Rabu, 11 September 2013

Survey sholat dan baca quran pemuda Indonesia

Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) bersama Goethe Institute menunjukkan kaum muda muslim cukup rendah dalam menjalankan kewajiban salat 5 waktu dan membaca Al Quran. Namun, mereka menjunjung tinggi nilai-nilai konservatif.

Hal ini terungkap dalam survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) bersama Goethe Institute yang disampaikan Direktur LSI, Burhanudin Muhtadi, dalam jumpa pers di Goethe Institute, Jalan Sam Ratulangi, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2011).

Survei bertema “Tata nilai, impian, cita-cita pemuda muslim di Asia Tenggara” ini diadakan di 33 provinsi di Indonesia dengan 1.496 responden yang berusia 15-25 tahun. Responden berpendidikan SD hingga perguruan tinggi. Survei dilakukan dengan wawancara langsung 18-26 November 2010.

Survei menunjukkan kaum muda Islam yang selalu menunaikan salat 5 waktu (28,7 persen), yang sering salat 5 waktu (30,2 persen), yang kadang-kadang salat 5 waktu (39,7 persen), yang tidak pernah salat 5 waktu (1,2 persen).

Kaum muda muslim yang selalu membaca Al Quran (10,8 persen), yang sering (27,5 persen), yang kadang-kadang (61,1 persen) dan yang tidak pernah (0,3 persen).

Kaum muda muslim yang selalu menjalankan ibadah puasa (59,6 persen), sering (30,7 persen), kadang-kadang (8,9 persen), tidak pernah (0,7 persen).

“Untuk yang selalu salat 5 waktu dan membaca Al Quran ternyata cukup rendah. Walau nilai-nilai konservatif masih dipegang tinggi di Indonesia,” papar Burhanudin.

Mengenai isu-isu liberal apakah pemuda muslim setuju atau tidak, menunjukkan kaum muda muslim tidak setuju minum-minuman keras (88 persen), yang setuju minum minuman keras sangat sedikit (10,8 persen).

Kaum muda muslim yang tidak setuju ganja 99,2 persen, dan hanya 0,4 persen yang setuju. Seks sebelum nikah yang tidak setuju 98,3 persen, dan yang setuju 1,4 persen, yang tidak setuju nonton film porno 95,7 persen dan 4,1 persen setuju. Tidak setuju dengan gay dan lesbian 98,9 persen dan 0,6 persen setuju.



