Sabtu, 12 September 2020

NEW NORMAL ATAU NEW ANORMAL? (Adaptasi Kebiasaan baru berujung Petaka)

 Oleh: Muhammad Iqbal Nur Hakim (Master Islamic World & Scout, U-Report No ID 46800655, Co. Founder Class Online Scout Indonesia).

Prolog

Sudah menjelang 6 bulan, wabah Pandemi atau sekarang lebih ke Endemi COVID-19 ini melanda Indonesia tertanggal dari 15 Maret 2020 hingga saat ini. Banyak sekali para dokter dari kalangan senior, junior bahkan relawan yang berjuang melawan wabah ini dan akhirnya mereka gugur saat bertugas. Total mereka yang gugur adalah 100 jiwa, ini belum termasuk yang lain. Total Positif hampir 200.000 orang, total sembuh sekitar 120.000 orang dan yang meninggal 8000 lebih. Dan setiap harinya selalu ada penambahan kasus bahkan semakin hari semakin bertambah parah dan memang diprediksi sampai Akhir tahun 2020 dan/ atau awal tahun 2021.

Namun, disisi lain, pemerintah baik dari tingkat Pusat sampai tingkat Kecamatan demi menjaga kestabilitas ekonomi dan kejenuhan maka diterapkan “New Normal” atau Adaptasi Kebiasaan Baru. Padahal sebagaimana yang telah kita ketahui, penyebaran COVID-19 ini semakin hari semakin ganas dan bertambah parah, tetapi pemerintah tetap menerapkan New Normal/ AKB ditambah masyarakat sudah jenuh dan sudah dianggap biasa dan semakin tidak peduli. Padalah inilah yang sangat berbahaya.

Motif Berlakuknya New Normal/AKB

Memang niat Pemerintah kita ini baik, tujuannya adalah mensabilkan kondisi negara Indonesia karena sejak wabah COVID-19 ini banyak sekali pengangguran dimana-mana, tempat-tempat pekerjaan banyak yang gulung tikar, penghasilan untuk kebutuhan menjadi sedikit sehingga tingkat perceraian sejak wabah COVID-19 ini terus bertambah, bahkan tingkat kejahatan seperti perampokan, pencurian, pembunuhan dan lain-lain menjadi bertambah banyak. Begitu  pun kegiatan sekolah dari tingkat TK sampai Kuliah S-1, S-2 dan S-3 banyak yang daring. Maka pemerintah melakukan konsep New Normal. Jadi seperti kembali lagi sebelum adanya wabah COVID-19.

Itulah awal motif pemerintah kita mau menerapkan New Normal/ AKB ini memang aku akui keputunannya baik. Akan tetapi, seharusnya penerapan New Normal/ Adaptasi Kebiasaan Baru ini tidak bisa diterapkan begitu saja. Karena untuk menerapkan konsep seperi ini, wabah COVID-19 ini harus ada penguruangan disetiap harinya. Bukan pada saat sekarang ini, dimana waban COVID-19 ini semakin hari semakin parah sehingga banyak sekali yang kena.    

Akibat Salah Mengambil Keputusan   

Apa yang terjadi sekarang ketika pemerintah tetap memaksakan penerapan konsep ini sedangkan kondisi semakin hari semakin parah?. Kita bisa melihat sendiri sekarang. Dimana yang masih berkerumun tetap berkerumun, yang ga pakai masker tetap banyak, dan masih banyak yang tidak mengikuti aturan-aturan protokol keseharan jadi wajar apalabila semakin kesini semakin bertambah, semakin ganas dan parah.

Kalau sudah separah seperti saat ini mau siapa yang akan disalahkan? Pemerintah kah? Masyarakat kah ? atau siapa?. Memang kalau bisa dikatakan keduanya sama-sama salah. Kenapa? Pemerintah yang membuat kebijakan malah dilanggar sendiri. Seperti hari ini kebijakannya A, Besoknya B, besoknya lagi C dan lain sebagainya sehingga masyarakat menjadi bingung dan tidak tahu harus merujuk ke yang mana. Ditambah lagi dengan kurangnya kesadaran dari masyarakat jadi lengkaplah sudah pemerintah bilang ini, masyarkat melakukan itu dan akhirnya wabah COVID-19 sudah terlanjur menyebar luas dan sampai separah ini.

Wabah COVID-19 akan menyerang ke semua orang layaknya Tsunami, Benarkah?

Jika ditanya tentang ini pasti aka nada yang menjawab antara iya atau tidak. Dan pasti akan banyak asumsi-asumsi dari yang berbeda pendapat. Tapi kalau dilihat dari kesadaran masyarakat, besar kemungkinan iya. Mengapa? Selain Wabah ini semakin hari semakin parah, tetapi apabila tidak ada kesadaran dari masyarakat dalam menjalankan prototol kesehatan bahkan sampai ada yang tidak peduli akan kesehatan, pasti akan mengenai semua orang dan hari ini pun akhirya terjadi. Banyak sekali kasus-kasus yang di dapati di seluruh Indonesia baik di sekolah, perkantoran, pasar, dan masih banyak lagi yang kita kenal dengan nama “Klaster Baru Penyebaran COVID-19”.

Dan bila hal-hal seperti ini masyarakat masih belum ada kesadaran apalagi sampai tidak peduli lagi termasuk mengabaikan protocol kesehatan termasuk pemerintah salah mengambil sikap dan kebijakan. Saya berani yakin, “Dalam waktu 4 bulan (Oktober-Desember) Dari Sekarang. Wabah COVID-19 ini akan mengenai semaua orang seperti korban tsunami. Jumlah positif bukan lagi ribuan tetapi bisa jadi Jutaan perharinya dan yang meninggal bukan lagi ratusan perhari tetapi lebih dari itu bisa sampai jutaan yang meninggal karena wabah COVID-19 per harinya kerena kesalahan dalam kebijakan pemerintah dalam menyelesaikan bencana ini dan tidak ada kesadaran masyarakat akan bahaya wabah COVID-19 ini”.

Aku teringat pesan dari Habib Husen Bin Thoha. Beliau adalah Dzuriah Nabi Muhammad SAW. Tepatnya hari ke 30 Ramadhan sebelum Idul Fitri. Beliau menyampaikan Ceramah dan Pesan ke seluruh Warga Indonesia seperti ini “Keselamatan Indonesia ditentukan 15 hari setelah lebaran, apabila warga Indonesia tidak mematuhi imbauan dari pemerintah untuk memutus mata rantai COVID-19 ini, lihat saja sebentar lagi wabah COVID-19 akan menampar seluruh wajah-wajah kalian disetiap rumah-rumah”. Pesan yang beliau sampaikan rupanya berbentuk isyarat dan firasat yang memang betul-betul akan terjadi setelah ini dan aku mendengarnya merindung. Dan aku pun akhirnya merasakan ada firasat buruk ketika mendengar ceramah sekitar hari ke 20 Syawal. Dimana firasatku ini mengatakan bahwa Wabah COVID-19 akan semakin parah sampai 2021, sekolah, kampus dan pengajian akan ditutup, haji dilarang dan huru hara seperti kejahatan-kejahatan, pencurian, perampokan, penculikan dan pembunuhan akan semakin banyak selama itu. 

Subhanallah. Kini firasat dari Habib Husen dan dariku betul-betul terjadi. Kita berlindung dari segala wabah penyakit dan segala bentuk kejahatan-kejahatan lainnya. Aamiin. Karena memang apa yg dikatakan dan difirasatkan betul-betul sedang terjadi. Meski begitu kita harus terus berdoa, dekat kepada Allah, jauhi segala bentuk-bentuk yang merugikan, tetap dirumah karena wabah dan fitnah semakin banyak ketika diluar rumah bila keluar rumah hanya dalam kondisi sangat genting dan penting. 

Apa yang bisa kita lakukan?

Pernah aku menyampaikan Tausiyah Ngopiq (Ngobrol Perkara Iman dan Taqwa) via WhatsApp tentang New Normal atau New Dead. Dimana isinya lebih singkat dari tulisan ini. Banyak yang mengatakan wabah COVID-19 ini adalah Virus nyata, ada juga yang mengatakan ini adalah konspirasi dari Cina untuk menjadikan senjata pemusnah massal, ada yang mengatakan lain sebagainya. Nah, sekarang aku balik nanya “kalau ini adalah Penyakit kamu mau ngampain?” “kalau ini konspirasi kamu mau melawan pakai apa?? Kosnpirasi adalah sebuah kejahatan makar yang sangat sulit dilawan karena sistemik kalau kita melawan jusru kita yang akan mati”.

Lantas apa yang seharusnya kita lakukan dalma menghadapi Endemi COVID-19 ini yang dimana memasuki New Normal/ Adaptasi Kebiasaan Baru tetapi wabah semakin hari semakin ganas dan semakin parah?

1. Tetap optimis, yakin, penuh harap dan doa kepada Allah SWT.

Karena Allah SWT adalah sang Maha pemilik segalanya, penyakit datangnya dari Allah SWT menyerang dan mengambilnya bagaimana kehendak Allah SWT, bisa saja ini adalah teguran kepada kita semua karena kita kurang dekat dengan Allah SWT sehingga Allah SWT memberikan teguran berupa wabah ini agar kembali kepada Allah SWT dan juga bisa berupa Ujian bagi kita yang berimana kepada Allah SWT agar kita bisa terus mengambil hikmah dibalik musibah ini. Sehingga kita tetap yakin kepada Allah SWT kelak wabah ini akan diangkat oleh Allah SWT sekehendak-Nya.

Oleh karena itu jangan menyerah dalam berdoa agar kita semua selama dari segala musibah dan bencana dan tetap yakin semoga wabah ini diangkat oleh Allah SWT.

2. Jangan termakan berita-berita yang belum tentu itu benar adanya.

Apalagi dalam kondisi seperti ini banyak dari kalangan tertentu yang ingin menyebarkan berita tetapi tidak pada sumber yang valid dan dipercaya sehingga berapa banyak yang tertipu dan melemahkan semangat semua orang. Maka dari itu kita harus terus hati-hari terkait berita tantang Wabah COVID-19 ini.

Carilah berita-berita yang valid terkait kondisi penyebaran COVID-19 ini, jangan sampai termakan dengan berita-berita yang belum tentu benarnya.

3. Jangan keluar rumah kecuali bila sangat genting.

Tentu ini sudah jauh-jauh hari sejak wabah COVID-19 ini mulai merambah ke negeri Indonesia dan akhirnya banyak sekali yang terkena wabah ini, maka jalan satu-satunya yang aman adalah tetap dirumah dan terus bersabar dengan apa yang bisa kita lakukan dalam menghadapi wabah COVID-19 yang menyebar ke seluruh Dunia. Jika ada yang mau keluar rumah hanya hal-hal yang sangat genting dan penting sekali. Jika tidak maka akan mendatangkan Mudharat yang lebih besar lagi dan mengerikan.

4. Terus jadi garda dan benteng terakhir untuk semua orang.

Untuk kalian yang berprofesi sebagai doker, polisi, tentara, PMI, Damkar, relawan kesehatan, relawan dari satuan manapun, baik dari Pramuka, Komunitas, Rohis, para aktivis mahasiswa dan lain-lain yang berjuang digaris depan dalam memerangi COVID-19 ini. Tetap semangat, jangan menyerah, meski banyak teman-teman yang jatuh berguguran (Insya Allah mereka Syuhada) tetapi kalian adalah benteng terakhir bagi kami. Maka jangan kendor dan bersedih, teruslah semangat dan tetap bangkit. Insya Allah perjuangan dan pengorbanan kalian sudah Allah SWT catat sebagai amal Jihad menolong banyak orang bila kalian gugur Insya Allah Syuhadah.

5. Hidup sehat Ala Rasulullah SAW.

Tentu ini merupakan cara yang terbaik dalam mencegah dan menghadapai Wabah COVID-19 ini yang semakin hari semakin parah. Maka tentu kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW harus selalu menjaga pola makan, istirahat dan kebiasaan hidup lainnya dengan pola hidup sehat yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Agar kita selaku umatnya mendapatkan syafaat tertinggi. Aamiin.

Penutup

Kita tidak tahu kapan wabah ini akan selesai. Tetapi yang jelas ini masih jauh dari selesai. Meski pemerintah sudah menggagas New Normal/Adaptasi Kebiasaan Baru, tetapi pada kenyataanya korban terus bertambah dan wabah semakin parah. Tetapi meski begitu kita tetap jangan pesimis, harus yakin bahwa kita punya Allah SWT kita memohon perlindungan dan ketia memang harus berkeluar rumah, tetap ikui prosedur protokol kesehatan dalam pencegahan COVID-19.

Semoga Allah SWT melindugi kita semua dari segala wabah dan penyakit yang sedang melandan di negeri kita ini. Kalau pun memang kita berada pada puncak-puncak parahnya sampai Akhir tahun dan/atau awal tahun. Semoga kita tetap bersabar dan kita ambil hikmah yang sedang terjadi. Aamiin. Wallahu A’lam bish shawwab.

INILAH SEJARAH PKI YANG TIDAK BOLEH DILUPAKAN OLEH KITA SEMUA

Mari kita lihat kebelakang biar kita tau


Tgl 31 Oktober 1948 :

Muso dieksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH. Lukman dan Nyoto pergi ke Pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).


Akhir November 1948 :

Seluruh Pimpinan PKI Muso berhasil dibunuh atau ditangkap, dan Seluruh Daerah yang semula dikuasai PKI berhasil direbut, antara lain : 

1. Ponorogo, 

2. Magetan, 

3. Pacitan, 

4. Purwodadi, 

5. Cepu, 

6. Blora, 

7. Pati, 

8. Kudus, dan lainnya.


Tgl 19 Desember 1948

Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.


Tahun 1949 : 

PKI tetap Tidak Dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan Rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.


Awal Januari 1950 :

Pemerintah RI dengan disaksikan puluhan ribu masyarakat yang datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan Pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengidentifikasi Para Korban. Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108 Kerangka Mayat yg 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 Kerangka Mayat yang semuanya berhasil diidentifikasi. Para Korban berasal dari berbagai Kalangan Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.


Tahun 1950 : 

PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.


Tgl 6 Agustus 1951 :

Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua Senjata Api yang ada.


Tahun 1951 :

Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI sebagai Partai Nasionalis yang sepenuhnya mendukung Presiden Soekarno sehingga disukai Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari pengasingan untuk membantu DN Aidit membangun kembali PKI.


Tahun 1955 : 

PKI ikut Pemilu Pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.


Tgl 8-11 September 1957 : 

Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia di Palembang–Sumatera Selatan Mengharamkan Ideologi Komunis dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI dan semua Mantel organisasinya, tapi ditolak oleh Soekarno.


Tahun 1958 :

Kedekatan Soekarno dengan PKI mendorong Kelompok Anti PKI di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan Pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat, karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI.


Tgl 15 Februari 1958 :

Para pemberontak di Sumatera dan Sulawesi Mendeklarasikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), namun Pemberontakan ini berhasil dikalahkan dan dipadamkan.


Tanggal 11 Juli 1958 :

DN Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.


Bulan Agustus 1959 :

TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun Kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden Soekarno.


Tahun 1960 : 

Soekarno meluncurkan Slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yang didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dengan demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.


Tgl 17 Agustus 1960 :

Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustus 1960 tentang "PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia)" dengan dalih tuduhan keterlibatan Masyumi dalam Pemberotakan PRRI, padahal hanya karena ANTI NASAKOM.


Medio Tahun 1960 : Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dengan keanggotaan mencapai 2 Juta orang.


Bulan Maret 1962 : 

PKI resmi masuk dalam Pemerintahan Soekarno, DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.


Bulan April 1962 :

Kongres PKI.


Tahun 1963 :

PKI Memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dengan Malaysia, dan mengusulkan dibentuknya Angkatan Kelima yang terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara” melawan Malaysia.


Tgl 10 Juli 1963 : 

Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI NASAKOM.


Tahun 1963 : 

Atas desakan dan tekanan PKI terjadi penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain : 

1. KH. Buya Hamka, 

2. KH. Yunan Helmi Nasution, 

3. KH. Isa Anshari,

4. KH. Mukhtar Ghazali, 

5. KH. EZ. Muttaqien, 

6. KH. Soleh Iskandar, 

7. KH. Ghazali Sahlan dan

8. KH. Dalari Umar.


Bulan Desember 1964 :

Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yang didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.


Tgl 6 Januari 1965 :

Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1/KOTI/1965 tertanggal 6 Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah Memfitnah PKI.


Tgl 13 Januari 1965 : 

Dua Sayap PKI yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) Menyerang dan Menyiksa Peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan Pelajar Wanitanya, dan juga merampas sejumlah Mushaf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.


Awal Tahun 1965 :

PKI dengan 3 Juta Anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara lain : SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat) dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).


Tgl 14 Mei 1965 : 

Tiga Sayap Organisasi PKI yaitu PR, BTI dan GERWANI merebut Perkebunan Negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dgn Menangkap dan Menyiksa serta Membunuh Pelda Soedjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.


Bulan Juli 1965 : 

PKI menggelar Pelatihan Militer untuk 2000 anggota'y di Pangkalan Udara Halim dengan dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara”.


Tgl 21 September 1965:

Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.


Tgl 30 September 1965 Pagi : 

Ormas PKI Pemuda Rakyat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.


Tgl 30 September 1965 Malam : 

Terjadi Gerakan G30S/PKI atau disebut  GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh) : PKI Menculik dan Membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA Halim, mereka adalah : 

1. Jenderal Ahmad Yani,

2. Letjen R.Suprapto, 

3. Letjen MT.Haryono, 

4. Letjen S.Parman, 

5. Mayjen Panjaitan dan

6. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo. 

PKI juga menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution. PKI pun membunuh Aiptu Karel Satsuitubun seorang Ajun Inspektur Polisi yang sedang bertugas menjaga Rumah Kediaman Wakil PM Dr. J. Leimena yang bersebelahan dengan Rumah Jenderal AH. Nasution. 

PKI juga menembak Putri Bungsu Jenderal AH. Nasution yang baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yang berusaha menjadi Perisai Ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhirnya wafat pada tanggal 6 Oktober 1965.

G30S/PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang membentuk tiga kelompok gugus tugas penculikan, yaitu : 

1. Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan

2. Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta 

3. Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi.

Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah Perwira ABRI (TNI/Polri) dari berbagai Angkatan, antara lain :

Angkatan Darat :

1. Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, 

2. Brigjen TNI Soepardjo dan

3. Kolonel Infantri A. Latief.

Angkatan Laut :

1. Mayor KKO Pramuko Sudarno, 

2. Letkol Laut Ranu Sunardi dan 

3. Komodor Laut Soenardi.

Angkatan Udara :

1. Men/Pangau Laksda Udara Omar Dhani, 

2. Letkol Udara Heru Atmodjo dan 

3. Mayor Udara Sujono.

Kepolisian : 

1. Brigjen Pol. Soetarto,

2. Kombes Pol. Imam Supoyo dan 

3. AKBP Anwas Tanuamidjaja.


Tgl 1 Oktober 1965 :

PKI di Yogyakarta juga Membunuh :

1. Brigjen Katamso Darmokusumo dan 

2. Kolonel Sugiono. 

Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yang telah mengambil Alih Kekuasaan.


Tgl 2 Oktober 1965 :

Letjen TNI Soeharto mengambil alih Kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu dan merebut Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dari PKI.


Tgl 6 Oktober 1965 :

Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha Melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan Terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.


Tgl 13 Oktober 1965 :

Ormas Anshor NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di Seluruh Jawa.


Tgl 18 Oktober 1965 :

PKI menyamar sebagai Anshor Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshor Kecamatan Muncar untuk Pengajian. Saat Pemuda Anshor Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yang menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka diracuni, setelah Keracunan mereka di Bantai oleh PKI dan Jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa/Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshor yang dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri, sehingga menjadi Saksi Mata peristiwa. Peristiwa Tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.


Tgl 19 Oktober 1965 : Anshor NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.


Tgl 11 November 1965 : 

PNI dan PKI bentrok di Bali.

Tgl 22 November 1965 : DN Aidit ditangkap dan diadili serta di Hukum Mati.


Bulan Desember 1965 :

Aceh dinyatakan telah bersih dari PKI.


Tgl 11 Maret 1966 :

Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yang memberi wewenang penuh kepada Letjen TNI Soeharto untuk mengambil langkah Pengamanan Negara RI.


Tgl 12 Maret 1966 :

Soeharto melarang secara resmi PKI. 


Bulan April 1966 :

Soeharto melarang Serikat Buruh Pro PKI yaitu SOBSI.


Tgl 13 Februari 1966 :

Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front Nasional di Senayan mengatakan : 

”Di Indonesia ini tidak ada partai yang Pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar Partai Komunis Indonesia…”


Tgl 5 Juli 1966 : 

Terbit TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS–RI Jenderal TNI AH. Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.


Bulan Desember 1966 :

Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi Hukuman Mati pada tahun 1967.


Tahun 1967 :

Sejumlah Kader PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di wilayah terpencil di Blitar Selatan bersama Kaum Tani PKI.


Bulan Maret 1968 :

Kaum Tani PKI di Blitar Selatan menyerang para Pemimpin dan Kader NU, sehingga 60 (enam puluh) Orang NU tewas dibunuh.


Pertengahan 1968 :

TNI menyerang Blitar Selatan dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI.


Dari tahun 1968 s/d 1998

Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasiya dilarang di Seluruh Indonesia dgn dasar TAP MPRS No.XXV Tahun 1966. Dari tahun 1998 s/d 2015


Pasca Reformasi 1998

Pimpinan dan Anggota PKI yang dibebaskan dari Penjara, beserta keluarga dan simpatisanya yang masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS, justru menjadi pihak paling diuntungkan, sehingga kini mereka meraja-lela melakukan aneka gerakan pemutar balikkan Fakta Sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN Pejuang Kemerdekaan RI. Sejarah Kekejaman PKI yang sangat panjang, dan jangan biarkan mereka menambah lagi daftar kekejamanya di negeri tercinta ini.


Semoga Tuhan YME senantiasa melindungi kita semua


BAGIKAN SEJARAH INI. 

JADIKAN PELAJARAN

BUAT GENERASI YANG AKAN DATANG

(Dari Berbagai Sumber)

🇲🇨🇲🇨🇲🇨🇲🇨🇮🇩

HIDUP BERDAMPINGAN DENGAN VIRUS CORONA

Jepang telah memutuskan untuk hidup berdampingan dengan virus korona baru!  Mengumumkan "model kehidupan baru" yang menyerukan orang-orang untuk bersiap mengikuti model ini untuk jangka waktu yang lama dan belajar untuk hidup dan bekerja dengan virus yang mengintai di tikungan.

 Melihat lebih dekat pada model kehidupan baru ini, terlihat bahwa pemerintah Jepang menetapkan serangkaian SOP yang sangat praktis ini dengan menggunakan prinsip rasionalitas, sains, dan penilaian risiko.

 Mungkin ini terkait dengan pemahaman orang Jepang bahwa hal-hal yang "buruk" tidak bisa ditinggalkan selamanya.  Dengan menggunakan model penilaian risiko pada prinsipnya, manusia dapat terus hidup dengan baik, membacanya satu per satu, ada tiga poin dasar:

 1. Jaga jarak antar orang.

 2. Kenakan masker

 3. Sering mencuci tangan


 Persyaratan khusus


 1. Orang menjaga jarak 2 meter.


 2. Bermainlah sebanyak mungkin di luar ruangan


 3. Cobalah untuk menghindari bertatap muka langsung saat berbicara dengan orang lain


 4. Segera pulang dan cuci muka serta pakaianmu


 5. Cuci segera setelah Anda menyentuh tangan seseorang


 6. Cobalah belanja online dan penyelesaian elektronik


 7. Belanja supermarket paling baik untuk 1 orang, untuk memilih waktu ada lebih sedikit orang


 8. Cobalah untuk tidak menyentuh sampel komoditas


 9. Jangan berbicara di transportasi umum


 10. Pergi bekerja dengan sepeda atau berjalan kaki


 11. Cara terbaik adalah menggunakan kartu nama elektronik


 12. Cobalah menggunakan konferensi video saat rapat


 13. Untuk mengontrol jumlah orang dalam rapat, kenakan masker dan buka jendela sebagai ventilasi.


 14. Bekerja di rumah atau dalam perjalanan di luar jam sibuk


 15. Jangan pergi ke negara atau tempat di mana virus itu endemik


 16. Cobalah untuk tidak   mengunjungi kerabat dan bepergian yg kurang perlu dan mengontrol perjalanan bisnis.


 17. Bila Anda mengalami gejala, ingat ke mana Anda pergi dan siapa yang Anda temui.


 18. Makan makanan dengan orang lain tidak bertatap muka, sebaiknya berdampingan


 19. Jangan menggunakan mangkuk besar dan panci besar untuk berbagi makanan, terapkan sistem porsi individu terbagi


 20. Kurangi mengobrol saat makan, makan lebih banyak sayur


 21. Cobalah untuk tidak membuat terlalu banyak orang berkumpul saat makan bersama


 22. Hindari "ruang tertutup, arus kerumunan padat, kontak dekat


 23. Menguji suhu tubuh setiap pagi untuk memperkuat manajemen kesehatan


 24. Tutupi penutupnya saat menyiram toilet


 25. Jangan tinggal terlalu lama di tempat yang sempit


 26. Saat berjalan dan berlari, jumlah orang harus sedikit, saat bertemu sesuaikan jarak.


 Shigeru Oo, ketua komite pemerintah Jepang, mengatakan bahwa dibutuhkan setidaknya satu setengah tahun agar vaksin tersebut dapat dikembangkan sepenuhnya dan secara resmi digunakan.

 Karena musuh tidak dapat sepenuhnya dimusnahkan, maka perlu untuk belajar hidup berdampingan dengan virus.

 Hanya dengan mengikuti aturan hidup baru kita bisa hidup damai dengan virus korona untuk waktu yang lama.


 Faktanya, sebagian besar metode di atas telah diterapkan di Tiongkok.


 Semua orang mengerti bahwa ini adalah perang jangka panjang, tetapi setiap item tidak terdaftar secara rinci.


 Orang Jepang  adalah bangsa yang sangat disiplin dan mereka melakukan banyak hal dan mengikuti instruksi dengan cermat.


 Layak dipelajari ....


-Dari Grup Abdimas Pramuka Peduli-

Peran Ulama dan Umara dalam Mewujudkan Bangsa Indonesia yang Madani

Oleh: Muhammad Iqbal Nur Hakim, Master Islamic World & Scout, Co. Founder Class Online Scout Indonesia, U-Report No ID 46800655.

Keduanya Memiliki Tanggung Jawab dan Tujuan Yang Sama

Peranan seorang Umara (Pemimpin/Penguasa) Negara dalam membangun bangsa Indonesia ini tidak pernah luput dari seorang ahli Ulama, karena perjuangan seorang Ulama dan Umara (Pemimpin/Penguasa) sangat berpengaruh sekali dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur.

Mengapa peranan Ulama dan Umara begitu sangat berpengaruh sekali? Kita lihat saja sejarahnya ketika memperjuangkan Negara Indonesia agar merdeka dari penjajahan, ketika perang kemerdekaan seorang umara dan ulama bersatu untuk berjuang melawan penjajah yang ingin datang menjajah Indonesia sehingga seorang umara menyeruh kepada umat untuk bersatu melawan penjajah, bahkan ulama pun menfatwakan bahwa melindungi tanah air sebagian dari wujud keimanan seseorang.

Sosok Ulama dan Umara hingga saat ini sangat mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia, karena selain penduduk mayoritas Negara Indonesia beragama Muslim, tetapi juga untuk membentuk masyarakat atau umat yang memiliki akhlak yang baik dan merangkul umat agar senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia salah satunya menjaga kerukunan sesama agama, antar agama dan antara pemerintah serta melaksanakan Amar makruf nahyi munkar ditengah-tengah masyarakat atau umat.

Bagaimana sih kondisi Ulama dan Umara di Negara kita hari ini?....

Bisa dikatakan keduanya bercerai-berai. Mengapa demikian?..... apa yang menyebabkan Ulama dan Umara bisa bercerai-berai?.... padahal keduanya sangat berpengaruh dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang Madani atau Islami?.....

Penyebabnya sederhada, Karena Umara tidak paham dengan Ajaran Agamanya bahkan di kesampingan dan Ulama tidak paham dengan masalah Politik bahkan sebagian Ulama mengatakan bahwa politik atau berpolitik itu haram, sehingga mengkaburkan makna dari Al-Quran dan As-Sunnah yang sebenarnya. Terlebih Masjid sekarang tidak lagi menjadi Sentral Islam. Akibatnya, muncul dua kepemimpinan dalam Islam.

Bercerainya Ulama dan Umara mengakibatkan Umat/Masyarakat Indonesia menjadi bingung, kalau bahasa anak muda jaman sekarang itu “Galau”. Sehingga Masyarakat Indonesia ini tidak lagi memiliki landasan atau pegangan yang kuat dalam menyelesaikan semua masalah. Sedangkan masalah yang dihadapi bangsa ini sangat banyak sekali salah satunya masalah ekonomi dan pendidikan. Bisa dibayangkan bila tidak diperhatikan akan seperti apa bangsa Indonesia nanti??...... 

Jika kondisi seperti ini maka apabila muncul pihak ketiga dan tujuannya mengompori masyarakat apalagi kalanagan awam, maka bisa dipastikan masyarakat tidak akan percaya lagi dengan Ulama dan Umara (Penguasa) bahkan bisa lebih parah lagi masyarakat tidak bisa dikontrol dengan baik dan bersifat bringas seperti yang dialami tahun 1998.  

Langkah Konkrit yang tepat 

Melihat kondisi bangsa Indonesia yang carut-marut seperti ini disertai kondisi masyarakat yang semakin hari semakin rusak, peran Ulama dan Umara inilah jusru sangat diperlukan dah harus bersatu dalam menghadapi masalah yang sudah jelas didepan mata, tidak boleh ada gesekan antara ulama dan umara.

Dengan cara bersatu dan kerjasama diantara Ulama dan Umara ini, akan membuat kondisi Bangsa Indonesia baik dari segi ekonomi, pendidikan, sosial dan sebagainya bisa diatasi dengan baik dan umat/ masyarakat bisa terkontrol dengan benar dan memiliki landasan/rujukan yang kuat dari Ulama dan Umara dalam menghadapi berbagai masalah yang selalu dihadapi sehingga apabila ada pihak ketiga yang akan membuat kekacauan atau adu domba dengan cepat bisa diatasi dan ditangkis dengan mudah.

Dalam menciptakan Bangsa Indonesia yang madani ini, sekali lagi memang harus ada kerjasama antara Ulama dan Umara. Karena dimana-mana peran keduanya sangat strategis. Ulama mengatur kondisi umat dari segi spiritual dan Umara mengatur umat dari segi kehidupan sosial dan kemasyarakatan dan umat sebagai pemberi sokongan atau dukungan kepada keduanya.

Memang, untuk menciptakan Bangsa Indonesia yang Madani ini tidak secepat yang diperkirakan, ibarat membalikan telapak tangan. Pasti membutuhkan proses dan perjuangan yang sangat lama, terlebih melihat kondisi Bangsa Indonesia serta masyarakatnya yang semakin sakit ini. Sudah tentu akan banyak sekali tantangan yang akan dihadapi oleh Ulama dan Umara.

Oleh karena itu, tetaplah menjaga persatuan dan kesatuan serta Ulama harus bisa mempelajari Politik dan Umara harus faham akan agama. Karena pada Hakikatnya politik dan agama memang tidak bisa dipisahkan keduanya sama-sama memiliki kaitan yang sangat erat, namun jangan jadikan urusan agama demi kepentingan, tetapi berpolitik demi kepentingan agama dan umat.   

-Tulisan dibuat bulan Januari Tahun 2018-  

Lahirnya Gerakan Pramuka PKBM Daarul Adab Sebagai Media Pembelajaran yang menyenangkan, disiplin dan Tanggungjawab

Oleh: Muhammad Iqbal Nur Hakim (Master Islamic World & Scout, U-Report No ID 46800655, Co. Founder Class Online Scout Indonesia).


 


Catatan Singkat Kebangkitan Pramuka Daarul Adab

Dalam Rangka hari Lahir Lord Baden Powell tanggal 22 Februari. Alhamdulillah gerakan Pramuka dari 7 pangkalan se Kecamatan Sukasari telah resmi dikukuhkan sebagai Pramuka Resmi dan memiliki Nomor Gugus Depan. Salah satunya adalah Pramuka PKBM Daarul Adab. Dimana Pramuka Daarul Adab sejak pertama Daarul Adab ini berdiri hanya sebatas kegiatan-kegiatan seputar pengenalan saja. Hingga pada tahun 2018. Sejak Masuknya Aqil Abdurrahman (Pratama Putra masa Bakti 2019-2020) ke PKBM Daarul Adab membuat pandangan Gerakan Pramuka Daarul Adab harus meng-Upgrade diri agar menjadi lebih baik. Karena selama ini, Pramuka Daarul Adab tidak menyenangkan dan hanya berkutan pada materi itu-itu saja.

Sejak tahun ajaran baru 2018-2019, Sosok yang dikenal dengan Inisial “Bey” belajar dari Aqil selama menjadi anggota pramuka di pesantren dan akhirya mendobrak Pembina Saat itu harus memberikan sebuah penghargaan berupa TKU terlebih yang sudah kelas 8 dan 9. Akhirya berkat Doa dan Usaha Bey ini akhirnya mereka Dilantik dan betapa kagetnya ketika Bey menyadari bahwa kelas 8 sudah Ramu dan kelas 9 sudah Rakit. Sejak saat itulah Bey beserta Pembina saat itu mulai berbenah diri.

Sejak Saat itu, Bey berfokus pada pengisian SKU dan SKK ke kelas 7, 8 dan 9, dibantu sama teman-teman guru lainnya dan sampai akhirnya terbentuknya Regu-regu dan para pinru dan dari sini lahirnya Rapinru (Rapat Pimpinan Regu). Meski akhirnya Pembina saat itu tidak bisa membatu dikarenakan sibuk kesana kemari. Maka si Bey ini tidak patah semangat untuk memberikan yang terbaik meski dengan keterbatasan yang dimiliki, tetapi dengan tekat dan kesungguhan serta mengharap rahmat dan kasih saying dari Allah, maka lahirlah pengurus Inti OSIS yang menjadi penggalang Terap serta pelantikan 5 Pinru ada yang Ramu, Rakit serta sukses mengadakan Kemping Pramuka dan LDKS di PH 50. Kemping pertama kalinya disana dan dilantik Ramu untuk kelas 7, Rakit untuk kelas 8 dan Terap untuk kelas 9. Sejak kemping di PH 50 dengan bantukan semua guru. Si Bey akhirnya mendapatkan gelar/sebutkan oleh Kepala Sekolah, Kesiswaan, dan guru-guru dengan sebutan “Bapa Pramuka Daarul Adab".

Hari berjalan begitu cepat, sosok Bey yang bergelar Bapa Pramuka Daarul Adab ini pun Berusaha untuk terus belajar dan mengembangkan bakat anak-anak didik, mulai Latihan Sandi-sandi, Medis, PBB dan kebencanaan dan lain sebagainya. Terlebih sejak si Bey Mengikuti Pelatihan kebencanaan selama 4 bulan dan menjadi Panitia LT 3 selama 2 tahun. Membuat Bey terus belajar dan berfikir ingin sekali melatih kepercayaan diri dengan mengikuti perlombaan-perlombaan baik OSIS, Pramuka dan lain-lain dengan cara ingin membuat nomor gudep (gugus depan).

