Jumat, 09 Oktober 2015

Resume Film 3 (Alif, Lam dan Mim. Sosok tiga sahabat yang Idealis)

Dalam tulisan kali ini, saya akan sedikit menshare film 3, film ini bagi orang-orang kurang menarik dan segala macam alasan. Tapi, bagi saya film ini jusru sangat bagus bahkan menjadi rekomendasi bagi kita, tentunya yang terjun sebagai Aktivis Mahasiswa maupun Aktivis Dakwah apapun itu begronnya. Apa saja sih point-point resume yang saya buat kali ini?.... Yuk kita simak baik-baik.

1. Dalam Prolog film Ini, diawali dengan ledakan sebuah kafe di Jakarta oleh sekelompok ekstrimis atas nama agama dan tak lain agama tersebut adalah Islam sebagai pelakunya, tahun demi tahun dilewati dan media-media menyiarkan bahwa faktor agama-lah yang telah membuat kerusakan dan kekacauan di negeri Indonesia. Dan ada seorang yang diwawancara lewat berita yang mengatakan: “Apabila saya menjadi pemimpin, maka saya akan memberangus semua kejahatan-kejahatan terutama yang berbau agama dan akan menciptakan perdamaian dan kebebasan”.

2. Pada tahun 2036, Indonesia telah resmi menjadi negara Liberal, HAM sangat dijunjung tinggi & agama dituduh sebagai perusak, seluruh tempat ibadah terutama mushola & masjid sudah menjadi gudang, tidak ada penggunaan sejata api karena dianggap sebagai pelanggaran HAM dan sebagai gantinya maka diganti dengan senjata plastik dan ilmu bela diri sangat digunakan pada saat itu baik para penegak hukum maupun para pelanggar hukum.

3. Swkarang side ini menceritakan tentang Alif yang dimana dia seorang polisi yang sangat idealis & ambisius dalam menegakan kebenaran dan melawan ketidakadilan. Lalu Lam, dia seorang juralis yang sama idealisnya dgn Alif, selain Idealis, dia sangat suka menulis berita apapun itu yang sesuai dengan hati nurani dan kebenaran. Selanjutnya Mim, dia seorang ustadz di pesantren Al-Ikhlas yg dipandang baik dan memiliki idealis yang tinggi sama dengan Alim dan Lam. Tetapi, idealis yang digunakan sebagai seorang pemuka agama Islam dan menolong agama Islam.

4. Sebelumnya, Alif, Lam dan Mim adalah sahabat baik dan dekat dalam setiap kegiatan baik dalam ilmu bela diri maupun Ilmu agama dipesantren Al-Ikhas, tetapi semenjak perguruan bela diri diseger garis polisi karena dianggap menyebarkan ajaran radikal maka akhirnya mereka bertiga memilih jalan masing-masing dalam menegakan kebenaran. Alif memilih menjadi seorang polisi untuk menegakan kebenaran dan keadilan, Lam memilih sebagai penulis terkenal dan menjadi seorang jurnalis untuk memberitakan kebenaran, dan Mim memilih hidup dan mati sebagai khusnul khotimah yang akhirnya menjadi seorang pemuka Agama Islam dan menetap di Pesantren Al-Ikhlas.

5. Alif yang diskors dari tugasnya karena telah dianggap membunuh tersangka akhirnya janjian menemuin Laras, mantan kekasihnya. Lalu setiba disana kafe tersebut dibom oleh orang tak dikenal dan laras dianggap telah mati, lalu Lam yang berusaha mencari kejanggalan-kejanggalan dibalik pengebomban kafe dibungkam oleh atasannya untuk pergi ke suatu tempat kalau tidak, akan dipecat. Mim berusaha menghentikan para polisi agar kembali pulang karena tidak ada kecurigaan. Namun, karena keras kepala maka Mim terpaksa memberikan pelajaran kepada para polisi. Bukti semakin mengarah ke Pesantren Al-Ikhlas, dimana Alif dan Mim harus saling berhadapan satu sama lain yang akhirnya Kiyai yang tidak bersalah bersedia dibawa oleh para polisi dan berpesan kepada Mim “Rapatkan Shaff (Barisan)”. Lalu keesokan harinya Alif dan Lam bertemu dan memberikan bukti yang sebenarnya bahwa pelaku pengeboman bukan dari Pesantren. Karena ketika Lam, mau pulang diserang oleh seorang tak dikenal yang tak lain adalah Laras yang selamat dari pengeboman. Oleh karena itu, Alif dan Lam mencari bukti tetapi ketika sedang mencari bukti Lam diserang oleh sekelompok tak dikenal dan mengarah kepada keluarganya, meski isteri Lam meninggal tetapi anaknya selamat dan menyuruh Alif untuk membawa ke Pesanteran Al-Ikhlas, tempat dimana Mim tinggal dan perawatan yang bisa dipercaya.        

5. Awalnya mereka bertiga saling bermusuhan karena sama-sama mempertahankan idealisme masing-masing, sama-sama memperjuangkan kebenaran, dan sama-sama melindungi apa yang harus dilindungi. Namun, pada akhirnya, mereka sadar bahwa ternyata mereka di adu domba oleh orang-orang yang tak bertanggug jawab dan sama-sama mengetahui rencana jahat untuk menghancurkan pesanteran sebagai tugas terakhir mereka. Maka pada akhirnya mereka bersatu kembali untuk mencari semua bukti yang benar dan sama-sama membebaskan kiayi dari segala tuduhan yang tidak benar terlebih kiayi tersebut adalah guru agama mereka bertiga.

6. Akhirnya Alif, Lam dan Mim membagi tugas mereka. Alif pergi menemui kolonel atas rencana jahatnya karena telah meledakan kafe, Lam menjaga pesantren, melacak semua kegiatan lewat jaringan media online dan menghentikan yg memata-matai pensantren dan Mim menemani kiyai di persidangan. Namun semua terlambat, karena Alif diracun oleh kolonel melalui minuman, Lam terlambat menghentikan bom setelah bertarung dengan kedua mata-mata dari kepolisian yang tak lain adalah pembunuh isterinya dan Mim dan Kiayi terkena ledakan bom bunuh diri. Meski begitu keempatnya selamat, Alif bertarung melawan pasukan kolonel dibantu Laras setelah itu memberi anti biotik ke Alif agar racun tidak menyebar, Lam dan Mim harus bertarung dengan guru silatnya sendiri karena memilih jalan yang salah dan berhasil mengalahkannya, Alif sendiri berhasil membunuh kaki tangan kolonel yang jahat. Namun, Alif mengambil hp/gadget milik kaki tanggan kolonel yang masih aktif dan mengatakan kepada seseorang tersebut "Aku akan mencarimu", lalu dibalas olehnya "Permainan belum selesai, ini baru permulaan. Permainan sesungguhnya baru akan dimulai".  

7. Dari film tersebut, memang awal-awalnya menyindir Islam, tetapi setelah ditonton baik-baik dan sampai tuntas. Banyak sekali pesan-pesan Islam didalamnya. Diantaranya yaitu, rapatkan shaf barisan. Ini menandakan bahwa Umat Islam harus bersatu agar sama-sama memecahkan permasalahan yang ada dan agar Islam menang serta tegak. Apabila Umat Islam tidak bersatu maka sangat gampang sekali untuk di adu domba oleh pihak yang ingin menghancurkan islam. Sebagaimana Firman Allah SWT berbunyi:

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (Q.S. As-Shaff: 4).

8. Bila saya perhatikan seksama, film ini merupakan gambaran Indonesia kedepan. Yah, kita ga usah jauh-jauhlah. Kita lihat hari ini, banyak sekali diantara umat Islam Indonesia ibadah-ibadah sunnah sudah dianggap asing oleh kita sendiri, ini baru sunnah loh, belum yang lain. Kebayang kalau Ibadah Sholat sudah dianggap asing, Puasa Ramdhan, Zakat dan Haji sudah dianggap asing yang seperti dalam film diatas, apa yang akan terjadi?..... kita tak bisa membayangkannya. Sedangkan sholat adalah tiangnya agama, kalau ibadah seperti sholat dianggap asing?.... maka bisa dipastikan kondisinya sama seperti yang ada pada film tersebut. Namun memang, inilah yang disabdakan oleh baginda besar kita, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka thuuba (beruntunglah) orang-orang yang asing” (HR Muslim).

Inilah yang dimaksud generasi Ghurabah (generasi yang terasing), seperti yang ada pada film tersebut. Dimana Ibadah Wajib seperti Sholat sudah dianggap asing bahkan dianggap sebagai tindakan radikal dan masjid-masjid jadi gudang, dan yang baik dianggap salah dan salah dianggap baik. Dan mereka betiga (Alif Lam dan Mim) yang berjuang untuk menegakan kebenaran dan tempat yang aman hanya di daerah Pesantren Al-Ikhlas. Bahkan bisa jadi bila ajaran Liberal, Sekuler dan Plural termasuk dengan ajaran-ajaran sesat lainnya berhasil menang dinegeri kita ini, nasibnya mungkin ga jauh beda dari film diatas. Bahkan lebih parah dari itu. Terlebih orang-orang Kristen, Syi'ah dan ajarah-ajaran sesat lainnya sudah mulai berani terang-terangan melawan orang-orang Islam.

Semoga dalam film tersebut kita bisa mengambil hikmahnya, karena saya pribadi film ini sangat bagus dan perlu ditonton terlebih sebagai aktivis dakwah baik dari kalangan mahasiswa maupun ormas serta kita sebagai seorang Muslim tetap merapatkan barisan (bersatu) dalam menghadapi berbagai macam permasalahan.

Wallahu A’lam Bish Shawwab

->Muhammad Iqbal Nur Hakim/Mas Ibay
-Aktivis KAMMI
-Ketua Divisi Mentoring di Kampus Peduli Se-Bandung Raya
-Penanggung Jawab Perkuliahan Pandangan Alam Islam dan Kajian di Institut Pemikiran Islam dan Pembangunan Insan (PIMPIN) Bandung
-Guru Mat.pel. IPS & PPK/PKn dan Wakasek Bag Humas di MDA Maqdis/MTs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar