1. Dalam Prolog film Ini, diawali
dengan ledakan sebuah kafe di Jakarta oleh sekelompok ekstrimis atas nama agama
dan tak lain agama tersebut adalah Islam sebagai pelakunya, tahun demi tahun
dilewati dan media-media menyiarkan bahwa faktor agama-lah yang telah membuat
kerusakan dan kekacauan di negeri Indonesia. Dan ada seorang yang diwawancara
lewat berita yang mengatakan: “Apabila saya menjadi pemimpin, maka saya akan
memberangus semua kejahatan-kejahatan terutama yang berbau agama dan akan
menciptakan perdamaian dan kebebasan”.
2. Pada tahun 2036, Indonesia
telah resmi menjadi negara Liberal, HAM sangat dijunjung tinggi & agama
dituduh sebagai perusak, seluruh tempat ibadah terutama mushola & masjid
sudah menjadi gudang, tidak ada penggunaan sejata api karena dianggap sebagai
pelanggaran HAM dan sebagai gantinya maka diganti dengan senjata plastik dan
ilmu bela diri sangat digunakan pada saat itu baik para penegak hukum maupun para
pelanggar hukum.
3. Swkarang side ini menceritakan
tentang Alif yang dimana dia seorang polisi yang sangat idealis & ambisius
dalam menegakan kebenaran dan melawan ketidakadilan. Lalu Lam, dia seorang
juralis yang sama idealisnya dgn Alif, selain Idealis, dia sangat suka menulis berita
apapun itu yang sesuai dengan hati nurani dan kebenaran. Selanjutnya Mim, dia
seorang ustadz di pesantren Al-Ikhlas yg dipandang baik dan memiliki idealis
yang tinggi sama dengan Alim dan Lam. Tetapi, idealis yang digunakan sebagai
seorang pemuka agama Islam dan menolong agama Islam.
4. Sebelumnya, Alif, Lam dan
Mim adalah sahabat baik dan dekat dalam setiap kegiatan baik dalam ilmu bela
diri maupun Ilmu agama dipesantren Al-Ikhas, tetapi semenjak perguruan bela diri
diseger garis polisi karena dianggap menyebarkan ajaran radikal maka akhirnya mereka bertiga
memilih jalan masing-masing dalam menegakan kebenaran. Alif memilih menjadi
seorang polisi untuk menegakan kebenaran dan keadilan, Lam memilih sebagai
penulis terkenal dan menjadi seorang jurnalis untuk memberitakan kebenaran, dan
Mim memilih hidup dan mati sebagai khusnul khotimah yang akhirnya menjadi
seorang pemuka Agama Islam dan menetap di Pesantren Al-Ikhlas.
5. Alif yang diskors dari
tugasnya karena telah dianggap membunuh tersangka akhirnya janjian menemuin
Laras, mantan kekasihnya. Lalu setiba disana kafe tersebut dibom oleh orang tak
dikenal dan laras dianggap telah mati, lalu Lam yang berusaha mencari
kejanggalan-kejanggalan dibalik pengebomban kafe dibungkam oleh atasannya untuk
pergi ke suatu tempat kalau tidak, akan dipecat. Mim berusaha menghentikan para
polisi agar kembali pulang karena tidak ada kecurigaan. Namun, karena keras
kepala maka Mim terpaksa memberikan pelajaran kepada para polisi. Bukti semakin
mengarah ke Pesantren Al-Ikhlas, dimana Alif dan Mim harus saling berhadapan satu sama
lain yang akhirnya Kiyai yang tidak bersalah bersedia dibawa oleh para polisi
dan berpesan kepada Mim “Rapatkan Shaff (Barisan)”. Lalu keesokan harinya Alif
dan Lam bertemu dan memberikan bukti yang sebenarnya bahwa pelaku pengeboman
bukan dari Pesantren. Karena ketika Lam, mau pulang diserang oleh seorang tak
dikenal yang tak lain adalah Laras yang selamat dari pengeboman. Oleh karena
itu, Alif dan Lam mencari bukti tetapi ketika sedang mencari bukti Lam diserang
oleh sekelompok tak dikenal dan mengarah kepada keluarganya, meski isteri Lam
meninggal tetapi anaknya selamat dan menyuruh Alif untuk membawa ke Pesanteran
Al-Ikhlas, tempat dimana Mim tinggal dan perawatan yang bisa dipercaya.
5. Awalnya mereka bertiga
saling bermusuhan karena sama-sama mempertahankan idealisme masing-masing, sama-sama
memperjuangkan kebenaran, dan sama-sama melindungi apa yang harus dilindungi.
Namun, pada akhirnya, mereka sadar bahwa ternyata mereka di adu domba oleh orang-orang
yang tak bertanggug jawab dan sama-sama mengetahui rencana jahat untuk menghancurkan
pesanteran sebagai tugas terakhir mereka. Maka pada akhirnya mereka bersatu kembali
untuk mencari semua bukti yang benar dan sama-sama membebaskan kiayi dari segala tuduhan yang tidak benar terlebih kiayi tersebut adalah guru agama mereka
bertiga.