Sejak kelas 8 Lulus Diklat Ujian dan dilantik menjadi Penggalang Terap, serta ditambah kehadiran sosok yang sangat paham akan kepramukaan, kebencanaan dan survival (cikal bakal guru bey) akhirnya selalu kompak bagaimana caranya mengembangkan Pramuka Daarul Adab sebagai Syiar Islam serta menjadi Motor penggerak PKBM Daarul Adab. Dengan inilah bey bersama guru bey membuat dan merancang untuk pembuatan gugus depan agar pramuka Daarul Adab menjadi resmi dan legal oleh pemerintah.

Perjuangan pun dimulai sejak Hari terakhir MPLS Pramuka tahun 2019 dengan Sultan murid baru menjadi Penggalang Ramu, Hanif dan Rahma menjadi Penggalang Rakit dan adanya 2 murid baru kelas 9, Zaki menjadi Penggalang Terap, Perbaiki PBB, Pengisian SKU & SKK, menghadiri upacara 17 Agustus, Kemping Besar. Bey dan guru Bey selalu kompak bersama untuk memajukan Pramuak Daarul Adab dibantu oleh guru-guru lainnya. Sampai akhirnya sebelum PAS Bey bersama guru Bey mengajukan proposal ke Pramuka Kwaran Sukasari dan Alhamdulillah tembus sampai ke Kwarcab.

Dengan Doa dan Usaha dari kalangan guru, murid-murid serta orang tua, akhirnya PKBM Daarul Adab mendapat kunjungan sebanyak 3 kali, yang pertama untuk sosialisasi administrasi, yang kedua adalah kunjungan visitas administrasi pramuka & persiapan pelantikan, yang ketiga adalah pemantauan kegiatan pramuka. Setelah kunjungan kwaran ke Daarul Adab, kini tibalah saatnya peresmian Nomor Gugus Depan Daarul Adab dan berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, kini Pramuka Daarul Adab menjadi Gerakan Pramuka yang resmi dan legal oleh pemerintah dan memiliki nomor Gugus Depan 01-071 untuk Satuan laki-laki dan 01-072 untuk satuan perempuan.



Harapan Pramuka Daarul Adab Pasca Pelantikan

Pasca pelantikan Gerakan Pramuaka PKBM Daarul Adab ini, bukan akhir dari perjuangan akhir bahagia. Namun, disinilah Pramuka PKBM akan mulai lembaran perjuangan yang baru dengan dengan perjalanan yang panjang serta tantangan yang semakin hari semakin berat. Namun bila Pembina, Pelatih, Pihak Sekolah dan Yayasan serta peranan Orang tua yang mendukung Pramuka ini, Insya Allah akan bisa dilewati sesulit apapun perjuangan yang akan dihadapi kedepan.

Dengan dilantiknya Pramuka PKBM Daarul Adab, maka Kecamatan Sukasari memiliki Gerakan Pramuka yang satusatunya berbasis PKBM. Karena itulah Gerakan Pramuka PKBM Daarul Adab harus bisa memberikan contoh kepada PKBM-PKBM lainnya bahkan sekolah di sekitar Kecamatan Sukasari dari segi Akhlak dan Adabnya baik di sekolah maupun luar sekolah, melatih kepercayaan diri dan disiplin, serta berani berbuat, berani bertanggung jawab sebagaimana dalam Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka.

Selain itu juga para murid dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kepramukaan disekolah yang akan lebih fokus kepada penanggulangan bencana, survival, maupun di luar sekolah. Bisa mengikuti perlombaan-perlombaan, jambore tingkat kecamatan, kota, provinsi dan nasional, bahkan membuat sebuah karya dari hasil pekerjaan para murid untuk bisa dipasarkan.

Meski dalam kondisi Pandemi/Endemi COVID-19 selama 6 bulan ini, si Bey bersama guru si Bey. Terus untuk meng-upgade diri dalam segi Ilmu Pengetahuan Teknologi disertai Iman dan Taqwa. Dan pada masa Endemi ini/3 hari sebelum Idul Fitri. kelas 8, Nayyara dilantik menjadi Penggalang Ramu dan Alea, Anita dan Hubby dilantik menjadi Penggalang Rakit dan 1 minggu setelah Idul Fitri, seluruh pengurus inti Pramuka dan OSIS dilantik menjadi Penggalang Terap.

Alhamdulillah selama Endemi COVID-19 ini juga, si Bey telah Lulus KMD Gerakan Pramuka di Kwarcab Kota Surabaya dan guru Bey telah Lulus KMD dan KML Gerakan Pramuka Kwarcab Kab. Bandung dan keduanya mengambil Gol. Penegak. Dengan lulusnya Bey dan Guru Bey sebagai Pelatihan Pembina, siap untuk membina Pramuka PKBM Daarul Adab dengan konsep “Pramuka Beradab” yang akan ditawrkan ke semua Gerakan Pramuka di Indonesia.


Dibuat tanggal 28 Maret 2020 dan diedit tanggal 13 September 2020