Pendidikan di gontor itu tidak selalu pendidikan yang
ber-intelektualistis, bukan berarti pelajaran itu tidak penting, tetapi
pelajaran yang diberikan di Gontor kepada kalian adalah pelajaran hidup, hidup
di masyarakat bukan hanya untuk memberikan apa yang kalian dapatkan di dalam
kelas, kalau anda pergi ke masyarakat anda pasti disuruh bekerja, pasti disuruh
berbicara, pasti dilihat sopan santunnya.
Ada orang yang berhasil bukan karena pintar, tetapi karena
dia baik, dan menjadi orang baik itu tidak mudah, orang menghargai seseorang
karena dia bekerja keras, tidak mudah, tapi dia kerja keras, didikan pondok
modern gontor itu bisa menjadi macam-macam, bisa menjadi professor, bisa
menjadi dokter, bisa menjadi pegawai negeri, bisa menjadi guru, menjadi kyai,
bisa menjadi pekerja yang professional, ilmunya hanya dari gontor, mentalnya
dari gontor, ilmu itu bisa dapat dari mana saja, maka dari itu janganlah kamu
segan-segan bermimpi, tidak mustahil ada dari anda ini yang akan menjadi
presiden, menteri, duta besar, dan pengusaha yang suskses.
Di gontor tidak ada didikan untuk menjadi menteri, atau duta
besar, yang ada adalah pendidikan mental untuk menjadi orang baik, kalau anda
tidak bisa menjadi orang yang berilmu dan berpengetahuan luas, maka jadilah
orang yang berbudi tinggi, ini sudah cukup untuk jadi bekal kalian untuk hidup
di masyarakat, kalau tidak bisa jadi orang baik, jadilah orang pintar, kalau
tidak bisa menjadi orang yang berilmu pengetahuan luas, jadilah pengusaha yang
tinggi dan suskes, tetapi yang banyak sedekah dan zakatnya. Disimpulkan menjadi
3 hal : 1.Jadilah orang yang berbudi tinggi dan berakhlakul karimah. 2.jadilah
orang yang berpengetahuan luas. 3.jadilah orang yang berpenghasilan tinggi dan
banyak sedekahnya.
Khoirunnaasi anfa’uhum
linnaasi, yang dimanfaatkan apanya? Kalau tidak ilmunya, ya berarti tenaganya,
uang yang dimanfaatkan, sekarang banyak sekali orang yang kaya di Indonesia ini
yang hartanya tidak bisa dimanfaatkan untuk umat islam, ini adalah harta yang
tidak manfaat, zakatnya itu bisa miliaran, tetapi kemana? Inilah pendidikan di
pondok modern gontor, berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan
berpikiran bebas. Berpikiran bebas di sini bukan sebebas-bebasnya, berpikiran
bebas itu kreatif, orang yang berpengetahuan luas pasti dia memiliki
kreatifitas yang tinggi, kalau ilmu anda adalah ilmu agama, berpengetahuan luas
dalam bidang agama, maka berpikiran bebas artinya adalah “ber-ijtihad”,
menjadi mujtahid, maka kelas 5 dan 6 anda membaca buku bidayatul-mujtahid, itu
artinya anda belajar menjadi mujtahid tetapi belum boleh menjadi mujtahid, baru
kelas 5 dan 6 ilmunya masih sedikit, jangan sok berpikiran bebas, anda belum
tahu bagaimana membedakan mana pendapat-pendapat yang benar dan mana
pendapat-pendpat yang salah, itu namanya “muqaranatul-madzahib”.
Kenapa anak-anak di sini ditaruh di magelang ketika setelah
yudisium capel, anda harus tahu hikmahnya, mungkin kalau anda ditaruh di gontor
pusat bisa saja anda tidak kerasan, karena di gontor jumlahnya 4.500, bisa saja
mental anda tidak kuat, bisa jadi anda tidak naik kelas di sana, hikmahnya di
sini juga banyak sekali, ini tempat begitu sangat indanhnya, air di sini
mengalir setiap saat, di gontor itu bunyi air sulit didengar, anda harus
bersyukur berada di sini, dan tempat yang seperti ini adalah tempat yang sangat
bagus untuk menggembleng mental, hanya orang yang bekerja dengan susah payahlah
maka dia bisa berhasil, apa ada orang yang malas-malasan bisa jadi
presiden/sukses? Tidak ada.
Ada istilah di gontor “Ke
Gontor Apa Yang Kau Cari?” tetapi yang
lebih penting lagi sebenarnya adalah “Bagaimana
Engkau Mencari?”. Di sini
kehidupan itu diatur oleh jiwa yang 5, Keikhlasan (guru-gurunya ikhlas, maka
muridnya pun ikhlas), tidak ada yang dibayar, dan dengan keikhlasan itu
barokahnya pasti besar, Sederhana, hidup kita seperti ini sederhana, jangan
bermewah-mewah, orang yang bermewah-mewah itu tidak akan jadi/berhasil,
Berdikari/Kemandirian, artinya kita tidak perlu bantuan orang lain, tidak perlu
dukungan orang lain, bahkan kalian sendiri hidup di dalam asrama itu mandiri,
Ukhuwah Islamiyah, di sini berkelahi itu dosa besar, karena tidak menghargai
persaudaraan atau ukhuwah islamiyah, Kebebasan, bebas di sini artinya bebas
tidak dibawah ormas apapun, tidak dibawah partai apapun, kebebasan bukan
berarti anda bebas melakukan apa saja, harus bisa memahami arti berpikiran
bebas dengan kebebasan. Itulah jiwa yang menghidupi pondok ini.
Ada yang berkata “masa
kita hidup di pondok modern, tetapi tidurnya di bawah, kegiatannya bikin capek
dan gak ada waktu istirahat.” Sekarang
bandingkan, kalau anda sekolah di luar (SMP,SMA), anda itu punya banyak waktu
kosong, berangkat sekolah jam 5 pagi dan sampai sekolah jam 7, nanti selesai
jam 2/3, kemudian pulang ke rumah sampe jam 5/6, waktu anda habis, belum nanti
waktu digunakan untuk main-main dengan perbuatan-perbuatan yang melanggar
syariat dll, isinya itu tidak ada, oleh karena itu suasana yang seperti ini (di
gontor) seharusnya itu menjadikan mental anda kuat, artinya anda tahan cobaan,
tahan godaan, tahan kelelahan. Kalau anda bisa bertahan atas segala kesulitan
ini maka anda akan sukses. Isya Allah. Maka dari itu semuanya yang terpenting
adalah mental anda dan kesungguhan anda dalam belajar.
Untuk mahasiswa UNIDA (guru-guru), tempat anda memang di
kampus magelang, akan tetapi universitas anda adalah universitas yang berkualitas
Internasional. UNIDA ini sudah memiliki MOU (Memorandum Of Understanding) di 40
universitas ternama di dalam dan di luar negeri. Kalau anda berprestasi, perlu
anda ketahui, sekarang ini yang namanya beasiswa itu mencari orang pintar,
siapa saja yang memiliki nilai yang bagus, maka anda akan DICARI, maka dari itu
di sini anda belajar bersungguh-sungguh selain anda menjadi guru, tidak ada
orang yang bisa memaksa kalian kecuali diri anda sendiri, tidak ada disiplin
anda harus belajar jam sekian sampai jam sekian kecuali anda sendiri, tidak ada
yang memaksa anda kuliah, silahkan anda tinggalkan kuliah, gak kuliah sama
sekali, akibatnya nanti akan anda rasakan sendiri.
Bagi mahasiswa yang tidak mau kuliah dan malas kuliah,
BERHENTI KULIAH, malas jadi guru, BERHENTI JADI GURU, sekarang pertanyaannya
kalau anda tidak doyan ilmu, tidak doyan belajar, maka alternative yang bisa
anda lakukan adalah mencari harta, kalau tidak cari ilmu, maka cari duit,
surganya orang yang alim dengan surganya orang yang kaya itu SAMA,التاجر الصدوق
في الجنة مع الشهداء والتابعين (pengusaha yang jujur itu tempatnya di surga
bersama para syuhada dan tabi’in), kalau
anda tidak bisa menjadi seorang yang alim, jadilah orang yang Tajir, kalau anda
tidak bisa dua-duanya, maka anda bukan orang yang bermanfaat untuk orang lain.
Seriuslah dan sungguh-sungguhlah ketika di S1, kalau anda di
S1 betul-betul berprestasi, maka ketiaka S2 ringan, bisa kemana saja, semakin
tinggi tingkat pendidikan itu sebenarnya semakin ringan, kalau semakin rendah, maka
semakin berat dan dibutuhkan kesungguhan, di KMI perlu kesungguhan, mental
dididik, kerja keras dididik, hafalan dididik. Di perguruan tinggi itu
dibutuhkan ketekunan, tekun belajar, S2 dan S3 tidak membutuhkan orang-orang
yang brilian, yang diperlukan hanya orang-orang yang tekun, belajarlah “berdarah-darah” betul-betul anda sekarang ini
tidak ada waktu untuk rileks, ada cerita yang namanya Ulat itu sebelum jadi
Kupu-kupu, dia diproses dulu jadi Kepompong, kepompong itu adalah sebuah
bulatan, ternyata ketika berproses menjadi kupu-kupu itu, ulat yang di dalam
kepompong itu berusaha dengan sekuat tenaga untuk keluar dari kepompong, begitu
dia bisa keluar, dia akan menjadi kupu-kupu yang sehat, dan bertahan hidup
lama. Suatu ketika ada orang yang ingin membantu membukakan kepompong itu,
disobek dan keluarlah kupu-kupu, ternyata setelah diamati, kupu-kupu yang
dibantu tersebut umurnya tidak panjang. Berarti orang yang bisa “survive” hidup itu apabila ketika masa mudanya dia bekerja
keras, kerja sekeras-kerasnya, nanti pada waktu tua, dia akan menikmati kerja
keras yang dia kerjakan di waktu muda tersebut. Maka siapkah anda bekerja
keras? Siapkah anda bekerja keras? Semoga 10-20-30 tahun lagi anda akan siap
berjuang menjadi tokoh-tokoh masyarakat. Aaaminnnn…..
Dikutip dari ceramah Kuliah Umum Babak I dalam acara Pekan
Perkenalan Khutbatul-Arsy di Pondok Modern Gontor Darul Qiyam Kampus 6
Magelang, Bulan September 2015.