Sebagai bangsa dengan penduduk mayoritas beragama Islam dan para pemimpinnya pun banyak yang Muslim harusnya merasa malu, pasalnya hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan bahwa hanya sedikit dari kaum muda Islam Indonesia yang melaksanakan salat lima waktu.
“Ini merupakan warning. Karena itu, para orangtua dan guru-guru untuk mendorong anak-anak muda generasi melaksanakan salat lima waktu karena bagaimana pun salat ini merupakan kewajiban,” papar Suryadharma di Kantor Kemenag, Jakarta.
Sebelumnya, LSI bekerjasama dengan Goethe Institute Friedrich Naumann Stiftung dan Fur Die Freiheit, menyebutkan hasil surveinya, bahwa kaum muda Islam Indonesia yang selalu menunaikan salat lima waktu hanya 28,7 persen, sedang yang sering salat lima waktu sebesar 30,2 persen.
Sementara itu, 59,6 persen menyatakan selalu berpuasa pada bulan Ramadhan. Ketika ditanya mengenai penguasaan Al-Qur’an hanya 11,7 persen memahami sebagian besar isi kitab suci agama Islam itu.
Menurut Suryadharma masalah ketaatan menjalankan perintah agama, memang suatu yang gampang-gampang susah, dan hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai kelalaian atau ketidakpedulian negara semata.
Sayangnya kemenag berkelit dengan mengatakan bahwa “masalah ibadah shalat dan membaca Al Qur’an lebih bersifat pribadi, maka justru peran orang tua sebagai pemberi contoh yang utama,”.
Sungguh Ironi melihat bangsa ini, pelaksanaan shalat yang menjadi kewajiban bagi seluruh Muslim, baik pribadi, orang tua, maupun masyarakat, memang tetap harus dikontrol pelaksanaannya oleh pemimpin (yang notabene Muslim juga).
Inilah salah satu dampak sekularisme sistem negara, dimana agama tidak dijadikan sebagai prioritas  utama dalam segi kehidupan, maka kehidupan yang berjalan pun makin acak adut. Peradilan, hukum, pendidikan, moral, ekonomi semua hanya memperlihatkan wajah kebobrokan bangsa yang menolak Syariat Islam
- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2011/06/18/13431-astagfirullah-mayoritas-kaum-muda-muslim-di-indonesia-tidak-shalat-lima-waktu.html#sthash.9qvozZw5.dpuf
Sebagai bangsa dengan penduduk mayoritas beragama Islam dan para pemimpinnya pun banyak yang Muslim harusnya merasa malu, pasalnya hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan bahwa hanya sedikit dari kaum muda Islam Indonesia yang melaksanakan salat lima waktu.
“Ini merupakan warning. Karena itu, para orangtua dan guru-guru untuk mendorong anak-anak muda generasi melaksanakan salat lima waktu karena bagaimana pun salat ini merupakan kewajiban,” papar Suryadharma di Kantor Kemenag, Jakarta.
Sebelumnya, LSI bekerjasama dengan Goethe Institute Friedrich Naumann Stiftung dan Fur Die Freiheit, menyebutkan hasil surveinya, bahwa kaum muda Islam Indonesia yang selalu menunaikan salat lima waktu hanya 28,7 persen, sedang yang sering salat lima waktu sebesar 30,2 persen.
Sementara itu, 59,6 persen menyatakan selalu berpuasa pada bulan Ramadhan. Ketika ditanya mengenai penguasaan Al-Qur’an hanya 11,7 persen memahami sebagian besar isi kitab suci agama Islam itu.
Menurut Suryadharma masalah ketaatan menjalankan perintah agama, memang suatu yang gampang-gampang susah, dan hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai kelalaian atau ketidakpedulian negara semata.
Sayangnya kemenag berkelit dengan mengatakan bahwa “masalah ibadah shalat dan membaca Al Qur’an lebih bersifat pribadi, maka justru peran orang tua sebagai pemberi contoh yang utama,”.
Sungguh Ironi melihat bangsa ini, pelaksanaan shalat yang menjadi kewajiban bagi seluruh Muslim, baik pribadi, orang tua, maupun masyarakat, memang tetap harus dikontrol pelaksanaannya oleh pemimpin (yang notabene Muslim juga).
Inilah salah satu dampak sekularisme sistem negara, dimana agama tidak dijadikan sebagai prioritas  utama dalam segi kehidupan, maka kehidupan yang berjalan pun makin acak adut. Peradilan, hukum, pendidikan, moral, ekonomi semua hanya memperlihatkan wajah kebobrokan bangsa yang menolak Syariat Islam
- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2011/06/18/13431-astagfirullah-mayoritas-kaum-muda-muslim-di-indonesia-tidak-shalat-lima-waktu.html#sthash.9qvozZw5.dpuf
Sebagai bangsa dengan penduduk mayoritas beragama Islam dan para pemimpinnya pun banyak yang Muslim harusnya merasa malu, pasalnya hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan bahwa hanya sedikit dari kaum muda Islam Indonesia yang melaksanakan salat lima waktu.