6. Akhirnya Alif, Lam dan Mim
membagi tugas mereka. Alif pergi menemui kolonel atas rencana jahatnya karena
telah meledakan kafe, Lam menjaga pesantren, melacak semua kegiatan lewat
jaringan media online dan menghentikan yg memata-matai pensantren dan Mim menemani
kiyai di persidangan. Namun semua terlambat, karena Alif diracun oleh kolonel
melalui minuman, Lam terlambat menghentikan bom setelah bertarung dengan kedua mata-mata
dari kepolisian yang tak lain adalah pembunuh isterinya dan Mim dan Kiayi
terkena ledakan bom bunuh diri. Meski begitu keempatnya selamat, Alif bertarung
melawan pasukan kolonel dibantu Laras setelah itu memberi anti biotik ke Alif
agar racun tidak menyebar, Lam dan Mim harus bertarung dengan guru silatnya
sendiri karena memilih jalan yang salah dan berhasil mengalahkannya, Alif
sendiri berhasil membunuh kaki tangan kolonel yang jahat. Namun, Alif mengambil hp/gadget milik kaki tanggan kolonel yang masih aktif dan mengatakan kepada seseorang tersebut "Aku akan mencarimu", lalu dibalas olehnya "Permainan belum selesai, ini baru permulaan. Permainan sesungguhnya baru akan dimulai".
7. Dari film tersebut, memang
awal-awalnya menyindir Islam, tetapi setelah ditonton baik-baik dan sampai
tuntas. Banyak sekali pesan-pesan Islam didalamnya. Diantaranya yaitu, rapatkan
shaf barisan. Ini menandakan bahwa Umat Islam harus bersatu agar sama-sama memecahkan
permasalahan yang ada dan agar Islam menang serta tegak. Apabila Umat Islam
tidak bersatu maka sangat gampang sekali untuk di adu domba oleh pihak yang
ingin menghancurkan islam. Sebagaimana Firman Allah SWT berbunyi:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti
suatu bangunan yang tersusun kokoh”.
(Q.S. As-Shaff: 4).
8. Bila saya perhatikan
seksama, film ini merupakan gambaran Indonesia kedepan. Yah, kita ga usah
jauh-jauhlah. Kita lihat hari ini, banyak sekali diantara umat Islam Indonesia
ibadah-ibadah sunnah sudah dianggap asing oleh kita sendiri, ini baru sunnah
loh, belum yang lain. Kebayang kalau Ibadah Sholat sudah dianggap asing, Puasa
Ramdhan, Zakat dan Haji sudah dianggap asing yang seperti dalam film diatas,
apa yang akan terjadi?..... kita tak bisa membayangkannya. Sedangkan sholat
adalah tiangnya agama, kalau ibadah seperti sholat dianggap asing?.... maka bisa dipastikan kondisinya sama seperti yang ada pada film tersebut. Namun memang, inilah yang disabdakan oleh
baginda besar kita, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Islam dimulai dalam keadaan asing dan
akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka thuuba (beruntunglah) orang-orang
yang asing” (HR Muslim).
Inilah yang dimaksud generasi
Ghurabah (generasi yang terasing), seperti yang ada pada film tersebut. Dimana
Ibadah Wajib seperti Sholat sudah dianggap asing bahkan dianggap sebagai
tindakan radikal dan masjid-masjid jadi gudang, dan yang baik dianggap salah
dan salah dianggap baik. Dan mereka betiga (Alif Lam dan Mim) yang berjuang
untuk menegakan kebenaran dan tempat yang aman hanya di daerah Pesantren
Al-Ikhlas. Bahkan bisa jadi bila ajaran Liberal, Sekuler dan Plural termasuk
dengan ajaran-ajaran sesat lainnya berhasil menang dinegeri kita ini, nasibnya
mungkin ga jauh beda dari film diatas. Bahkan lebih parah dari itu. Terlebih orang-orang Kristen, Syi'ah dan ajarah-ajaran sesat lainnya sudah mulai berani terang-terangan melawan orang-orang Islam.
Semoga dalam film tersebut kita bisa mengambil hikmahnya, karena saya pribadi film ini sangat bagus dan perlu ditonton terlebih sebagai aktivis dakwah baik dari kalangan mahasiswa maupun ormas serta kita sebagai seorang Muslim tetap merapatkan barisan (bersatu) dalam menghadapi berbagai macam permasalahan.
Semoga dalam film tersebut kita bisa mengambil hikmahnya, karena saya pribadi film ini sangat bagus dan perlu ditonton terlebih sebagai aktivis dakwah baik dari kalangan mahasiswa maupun ormas serta kita sebagai seorang Muslim tetap merapatkan barisan (bersatu) dalam menghadapi berbagai macam permasalahan.
->Muhammad Iqbal Nur Hakim/Mas Ibay
-Aktivis KAMMI
-Ketua Divisi Mentoring di Kampus Peduli Se-Bandung Raya
-Penanggung Jawab Perkuliahan Pandangan Alam Islam dan Kajian di Institut Pemikiran Islam dan Pembangunan Insan (PIMPIN) Bandung
-Guru Mat.pel. IPS & PPK/PKn dan Wakasek Bag Humas di MDA Maqdis/MTs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar