampus sehingga selama hampir 1
tahun ini betul-betul putus generasi dalam kegiatan dan lain sebagainya.
Mengapa Pemerintah Masih belum Boleh
membuka Sekolah dan Kampus?
Sebagaimana
yang kita ketahui bersama, pemerintah tidak mau disalahkan apabila sekolah dan
kampus dibuka ditengah wabah yang semakin parah dan pihak Sekolah dan Kampus
seluruh Indonesia pun tidak mau mengambil resiko akan hal ini dikhawatirkan ada
cluster baru dalam penyebaran wabah
COVID-19 ini. Maka pihak sekolah pun akhirnya berusaha untuk mencari aman dalam
hal ini, terlebih izin untuk sekolah dan kuliah belum dibolehkan tatap muka
apabia dibuka dan ada cluster baru maka pihak sekolah dan kampun akan pertama
kali disorot dan di salahkan akan kejadian ini.
Sistem Belajar secara Luring, Salah
satu cara Efektif menghilangkan kejenuhan
Karena
kondisi anak-anak sudah mulai ada kejenuhan, maka beberapa sekolah pun
mengadakan rapat bersama guru-guru yang dimana konsep membelajaran selama
pendemi wabah COVID-19 ini dilakukan dengan sistem luring. Konsep membelajaran
ini pun dilakukan demi menghilangkan kejenuhan selama belajar dan anak-anak
bisa ceria kembali dengan bertemu dengan teman-teman lainnya yang dimana selama
bulan Maret – Juli mereka selalu dirumah tanpa aktivitas dan hiburan apapun.
Maka dengan diadakan konsep pembelajaran secara luring selama Pendemi ini bisa
membangkitkan seamangt belajar dan bersekolah kembali.
Kondisi pembelajaran secara luring
ini memang didukung oleh Dinas pendidikan setempat, dan ada juga dilakukan di
sekolah. Akan tetapi, tidak semua dilaksanakan secara sererntak, karena masih
ada orang tua yang khawatir karena penyebaran wabah masih berlanjut, begitu
pula dengan sekolah-sekolah. Tidak semua sekolah mengizinkan dengan mengadakan
secara luring tergantung dari Dinas pendidikan setempat.
Meski konsep membelajaran luring ini
tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar dan tidak terlalu efektif. Tetapi
dengan diadakan luring meski hanya 2-3 hari dan waktunya dibatasi sampai
dhuhur. Masih ada sedikit harapan untuk membangkitkan semangat anak-anak untuk
belajar bersekolah meski dengan kondisi yang serba terbatas dan dalam kondisi
darurat.
Terlebih banyak sekali
pelatihan-pelatihan untuk para guru dalam pembelajaran baik secara daring
maupun secara luring pasti para guru yang mengikuti pelatihan tersebut sudah
tahu bagaimana cara mengajara yang tepat meski tidak sempurna sekali.
Menghidupkan kembali kegiatan Organisasi
pengembangan diri agar tidak putus generasi
Sejak tanggal 15 Maret 2020, seluruh kegiatan organisasi baik tingkat sekolah maupun kampus dilarang untuk diadakan melainkan melalui daring atau online atau kegiatan sosial. Namun, sejak awal Ramadhan beberapa organisasi akhirnya berusaha untuk tetap aktif meskipun sangat terbatas. Maka, momen seperti inilah yang dilakukan oleh semua organisasi baik tingkat sekolah maunpun tingkat kampus untuk melaksanakan kegiatan Bakti Sosial ke daerah-daerah yang terdampak wabah COVID-19. Beberapa organiasi ini pun selain melaksanakna baksos, tetapi juga turut andil untuk membantu para petugas dalam penanganan bencana wabah COVID-19 seperti pembagian masker, penyemprotan dispenta ke seluruh sekolah, kampus, perkantoran, mengkampanyekan Protokol kesehatan semua warga dan maih banyak lagi.
Langkah yang diambil organisasi-organisasi tingkat sekolah maupun kampus mendapat apresiasi baik oleh Satgas COVID-19 dan Pemerintah setempat dalam menangangani bencana wabah COVID-19. Sehingga Pemerintah Setempat bekerja sama dengan Lembaga setempat membuat pelatihan kerelawanan untuk Penanggulangan Bencana COVID-19 ini disetiap daerah di Indonesia. Untuk terhindar dari putus generasi dalam berorganisasi, banyak kegiatan-kegiatan organisasi baik tingkat sekolah maupun tingkat kampus dengan kegiatan “Webinar”. Baik dengan media WA, Line, Telegram, maupun Google Meet dan Zoom Meet. Bahkan setiap rapat dan kegiatan bahkan sampai pelatihan, pelantikan dan wisuda pun berbentuk daring atau online dengan perangkat aplikasi yang mendukung di HP dan Laptop. Dari bulan Oktober hingga Desember ini, boleh mengadakan kegiatan tatap muka tetapi sesuai dengan protokol kesehatan yang betul-betul terjamin serta sudah mendapatkan izin dari Sekolah, Satgas dan Pemerintah setempat. Alhamdulillah meskipun tidak semua mendapat izin untuk tatap muka, tetapi masih bisa tetap berkarya meski ditengah-tengah Wabah COVID-19 yang sampai hari ini bertambah parah.
Bagaimana bisa sekolah dibuka kembali,
apakah sudah siap?
Banyak
sekali sekolah-sekolah yang melakukan persiapan apabila sudah dimulai dengan
tatap muka. Mulai dari tempat cuci tangan, termogan, satitizer, sabun masker
kacamata penghalang dan banyak hal lainnya. Semua dilakukan demi persiapan bila
mana pemerintah sudah membolehkan kegiatan Belajar tatap muka dan pastinya
harus melalui izin yang sangat ketat dari Satgas COVID-19, Dinas Pendidikan dan
Pemerintah setempat. Bahkan sampai ada simulasinya.
Melihat dari ini, sebetulnya baik
sekolah maupun kampus sudah melakukan uji kelayakan boleh tatap dan sudah siap
dari jauh-jauh hari. Namun meski begitu, tetap melihat dari situasi daerah
penyebaran wabah COVID-19 itu sendiri. Karena tetap harus dipantau dan di awasi
langsung agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Seandainya jika masih dilarang sampai
Juni 2021 apa yang harus dilakukan?
Melihat dari situasi sekarang. Kita
harus akui penyebaran wabah COVID-19 di berbagai daerah setiap hari selalu
bertambah dan tidak ada pengurangan secara singnifikan bahkan semakin hari
bertambah parah. Pemerintah pun masih bingung apakan sekolah dan kampus akan
dibuka atau tidak. Bila dibuka ditambah dengan kondisi makin parah. Pastinya
pemerintah tidak mau mengambil resiko dan tidak mau jadi sasaran kesalahan.
Begitu pun juga dengan sekolah dan
kampus. Sama-sama tidak mau mengambil resiko yang serupa. Artinya, bila kondisi
masih seperti ini. Maka pihak sekolah dan kampus harus bersabar sampai Juli
2021. Pastinya anak-anak dan mahasiswa bakal banyak kejenuhan yang membuat
mereka putus semangat untuk belajar dan sekolah lagi. Guru dan Dosen pun harus
bersiap-siap untuk mengajar dalam kondisi seperti ini dan harus memberikan
inovatif dan kreatif dalam mengajar.
Penutup
Sepertinya
perang melawan wabah COVID-19 ini masih dikatakan jauh dari selesai. Pasalnya setiap
hari korban yang terdampak masih terus bertambah, meskipun yang sembuh tetap
bertambah, tetapi yang meninggal pun terus bertambah banyak. Artinya kita harus
menjaga diri kita dari segala macam penyakit. Di mulai dari diri kita untuk
memperkuat Iman, Aman dan Imun.