Akhir-akhir ini memang telah muncul banyak pemimpin yang sesungguhnya
maupun yang karbitan. Yang serius maupun yang membingungkan. Yang Istiqamah (Konsisten) maupun yang mencle-mencle,
yang ikhlas mernurani maupun "berhati setan". Tentang fenomena terakhir
ini, telah dinubuwatkan Nabi SAW. sebagaimana didokumentasikan Muhammad
Bin ABu Bakar dalam kitabnya yang kondang Al-'Usfuriyah bab akhir.
Diberitakan
oleh Abdullah ibnu Abbas R.A., bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda,
"Pada akhir masa kelak akan lahir golongan (yang dipimpin) oleh mereka
yang berwajahnya manusia, tetapi hatinya seperti setan. Mereka ibarat
serigala buas yang tidak memiliki rasa belas kasihan sama sekali. Mereka
suka menumpahkan darah dan gemar keburukan".
Jika
anda mengikuti ajakannya, mereka akan membinamu. Sebaliknya, jika
menjauhinya, anda dicela, bahkan dimusuhinya. Ciri-ciri lain: bila anda
memberikan amanat, mereka berkhianat. Para remaja mereka suka
ugal-ugalan di jalan, sedang orangtuanya bergeming maksiat. Mereka tidak
menyuruh kebaikan dan mencegah kemunkaran. Hukum (syariat) di tengah
kelompok ini adalah bid'ah dan sebaliknya bid'ah bagi mereka dianggap
Sunnah. Sehingga, tatkala Tuhan membiarkan mereka berkuasa, lantas ada
sedikit yang salah berdoa, sedangkan doanya pun tida diterima.
Selaras
dangan Teks tersebut, lalu Muhammad bin Abu Bakar meriwayatkan melalui
As-Syaikh Muslim Al-Badani, bahwa Nabi pernah bersabda, "Akan datang
suatu zaman, orang akan menganggap sunnahku sudah asing, kemudian
memunculkan bid'ah. Maka, barangsiapa mengikuti sunnahku saat itu,
mereka menjadi asing. Barangsiapa yang mengikuti bid'ah mereka akan
mendapati banyak pendukung." Para sahabat bertanya, "Apakah mereka
melihatmu ya Rasul?" Nabi Menjawab, "Tidak!" Mereka bertanya lagi. "Apakah turun wahyu kepada mereka?" kata Nabi, "Tidak! mereka seperti garang di dalam air. Hati mereka meleleh seperti garam di dalam air." Sahabat bertanya, "Seperti ulat didalam cuka." Lantas ada sahabat yang menukas, "Bagaimana mereka menjaga agamanya?" Bersabdalah Baginda Rasulullah SAW., "Mereka seperti memegang bara api, jika kamu letakkan padam, jika tersentuh niscaya membakar".
Bagaimana
kiat kita menghadapi fenomena zaman seperti ini? Tentu saja jalan
menuju selamat itu, tidak lain adalah sikap Istiqamah; dan selalu
menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai satu-satu petunjuk meraih
kebenaran dan keridhaan Allah. Sekaligus kita menjadikan kedua syariat
tadi sebagai pemisah atas yang hak dan batil.
Di
samping itu, harus ada kesadaran iman dari setiap individu muslim, bahwa
kita harus yakin sejak dini bila ingin menjadi muslim yang baik. Juga,
jangan terlampau berlebihan fanatisme pada pemimpin golongan. Ingat,
idola setiap muslim itu adalah Rasulullah SAW. yang kepemimpinannya
hidup dalam ajaran yang kita anut.
Wallahu a'lam
Dari buku Islam Idealitas, Islam Realitas.