Selasa, 27 November 2012

Kepemimpinan Negarawan dalam Perspektif Islam



->Arti negarawan: ahli dalam kenegaraan baik secara teoritis maupun praktis.

->Sepanjang sejarah, Zaman aksara= seorang diantara kelompok.

->Pada Abad pertengahan ada penamaan kepemimpinan: Kekaisaran, Kerajaan, Kepausan, Kekhaifahan, Kesultnan.

->Pada Abad Modern, transformasi dari monarki absolut menuju Republik:
Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, Revolusi Italia, Pemberontakan Mesir dan Turki Muda.

->Bagi Negrawan Sepanjang Sejarah: Muhammad SAW, Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman, Ali), Umar Bin Abdul Aziz, Abdullah Al-Ma’mun, Abdurrahman III, Al-Mawardi, Sholahuddin Al-Ayyubi, Muhammad II Al-Fatih, Muhammad Ali Pasha, Jamaluddin Al-Afghani, Hasan Al-Banna, Sir Muhammad Iqbal, Abu al-‘Ala Al-Madudi.

->Di Indonesia ada 4 Negarawan: 

-Pangeran Diponegoro.
-HOS. Tjokroaminoto.
-Jendral Soedirman.
-M. Nasir.

->Bagaimana dengan Negarawan hari ini? Politik atau Bukan?
Paradigma sekarang: 

-Brokrasi. 
-Kekuasan. 
-Licik. 
-Kejam. 
-Kepentingan partai.

->Paradigma politik yang ideal adalah:

-Pemerintah yang bersih.
-Kepentingan bangsa.
-Demi kemashalatan ummat.

->Paradigma Politik dalam Islam:

-Aktivitas apapun untuk kemaslahata umat
-Politik bukan hanya pemerintah
-Bicara politik, berbicara umat
-Politik harus dipegang seorang Negarawa

->Seperti Apakah Kualitas para Negarawan:

-Baik daya pemahaman.
-Tinggi intelektualitas.
-Cerdik dan pintar.
-Berargumen dengan benar.
-Cinta ilmu pengetahuan.
-Tidak serakah.
-Jujur dan membenci kebohongan.
-Berjiwa besar da budi luhur.
-Cinta keadilan dan benci kedzaliman.
-Kuat pendirian.

->Siapakah Negarawan Itu?

-Pejabat pemerintah yang adil. 
-Wakil rakyat yang aspiratif. 
-Ilmuan dengan karyanya, 
-Para akademisi, 
-Guru, 
-Perwira dan prajurit, 
-Pengusaha dan lain-lain.

Selasa, 13 November 2012

Ada Apa Dengan Bulan Muharram?

Tahukah kawan bulan-bulan yang diharamkan dalam Islam? Apa yang tidak boleh kita lakukan pada bulan-bulan Haram? Apa-apa saja keutamaan serta keistimewaan pada bulan Muharram? Mengapa penanggalan awal tahun Islam dimulai dari bulan Muharram? Serta Peristiwa & bid’ah apa saja pada seputar Bulan Muharram?

Sekilas tentang 4 Bulan Maram menurut Qur’an dan Hadhis       

Bulan-bulan yang diharamkan dalam Islam ada 4 bulan, yaitu: Bulan Rajab, Bulan Dzulqaidah, Bulan Dzulhijjah dan Bulan Muharram. Sebagaimana Sabda Nabi SAW:

“Sesungguhnya zaman(tahun) telah berputar sebagaimana keadaannya sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu terdapat dua belas bulan dan di antaranya ada empat bulan yang suci, tiga berturut-turut iaitu Zulqaeddah, Zulhijjah dan Muharram dan keempatnya ialah bulan Rejab ‘Mudhar’ yang jatuh antara dua Jamadil (iaitu Jamadil Awal dan Jamadil akhir) dan Sya’ban”. ( Hadith Muttafaqun ‘Alaih).

Adapun pada 4 bulan haram tersebut kita sebagai Umat Islam sangat melarang untuk melaksanakan peperangan dan berbuat kezaliman. Sebagaimana Firman Allah SWT:
“Janganlah kamu menzalimi diri kamu semua dalamnya (bulan-bulan haram)”. (Surah At-Taubah: 6).

Mengetahui Keutamaan Bulan Muharram.

Sesungguhnya bulan Allah bulan Muharram adalah bulan yang agung dan penuh berkah, ia adalah bulan yang pertama dalam setahun dan salah satu dari bulan-bulan suci yang mana Allah berfirman tentangnya:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menzhalimi diri kamu dalam bulan yang empat itu…” (QS. At-Taubah : 36).

Adapun dalam bulan Muharram umat Islam disunatkan berpuasa pada hari-harinya. Sabda Nabi SAW:
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah iaitu Muharram” (Hadith riwayat Imam Muslim).

Termasuk ada Doa Akhir Tahun yang dibacakan sebelum masuk Magrib dan Doa Awal Tahun selepas waktu magrib/sebelum isya. Meskipun memang tidak ada dalam Sunnah Nabi/Bid'ah, tetapi ini termasuk Bid'ah Hasani. Bid'ah yang masih dalam konteks kebaikan.

Selain itu disunatkan juga untuk kita berpuasa pada hari ‘Asyura iaitu pada 10 Muharram
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang shaum pada hari Asyura`, maka beliau menjawab :
“(Shaum tersebut) menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lewat.” [HR. Muslim 1162)

Walaupun ada kesamaan dalam ibadah, khususnya berpuasa, tetapi Rasulullah saw memerintahkan pada umatnya agar berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Yahudi, apalagi oleh orang-orang musyrik. Oleh karena itu beberapa hadits menyarankan agar puasa hari ‘Asyura diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari ‘Asyura.

Secara umum, puasa Muharram dapat dilakukan dengan beberapa pilihan. Pertama, berpuasa tiga hari, sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya, yaitu puasa tanggal 9, 10 dan 11 Muharram. Kedua, berpuasa pada hari itu dan satu hari sesudah atau sebelumnya, yaitu puasa tanggal: 9 dan 10, atau 10 dan 11. Ketiga, puasa pada tanggal 10 saja, hal ini karena ketika Rasulullah saw memerintahkan untuk puasa pada hari ‘Asyura para sahabat berkata: “Itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, beliau bersabda: “Jika datang tahun depan insya Allah kita akan berpuasa hari kesembilan, akan tetapi beliau meninggal pada tahun tersebut.” (HR. Muslim). 

Mengapa Penaggalan Awal Tahun Dimulai pada Bulan Muharram?

Pada Masa Kekhalifahan Umar Bin Khattab, Islam sudah menyebar begitu luas kekuasaanya dari Timur Khurasan sampai Barat Tripoli meimbulkan persoalan administrasi salah satunya dalam masalah penanggalan Islam.

Disini Majelis para Majelis merasa kebingungan dalam menempatkan awal Tahun Islam. Apakah akan memakai tahun kelahiran Nabi Muhammad saw., seperti orang Nasrani? Apakah saat kematian beliau? Ataukah saat Nabi diangkat menjadi Rasul atau turunnya Al Qur'an? Ataukah saat kemenangan kaum muslimin dalam peperangan?

Ternyata pilihan majelis Khalifah 'Umar tersebut adalah tahun di mana terjadi peristiwa Hijrah. Karena itulah, kalender islam ini biasa dikenal juga sebagai kalender hijriyah. Kalender tersebut dimulai pada 1 Muharram tahun peristiwa Hijrah atau bertepatan dengan 16 Juli 662 M. Peristiwa hijrah Nabi saw. sendiri berlangsung pada bulan Rabi'ul Awal 1 H atau September 622 M.

Pemilihan peristiwa Hijrah ini sebagai tonggak awal penanggalan islam memiliki makna yang amat dalam. Seolah-olah para sahabat yang menentukan pembentukan kalender islam tersebut memperoleh petunjuk langsung dari Allah. Seperti Nadwi yang berkomentar:

"Ia (kalender islam) dimulai dengan Hijrah, atau pengorbanan demi kebenaran dan keberlangsungan Risalah. Ia adalah ilham ilahiyah. Allah ingin mengajarkan manusia bahwa peperangan antara kebenaran dan kebatilan akan berlangsung terus. Kalender islam mengingatkan kaum muslimin setiap tahun bukan kepada kejayaan dan kebesaran islam namun kepada pengorbanan (Nabi dan sahabatnya) dan mengingatkan mereka agar melakukan hal yang sama."

Beberapa Kejadian pada Bulan Muharram

Keutamaan Bulan Muharram ini ternyata tidak pernah lepas dari peristiwa-peristiwa pada tanggal 10 Muharram, banyak peristiwa bersejarah yang berlaku pada 10 Muharam ini yang perlu kita ketahui 
  1. Hari pertama Allah menciptakan alam. 
  2. Hari Pertama Allah menurunkan rahmat. 
  3. Hari pertama Allah menurunkan hujan. 
  4. Allah menjadikan 'Arasy. 
  5. Allah menjadikan Luh Mahfuz. 
  6. Allah menjadikan Malaikat Jibril. 
  7. Nabi Adam a.s. dicipta. 
  8. Diampunkan dosa Nabi Adam a.s. setelah bertahun-tahun memohon keampunan kerana melanggar larangan Allah. 
  9. Nabi Idris a.s. diangkat darjatnya oleh Allah dan Malaikat Izrail membawanya ke langit. 
  10. Diselamatkan Nabi Nuh a.s. dan pengikutnya dari banjir besar selama enam bulan dan bahtera baginda selamat berlabuh di puncak pergunungan. 
  11. Nabi Ibrahim a.s. dilahirkan di kawasan pedalaman dan terselamat dari buruan Raja Namrud. 
  12. Nabi Ibrahim a.s. diselamatkan Allah dari api Raja Namrud. 
  13. Nabi Yusuf a.s. dibebaskan dari penjara setelah meringkuk di dalamnya selama tujuh tahun. 
  14. Nabi Yaakub a.s. telah sembuh buta matanya ketika kepulangan anaknya Yusuf di hari tersebut. 
  15. Nabi Ayub a.s. disembuhkan dari penyakitnya. 
  16. Nabi Musa a.s. telah diselamatkan daripada tentera Firaun dan berlakunya kejadian terbelahnya Laut Merah. 
  17. Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s.. 
  18. Nabi Yunus a.s. selamat keluar dari perut ikan paus setelah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam. 
  19. Kesalahan Nabi Daud a.s. diampuni Allah. 
  20. Nabi Sulaiman a.s. dikurniakan Allah kerajaan yang besar. 
  21. Nabi Isa a.s. diangkat ke syurga ketika diburu oleh tentera Rom untuk menyalib baginda. 
  22. Saidina Hussein bin Ali telah syahid akibat dibunuh dengan kejam di Karbala oleh tentera khalifah Bani Umaiyyah iaitu Khalifah Yazid. 
  23. Berdirinya Kiamat dan Kehancuran Alam Semesta pun Allah tetapkan pada tanggal 10 Muharram.

Bid'ah Disekitar Umat Pada Tanggal 10 Muharram.

Meskipun Bulan Muharram adalah bulan yang agung, akan tetapi lagi-lagi Iblis Laknatullah tidak henti-hentinya untuk menggoda dan mengganggu seluruh keturunan Adam agar terjerumus kepada lembah kesesatan. Iblis membuat 2 Bid'ah yang satu diantaranya hari kegembiraan dan satu diantaranya hari kesedihan: 
  1. Untuk Hari Kegembiraan, biasanya dilakukan oleh kalangan Ahlus Sunnah. Karena pada hari Asyura tersebut banyak peristiwa-peristiwa yang menyenagkan Umat Islam dan juga pada hari itu juga Umat Islam diselamatkan oleh Allah dari bencana, sehingga banyak sekali acara-acara yang kegembiraan yang melampaui batas. 
  2. Dan untuk Hari Kesedihan, biasanya dilakukan oleh kalangan Syi'ah,  Karena pada hari  Asyura itu juga Al-Husain RA. gugur sebagai Syahid karena kekejaman oleh tentara yang dipimpin oleh Ubaidillah Bin Ziyad pada masa Dinasti Umayah yang dipimpin oleh Yazid Bin Mu'awiyah. Sehingga kalangan Syi'ah mengganggap hari Asyura adalah hari berkabung dan disitu juga orang-orang Syi'ah melakukan peraktik menyiksa diri dengan benda apapun dan terikak sekeras secara berlebihan untuk mengenang syahidnya Al-Husain.
Padalah keduanya dalam Islam tidak ada ajarannya bahkan sangat melarang sekali apalagi sampai melampau batas.

(Bagi yang ingin mengetahui siapa yang menghianati Al-Husain sehingga beliau terbunuh? dan siapa yang menyebarkan Fitah kedalam tubuh umat Islam sehingga terbentuknya 2 Bid'ah? serta siapa 2 sosok At-Tsaqafi itu dalam pendapat Ulama? Insya Allah saya akan menuliskannya dengan Judul: Al-Husain, Sudut Pandangan Khawarij, Syi'ah dan Ahlus sunnah Wal Jama'ah).  

Penutup.

Sepertinya saya tidak perlu panjang lebar lagi untuk membahas Bulan Muharram. Intinya dalam Bulan Muharram ini adalah banyak sekali keutamaan-keutamaan dan sunnah-sunnah yang perlu kita ketahui bersama. Keutamaan bulan Muharram tidak pernah lepas dari peristiwa yang bertepatan pada tanggal 10 Muharram artinya keduanya sangat memikiki keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan. Banyak sekali kejadian-kejadian pada hari tersebut untuk kita renungkan bersama betapa maha kuasanya Allah dalam kejadian pada bulan Muharram. Disamping itu juga banyak sekali masalah-masalah bid’ah sekitar bulan Muharram.

Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik diawal Tahun Hijriyah ini untuk kita semua dan selamat dari segala bencana yang akan kita hadapi kelak. Aamiin.

Sumber: Berbagai Sumbar 

(Tulisan Ini Untuk Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1434 Hijriyah). 

Rabu, 07 November 2012

Belajar Dari Marsinah, Sengkon dan Karta serta Wartawan Udin Bernas.


NEGARA HUKUM YANG ANEH

Negara Indonesia ini adalah Negara Hukum dimana setiap masyarakat Indonesia mandapat perlindungan hukum baik masyarakat tingkat atas maupun tingkat bawah sekalipun. Sebagaimana dalam Penjelasan UUD 1945 (setelah amandemen) yaitu pasal 1 ayat (3); “Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat)”.

Namun saat ini bahkan hari ini, hukum dinegara kita (Indonesia) ternyata hanya membela orang-orang yang punya kekuasaan tertinggi, memiliki uang yang banyak atau orang terkenal dan lain sebagainya, dan sering ketidak berpihakkan kepada orang miskin dan lemah. Cobalah kita tengok orang-orang yang kaya n terkenal, punya kedudukan yang tinggi dan punya uang yang banyak, Kalau dapat masalah meskipun kecil ANTRI yang di bela dan yang membelanya bukan Cuma 1 atau 2 orang, tetapi lebih bahkan bisa membentuk tim pembela.

Tetapi, si miskin dan si lemah yang terpuruk dari segi kehidupan, hak azasinya terinjak-injak, terseok-seok mencari keadilan bahkan sampai mengemis sekalipun, tidak ada satupun yang membela bahkan tidak tersentuh sama sekali.

Masihkah kita ingat dengan nasib yang menimpa Marsinah yang hampir 20 tahun bahkan tahun depan kasusnya akan di kadarluasakan ???..... Nasib yang menimpa Sengkon dan Karta yang dituduh mencuri dan merampok yang akhirnya mereka berdua dipenjara tahunya selama 10 tahun ternyata tidak bersalah dan menjadi korban salah tangkap ???..... dan juga Wartawan Udin Bernas yang sudah 16 tahun belum juga selesai dan 2 tahun lagi kasusnya juga akan di kadarluasakan???.....

Dimana mereka betul-betul terseok-seok bahkan sampai mengemis-ngemis hanya untuk mencari keadilan yang SAMPAI HARI INI urusannya masih belum selesai, ga jelas dan remeng-remeng (samar-samar), ini baru kasus yang diangkat ke permukaan. Entah berapa banyak marsinah-marsinah di negara ini???.... sengkon dan karta-sengkon dan karta di tahan air tercinta ini???.... dan udin-udin di negeri pertiwi ini???.....  

Apa yang menyebabkan kasus mereka terhenti sampai saat ini???...... Jawabannya sederhana. Yaitu, karena ga punya pulus (uang/duit). Kalau ada pulus urusan mulus tetapi kalau ga punya pulus urusan manfus, jangan sampai ada lagu baru “maju tak gentar membela yang bayar”. Biar bertentangan dengan hati nurani, biar bertentangan dengan opini publik, biar bertentangan dengan rasa keadilan siapa yang bayar mau benar atau salah Belain terus. Kalau kondisi hukum seperti ini terus jangan harap keadilan akan ditegakan, jangan harap keadilan akan membela kepada si miskin dan si lemah dan Mafioso keadilan akan tetap gentayangan.

Jangan heran kalau sekarang muncul “Street Justice” yang artinya Pengadilan Jalanan sebagai refleksi atas ketidak puasan rakyat kepada hukum di Indonesia selama ini bilamana yang kecil salah dan terlihat di kasat mata hukum cepat-cepat ditegakan tetapi yang besar salah, contoh: kasus koruptor, money laundering, penebangan hutan ramai-ramai, terorisme, dan lain-lain. Jawabannya: “Orang Diam Pura-pura Tidak Mengerti”. Akhirnya muncul luka terhadap rasa keadilan.

Kita kembali lagi ke masalah yang menimpa Marsinah, beliau adalah seorang buruh yang menjadi korban pembunuhan di masa orde baru yang sampai hari ini urusannya belum selesai. “Kalau Komnas HAM serius, pasti masih bisa dilanjutkan. Lagipula, kasus Marsinah ini kasus penting." Harry menambahkan rakyat juga bisa berpartisipasi mendesak pemerintah atau Komnas HAM untuk bergerak”.

“Kami merasa sangat kecewa ketika pemerintah saat ini menyebut bahwa kasus Marsinah bukanlah kasus pelanggaran HAM terberat di negeri ini,” kata Akbar. Setelah 14 tahun reformasi, tak terungkapnya kematian Marsinah menjadi pertanda gagalnya proses reformasi bidang hukum”. Bisa di lihat juga di webside tempo (http://www.tempo.co/read/news/2012/05/08/173402558/Kasus-Marsinah-Sulit-Diungkap-Lagi pada hari  Selasa, 08 Mei 2012 | 22:58 WIB).

Lalu masalah yang menimpa Sengkon dan Karta, beliau berdua adalah petani berasal dari Bojongsari, Bekasi, Jawa Barat. Mereka menerima vonis pengadilan negeri Bekasi dengan hukuman 12 tahun (Sengkon) dan 7 tahun (Karta) atas dakwaan pembunuhan dan perampokan. Putusan itu dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Jawa Barat. Putusan itu berkekuatan hukum tetap, sebab Sengkon dan Karta tidak kasasi. 

Sengkon dan Karta menjadi penghuni LP Cipinang dan dalam penjara itu mulai terkuak masalah sebenarnya. Seorang penghuni LP bernama Gunel mengaku sebagai pelaku perampokan dan pembunuhan yang dituduhkan kepada Sengkon dan Karta. Gunel diadili, terbukti dan ia dihukum sepuluh tahun penjara.
            
Sengkon ketika diwawancarai wartawan, mengatakan : bahwa dia hanya berdoa agar cepat mati, karena penyakit TBC terus merongrongnya dan tidak ada biaya untuk meneruskan hidup. Sudah habis terkuras menghadapi kasusnya yang panjang.

Keluarga Karta dengan seorang isteri dan 12 orang anak kocar kacir. Semua sawah dan tanah mereka sudah dijual habis untuk biaya hidup dan membiayai perkara. Lebih tragis lagi, Karta mengalami musibah tewas tertabrak truck tidak lama setelah dibebaskan dari penjara. Bisa dilihat (http://umum.kompasiana.com/2009/09/29/legenda-sengkon-karta/ Pada tanggal 29 September 2009 | 19:23).
            
Dan Satu lagi, Udin Bernas seorang wartawan bernas yang nama aslinya adalah Fuad Muhammad Syafruddin yang sudah 16 tahun kasusnya masih belum tuntas bahakan akan di kadarluasakan 2 tahun dari sekarang. Bertepatan dengan peringatan Hari Kebebasan Pers Internasional 3 Mei 2012, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia beserta kawan-kawan perwakilan beberapa media cetak dan elektronik, mengadakan ziarah ke makam Udin yang berada di Dusun Gedongan Trirenggo Bantul.
                
Eko juga kembali mengingatkan, bahwa sudah 16 tahun semenjak terbunuhnya Udin pada 16 Agustus 1996. ini menunjukkan bahwa tidak ada niat baik dari pihak berwajib, dalam hal ini Polda DIY untuk mengusut kasus ini secara tuntas.
            
Sementara itu, Heru Prasetyo selaku rekan Udin semasa bekerja di Harian Bernas, mengaku, sebelum almarhum terbunuh, memang sempat curhat kepadanya tentang pemanggilan dirinya oleh Dandim Bantul kala itu, namun tidak bercerita substansi pemanggilan itu.

Udin dikenalnya sebagai jurnalis yang kritis, terutama pada kebijakan pemerintah setempat. Heru juga menyatakan mendesak pihak berwenang untuk segera mengusut tuntas kasus ini. Ia bersama rekan-rekan lain telah mengupayakan melalui Komnas HAM. Bisa dilihat di  (http://www.tribunnews.com/2012/05/04/sudah-16-tahun-pembunuh-wartawan-udin-belum-terungkap pada hari Jumat, 4 Mei 2012 03:10 WIB).

RENUNGAN

Dari kasus yang menimpa saudara tercinta kita Marsinah, Sengkon dan Karta serta Udin Bernas merupakan sebuah BUKTI NYATA bahwa hukum hari ini sudah tidak lagi berpihak kepada si miskin dan si lemah yang hak azasinya di injak-injak, yang terseok-seok, ngemis-ngemis bahkan sampai menangis darah sekalipun hanya untuk mencari sebuah keadilan yang sampai hari ini belum juga tuntas dan ini baru empat orang saja yang diangkat ke permukaan, entah berapa banyak orang-orang yang nasibnya serupa seperti mereka.

Akankah kasus yang sama akan terulang kembali dikarenakan aparat penegak hukum sudah tidak peduli kepada yang miskin dan lemah dan hanya peduli kepada orang-orang yang memiliki kedudukan yang tinggi, orang terkenal dan banyak uang???........

Kasus yang menimpa saudara kita seperti Marsinah, Sengkon dan Karta, serta Udin Bernas mudah-mudahan bisa membuka mata hati kita tentunya sebagai para penegak hukum untuk terus menyampaikan suara kebenaran dan keadilan tentunya membela orang kecil, miskin, dan lemah di negeri pertiwi ini meski taruhannya adalah nyawa sekalipun, minimal kita lakukan dari hal yang terkecil terlebih dahulu.

Selasa, 06 November 2012

Siapakah Pahlawan Hari Ini?


Mengenang Para Pahlawan Kita
            
Negara Indonesia yang kita cintai ini tidaklah akan pernah berdiri tanpa jasa-jasa para Pahlawan kita yang setiap harinya berjuang untuk melawan para Penjajah dari Eropa yang dimulai dari Abad 15 Sampai pertengahan Abad 20.
            
Para Pahlawan tersebut adalah Pitung, Pattimura, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponoegoro, Pangeran Antasari, Sisimangraja, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Teuku Cit Di Tiro, Teuku Abdul Jalil, KH. Jaenal Mustofa, Supriyadi, Moh. Toha dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan sampai kepada Bung Karno, Bung Hatta, Jendral Soedirman dan Jendral A.H. Nasution.
            
Mereka semua berjuang selain demi melawan penindasan dari para penjajah Eropa, mereka juga berjuang demi merebut kemerdekaan meskipun nyawa mereka sendiri yang menjadi taruhan. Dan setelah perjuangan panjang yang dilakukan oleh para Pahlawan kita yang harus dibayar dengan ratusan ribu nyawa akhirnya Negara Indonesia Merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 meskipun masih ada pergolakan-pergolakan.

Bagaimana dengan Hari Ini?
            
Setelah 67 tahun Negara kita Merdeka, perjuangan kita sebagai Bangsa Indonesia tidaklah berakhir sepenuhnya, memang Perang kemerdekaan sudah berakhir akan tetapi perjuangan untuk mengisi atau mempertahankan Bangsa Indonesia ini masih terus berlanjut. Tidak selesai pada peperangan saja.

Banyak sekali perjuangan kita sebagai Bangsa Indonesia yang harus kita lakukan dimulai dari memberantas kemiskinan, membasmi para bandit-bandit bardasi (koruptor) dan menagani masalah kejahatan-kejahatan, mencerdaskan kehidupan bangsa (baik melalui pendidikan, alam, social maupun bahasa), menjaga persatuan antar sesama daerah-daerah yang sampai saat ini masih konflik, memerangi para teroris, memperbaiki sistem ekonomi, memperjuangkan nasib kehidupan masyarakat, dan lain sebagainya.

Disitulah kita memerlukan sosok Pahlawan yang dimana kondisi saat ini sesuai dengan ilmu atau profesi kita masing-masing. Oleh karena itu kita tidak bisa diam saja dengan keadaan yang sudah carut-marut ini dan menyalahi keadaan yang sudah terjadi tetapi harus berfikir Apa yang bisa saya atau kita lakukan sekarang?.

Siapakah yang harus disebut PAHLAWAN?
            
Sebagaimana judul tulisan diatas siapa sih pahlawan sejatinya pada hari ini??..... jawabannya sederhana, Kita sendirilah pahlawannya. Tetapi seperti apa pahlawan itu??...... ini banyak sekali. Terjun ke dunia politik atau LSM untuk melakukan perubahan pada Negara dan mengatasi kemiskinankah??..... atau terjun menjadi para penegak hukum untuk memberantas kejahatan n membasmi para koruptorkah??...... atau sebagai para Da’I terjun untuk berdakwah kepada masyarakat mengajak yang makruf mencegah yang munkarkah??...... atau membuat tulisan/buku untuk dimuat ke media/dijual ke toko-toko bukukah??..... atau sebagai guru, mengajari murid-murid disekolah tanpa kenal lelahkah??..... atau sebagai siswa, harus mengenal sosok para pahlawan untuk mengambil contoh yang terbaik untuk diri dan orang lain??..... Atau sebagai mahasiswa, harus menjadi aget of change (Agen Perubahan) untuk memperjuangkan nasib rakyat??...... atau seperti apa pahlawan itu??......
            
Bagi saya pribadi, boleh-boleh saja seperti itu. Karena tujuannya untuk kebaikan buat diri kita dan orang lain            tentunya untuk bangsa dan Negara kita, sebagaimana Al-Qur’an Surat AL-Baqarah Ayat 148 berbunyi:

وَلِكُلٍّۢ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا۟ يَأْتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ

Artinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Buatlah Sejarah
           
Jadi, Dalam menyambut Hari Pahlawan yang jatuh pada hari Sabtu tanggal 10 November 2012 ini, mari kita buat sejarah kita sendiri sesuai apa yang kita kerjakan hari ini. Baik menjadi seorang Murid, Mahasiswa, Guru/Dosen, Pengusaha, para Penegak Hukum, Penulis/Pembuat Buku, Insinyur, menjadi Tehnokrat, menjadi seorang Da’i/Ulama, Umara (Penguasa) atau menjadi apapun untuk kebaikan bahkan menjadi kepala rumah tangga dan ibu rumah tangga sekalipun.

Bukan karena ingin dianggap seperti super hero, tidak. Diaggap seperti jagoan yang ada di Televisi seperti power ranger, ultraman dan kamen rider, tidak juga. Tapi ini merupakan bagian dari Ibadah yang kita lakukan untuk nusa, bangsa dan agama ini. Jadi kita lakukan semua karena Allah, bukan karena mendapat pujuan seseorang dan jangan sekali-kali menjadi pahlawan kesiangan apalagi sok pahlawan, karena itu akan membuat diri kita manjadi terhina.

Sahabatku, hidup ini adalah sejarahmu, perjuanganmu, pengalamanmu, yang nanti kelak dikemudian hari akan dilihat, didengar, dibaca, bahkan dikenang dan dikirim doa oleh mereka semua yang mengenal dan mengetahui kita. Maka buatlah yang terbaik dalam hidup kita ini.             


                          
             

Senin, 05 November 2012

Peran Mahasiswa dalam Perspektif Islam.


Inilah Mahasiwa

Mahasiswa bila dilihat dalam pandangan islam adalah seorang pemuda yang penuh dengan antusias dan semangat dalam kebangkitan islam yang dicirikan seperti dakwah kampus, contohnya: Lembaga Dakwah Kampus, kegiatan organisasi eksternal kampus, serta community service  yang dilakukan oleh mahasiswa sebagaimana yang dicantumkan dalam Kisah Nabi Ibrahim (QS. Al An’aam: 74), Kisah Nabi Daud (QS. Al Baqarah: 251), Kisah Nabi Yusuf (QS Yusuf: 54-56), Kisah Ashabul Ukhdud (QS Al Buruuj), Kisah Ashabul Kahfi (QS. Al Kahfi: 13-14), serta Kisah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
           
Semangat dan Idealisme yang dimiliki oleh mahasiswa sangat berpengaruh sekali dalam kebangkitan bangsa, negara dan agama. Sehingga peranan mahasiswa selalu dijuluki Agent Of Change, dengan label ini mahasiswa diharapkan bisa merubah kondisi dan situasi dalam kehidupan masyarakat saat ini. Seperti kegiatan sosial yang dilakukan oleh mahasiswa yang kegiatan ini bertujuan selain membantu masyarakat tetapi juga diharapkan bisa merubah pola piker masyarakat dalam menyikapi suatu permasalahan. 

Teoritis dan praktek lapangan pun tak sama
           
Hanya saja, peranan yang dirasakan oleh masyarakat belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat, sehingga keberadaan mahasiswa sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Mengapa demikian? Itu disebabkan karena dari mahasiswa sendiri memiliki sifat individualisme atau bahasa sederhananya cuek/ tidak peduli dengan kondisi yang ada disekitarnya, pikiran mahasiswa masih terkotak-kotak atau saling membangga-banggakan kepentinggan golongannya sehingga sering menimbulkan sifat fanatik diantara mahasiswa yang lain yang tidak sepemahaman, padahal memiliki tujuan yang sama.
          
Bahkan yang lebih disorot oleh masyarakat yaitu aksi-aksi yang dilakukan oleh mahasiswa seperti demo-demo dijalanan dengan cara anarki, contohnya: bentrok antara mahasiswa dengan polisi, merusak fasilitas-fasilitas publik dan lain-lain. Membuat masyarakat memandang mahasiswa dianggap belum siap untuk menjadi agent of change tetapi memandangnya agent of demo. Terlebih mahasiswa saat ini semangat idealisme mahasiswa cenderung ditunggangi bahkan digadaikan oleh kepentingan-kepentingan tertentu, seperti ditunggangi oleh partai politik (Parpol). Makanya jangan heran apabila mahasiswa sekarang cenderung tidak memikirkan nasib masyarakat, tetapi lebih kepada kepentingan politik semata.

Solusi   
            
Setiap permasalahan pasti ada solusinya, solusi yang bisa diberikan dari saya pribadi. Pertama, lebih peduli kepada kondisi yang ada disekitar termasuk kepada masyarakat, jangan sampai cuek dengan mereka karena mereka sama-sama saudara kita karena dalam hadhis “Tidaklah termasuk beriman seseorang di antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i). Kedua, menghargai setiap perbedaan pendapat baik dalam satu organisasi maupun beda organisasi. Ketiga, merubah pola tindakan atau gerakan mahasiswa yang tadinya suka berbuat anarki menjadi aksi solidaritas dan langsung terjun kedalam dunia masyarakat. Keempat, buat para mahasiswa jangan terlalu terlibat dulu dalam segi politik praktis, karena besar kemungkinan apabila sudah terjun maka arah tujuannya sudah tidak murni lagi.

Renungan

Sebagai penutup mungkin ada hadhis Nabi (SAW) yang berbunyi: “sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat kepada orang lain”. Setiap perbuatan yang dilakukan tentunya harus ada manfaatnya, dengan hadhis ini bisa diharapkan agar mahasiswa mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki demi menolong orang lain tentunya masyarakat, baik itu dengan cara mengadakan kegiatan sosial kepada masyarakat, menyampaikan aspirasi masyarakat n mahasiswa melalui aksi tujun kejalan dengan tertib, bahkan terjun kedalam dunia masyarakat atau lebih dari itu yang penting ilmu yang dimiliki bisa memberikan manfaat kepada kemajuan dan kebangkitan bangsa, negara dan agama.

Belajar dari Gundala dan Wiro Sableng

Siapa yang tidak kenal dengan kedua sosok yang sangat populer di tanah air tercinta kita???..... Saya yakin pasti kenal meskipun hampir sebagian besar dari kita sudah mulai melupakannya. Mereka kedua adalah sosok jagoan asli dari Negara kita, Indonesia. Meskipun mereka adalah tokoh fiksi atau cerita, tetapi banyak sekali pelajaran yang meski kita dapat dari mereka.
            
Mereka adalah sosok pembela kebenaran, membasmi kejahatan dan kedzaliman dimuka bumi ini, dengan perbekalan yang seadanya mereka selalu siap menolong orang-orang yang kesusahan, lemah tak berdaya, siap dalam menegakan kebenaran yang mereka sendiri belum tahu hakikat dari kebenaran itu seperti apa dan siap selalu dalam menghadapi segala rintangan dan tantnagan yang ada didepan matanya.
              
