Senin, 04 Maret 2013

Perbandingan Studi Tokoh II: Ketika Anas dan Anis selalu Uji Ketangkasan



Masing-masing tiap organisasi, lembaga, atau yang sejenisnya baik yang sifatnya kemahasiswaan maupun yang kemasyarakatan pasti memiliki tokoh atau panutan yang bisa dicontohkan bagi setiap organisasi maupun lembaga, baik yang sifatnya mahasiswa maupun yang sifatnya masyarakat.
             
Setelah tulisan saya dengan judul Perbandingan Studi Tokoh yang pertama: Antara K.H. Zainuddin M.Z. dengan K.H. Rahmat Abdullah, kini saya ingin menulis judul yang kedua. Dalam tulisan kali ini, saya akan menceritakan sedikit saja tentang ketangkasan kedua anak Bangsa ini yang tidak lain adalah Anas Urbaningrum dan Anis Matta yang suatu saat mungkin salah satunya akan menjadi orang No. 1 di Negara kita tercinta ini (Indonesia). Insya Allah.
            
Kita sering sekali melihat Anas dan Anis ini dalam uji ketangkasan, hanya saja Anas seorang Ketua Partai Demokrat namun sekarang sudah turun dan Anis seorang Wakil Ketua DPR RI, sekarang menjadi Presiden Partai Keadilan Sejahtera. Mungkin orang-orang melihat sosok ini adalah sosok yang biasa saja, namun bagi saya kedua sosok ini adalah sosok yang sangat fenomenal, mengapa?...
             
Karena Anas seorang Mantan Ketua PB HMI dan Anis Mantan Anggota Majelis Hikmah PP Muhammadiyah. keduanya sama-sama orang besar dalam membangun bangsa ini, umurnya sama-sama masih muda, sama-sama memiliki kapabilitas ilmu yang sangat memadai, sama-sama santri (Anak Pesantren), sama-sama politisi dan sama-sama Pemimpin Partai Cuma bedanya Partai yang dipimpin oleh anis partai Islam sedangkan Partai yang dipimpin oleh Anas partai Nasional. Jadi Tidaklah heran apabila keduanya sama-sama memperjuangkan Negara Indonesia dan Agama Islam.
             
Namun saya menemukan karakter yang berbeda dari kedua tokoh tersebut. Dimana saya menemukannya?.... Saya melihat, Anas selalu mengeksekusi agenda-agenda yang dikerjakan di partainya. Contoh: setiap ada kegiatan-kegiatan yang menyangkut partainya selalu mengambil langkah yang kongkrit, sedangkan Anis ternyata terlalu banyak apologi yang artinya minta maaf. Contoh: ketika Ludfi Hasan Ishak jadi tersangka karena dugaan kasus suap daging import sapi, dia melakukan taubat nasional sampai di ekspos di tv.
            
Tetapi disisi lain, Partai Keadilan Sejahtera semenjak dipimpin oleh Anis ternyata lebih solid, tegas dan berani dalam mengambil keputusan dan resiko, meski konsekuansinya cukup tinggi. Itulah sebabnya seluruh Kader Partai Keadilan Sejahtera tetap solid dan Istiqamah di partai tersebut. Sedangkan Partai Demokrat semakin galau dalam menghadapi masalah bahkan sampai Presiden RI pun sampai turut campur untuk menangani kisruh yang ada di internal partainya, terlebih setelah Anas mundur dari Ketua Partai Demokrat seluruh Kader jadi galau sehingga benar apa yang dikatakan oleh Jusuf Kalla dimedia: “PKS Lebih tegas daripada Demokrat dan Demokrat harus Belajar dari PKS”.
             
Rasanya saya tidak perlu banyak-banyak menceritakan ketangkasan mereka berdua dihadapan publik. Intinya mereka berdua sama-sama berkontribusi untuk Bangsa, Negara dan Agama ini. Tentunya Agama Islam. Bila saya melihat, keduanya sama-sama memiliki potensi dan motivasi untuk menjadi orang No. 1 di Negara Indonesia kita ini. Hanya saja, masih belum saatnya dikarena umurnya masih sangat muda dan pengalaman masih sedikit serta perlu banyak belajar lagi.
            
 Yah. Oleh karena itu keduanya sekarang harus belajar dulu dalam kepemimpin minimal dalam partai saja dulu setelah itu baru mencalonkan diri menjadi presiden. Siapakah yang diantara kedua orang ini yang akan menjadi No. 1 di Indonesia ini??..... Apakah Anas??.... ataukah Anis??.... atau bahkan Bukan keduanya dan tetap dari Militer lagi??.... Waktu yang akan menjawab semua ini.

Minggu 3 Maret 2013 Pukul 00.15