Mekipun yang membedakannya tempat, daerah dan cerita, Gundala sosok jagoan dari Sumatera Utara. Sedangkan Wiro Sableng adalah sosok jagoan petualang yang selalu mengembara kemanapun dia pergi. Akan tetapi pada hakekat tujuannya tetap sama, yaitu menegekan kebenaran, membasmi kejahatan n kezaliman, menolong orang-orang yang lemah tidak berdaya, menjaga perdamaian.

Meski mereka berjuang selalu seorang diri dan dengan perbekalan yang seadanya tetapi mereka punya jurus pamungkasnya.  Gundala memiliki kecepatan lari yang luar biasa sehingga dijuluki Gundala Putra Petir dan Wiro Sableng memiliki Kapak Naga Geni 212 sehingga dijuluki juga Pendekar Kapak Naga Geni 212.

Bagaimana dengan kita?

Kita yang tahu tentang hakikat kebenaran tersebut, seharusnya lebih berani lagi dalam memperjuangkan untuk menegakan kebenaran dan membasmi kejahatan, jangan kalah dari kedua jagoan fiksi seperti Gundala dan Wiro Sableng. Apalagi kita dalam memperjuangakan dan membela kebenaran tidaklah sendirian.

Tentunya tujuan kita hanya karena Allah, bukan karena ingin dipuji. Coba saja kita lihat mereka berdua, mereka seorang jagoan yang memiliki kemampuan yang lebih tetapi mereka tidak mengharapkan pujian karena mereka hanya berjuang untuk membela kebenaran, membasmi kejahatan dan menolong yang kesusahan, lemah tak berdaya.

Kalau seorang Gundala dan Wiro Sableng berjuang membela kebenaran, membasmi kejahatan & kezaliman, siap menolong orang-orang yang kesusahan, lemah tak berdaya namun tidak tahu apa hakekat kebenaran seperti apa, seharusnya kita yang tahu akan hakekat dari kebenaran itu harus melebihi mereka.

Kalau seorang Gundala dan Wiro Sableng memiliki senjata pamungkas yang mereka miliki untuk memerangi sebuah kejahatan dan kezaliman serta mereka berjuang hanya seorang diri, seharusnya kita yang pemiliki banyak senjata pamungkas lebih berani dalam melawan kejahatan dan kezaliman. Apalagi kita tidak sendirian, karena kita memiliki banyak sekali teman seperjuangan baik di organisasi maupun lembaga.

Hanya Orang Biasa   

Sayang, kita tidak seperti mereka. Kenapa? Karena kita ini memang orang biasa yang tidak memiliki kekuatan apa-apa untuk merubah sesuatu keadaan dan yang bisa merubah hanya orang yang memiliki kekuasaan, mungkin saya akan coba merujuk kepada hadhis sebagai berikut:

"Barangsiapa di kalangan kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah ia dengan tangan. Jika tidak tidak mampu, maka cegahlah ia dengan lisan. Jika itu juga di luar kemampuannya, maka cegahlah dengan hati Sesungguhnya (mencegah dengan hati) selemah-lemah iman." (hadist Riwayat Muslim).

Barangkali dalam hadhis ini maksudnya, seorang penguasa yang memiliki kekuasaan dan kekuatan pasti akan menggunakan tangannya untuk mencegah kemunkaran, contohnya: dengan membuat peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah/penguasa seperti membuat Undang-Undang, turun tangan langsung untuk menanggani masalah tersebut dan semisal dengan itu. Untuk level para pendakwah atau para Ulama manggunakan dengan lisan meraka untuk mencegah kemunkaran, contohnya: menyampaikan meski dengan satu ayat atau ceramah/mengisi tausiyah kemana-mana. Dan orang biasa seperti kita hanya bisa dengan hati, contoh sederhananya adalah dengan berdoa.

Ditambah lagi kita ini masih gengsi, masih mengharapkan pujian, sanjungan dan lain sebagainya. Hingga yang terjadi melakukan sesuatu hanya mengharapkan sesuatu yang tidak pasti.

Jadi, Kita yang tahu apa yang terjadi, kita yang memiliki kepedulian kepada masyarakat atau teman yang sedang kesusahan, kita tahu didepan kita ada sebuah kemunkaran meski kita hanya orang biasa saja kita jangan berdiam diri saja, kita harus melakukan apa yang bisa kita lakukan sebagaimana yang dilakukan oleh kedua tokoh tersebut meskipun kita tidak sehebat mereka tetapi kita lakukan yang terkecil, setidaknya kita jangan sampai menjadi selemah-lemahnya iman.  

Itu saja yang bisa saya tuliskan, sebagai penutup kita ambil hikmah dari keberanian Gundala dan Wiro Sableng meski hanya sebuah tokoh fiksi belaka tetapi banyak sekali pelajaran yang kita dapati.