“Ini merupakan warning. Karena itu, para orangtua dan guru-guru untuk mendorong anak-anak muda generasi melaksanakan salat lima waktu karena bagaimana pun salat ini merupakan kewajiban,” papar Suryadharma di Kantor Kemenag, Jakarta.
Sebelumnya, LSI bekerjasama dengan Goethe Institute Friedrich Naumann Stiftung dan Fur Die Freiheit, menyebutkan hasil surveinya, bahwa kaum muda Islam Indonesia yang selalu menunaikan salat lima waktu hanya 28,7 persen, sedang yang sering salat lima waktu sebesar 30,2 persen.
Sementara itu, 59,6 persen menyatakan selalu berpuasa pada bulan Ramadhan. Ketika ditanya mengenai penguasaan Al-Qur’an hanya 11,7 persen memahami sebagian besar isi kitab suci agama Islam itu.
Menurut Suryadharma masalah ketaatan menjalankan perintah agama, memang suatu yang gampang-gampang susah, dan hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai kelalaian atau ketidakpedulian negara semata.
Sayangnya kemenag berkelit dengan mengatakan bahwa “masalah ibadah shalat dan membaca Al Qur’an lebih bersifat pribadi, maka justru peran orang tua sebagai pemberi contoh yang utama,”.
Sungguh Ironi melihat bangsa ini, pelaksanaan shalat yang menjadi kewajiban bagi seluruh Muslim, baik pribadi, orang tua, maupun masyarakat, memang tetap harus dikontrol pelaksanaannya oleh pemimpin (yang notabene Muslim juga).
Inilah salah satu dampak sekularisme sistem negara, dimana agama tidak dijadikan sebagai prioritas  utama dalam segi kehidupan, maka kehidupan yang berjalan pun makin acak adut. Peradilan, hukum, pendidikan, moral, ekonomi semua hanya memperlihatkan wajah kebobrokan bangsa yang menolak Syariat Islam
- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2011/06/18/13431-astagfirullah-mayoritas-kaum-muda-muslim-di-indonesia-tidak-shalat-lima-waktu.html#sthash.9qvozZw5.dpuf
Sebagai bangsa dengan penduduk mayoritas beragama Islam dan para pemimpinnya pun banyak yang Muslim harusnya merasa malu, pasalnya hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan bahwa hanya sedikit dari kaum muda Islam Indonesia yang melaksanakan salat lima waktu.
“Ini merupakan warning. Karena itu, para orangtua dan guru-guru untuk mendorong anak-anak muda generasi melaksanakan salat lima waktu karena bagaimana pun salat ini merupakan kewajiban,” papar Suryadharma di Kantor Kemenag, Jakarta.
Sebelumnya, LSI bekerjasama dengan Goethe Institute Friedrich Naumann Stiftung dan Fur Die Freiheit, menyebutkan hasil surveinya, bahwa kaum muda Islam Indonesia yang selalu menunaikan salat lima waktu hanya 28,7 persen, sedang yang sering salat lima waktu sebesar 30,2 persen.
Sementara itu, 59,6 persen menyatakan selalu berpuasa pada bulan Ramadhan. Ketika ditanya mengenai penguasaan Al-Qur’an hanya 11,7 persen memahami sebagian besar isi kitab suci agama Islam itu.
Menurut Suryadharma masalah ketaatan menjalankan perintah agama, memang suatu yang gampang-gampang susah, dan hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai kelalaian atau ketidakpedulian negara semata.
Sayangnya kemenag berkelit dengan mengatakan bahwa “masalah ibadah shalat dan membaca Al Qur’an lebih bersifat pribadi, maka justru peran orang tua sebagai pemberi contoh yang utama,”.
Sungguh Ironi melihat bangsa ini, pelaksanaan shalat yang menjadi kewajiban bagi seluruh Muslim, baik pribadi, orang tua, maupun masyarakat, memang tetap harus dikontrol pelaksanaannya oleh pemimpin (yang notabene Muslim juga).
Inilah salah satu dampak sekularisme sistem negara, dimana agama tidak dijadikan sebagai prioritas  utama dalam segi kehidupan, maka kehidupan yang berjalan pun makin acak adut. Peradilan, hukum, pendidikan, moral, ekonomi semua hanya memperlihatkan wajah kebobrokan bangsa yang menolak Syariat Islam.
- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2011/06/18/13431-astagfirullah-mayoritas-kaum-muda-muslim-di-indonesia-tidak-shalat-lima-waktu.html#sthash.9qvozZw5.dpuf
Sebagai bangsa dengan penduduk mayoritas beragama Islam dan para pemimpinnya pun banyak yang Muslim harusnya merasa malu, pasalnya hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan bahwa hanya sedikit dari kaum muda Islam Indonesia yang melaksanakan salat lima waktu.
“Ini merupakan warning. Karena itu, para orangtua dan guru-guru untuk mendorong anak-anak muda generasi melaksanakan salat lima waktu karena bagaimana pun salat ini merupakan kewajiban,” papar Suryadharma di Kantor Kemenag, Jakarta.
Sebelumnya, LSI bekerjasama dengan Goethe Institute Friedrich Naumann Stiftung dan Fur Die Freiheit, menyebutkan hasil surveinya, bahwa kaum muda Islam Indonesia yang selalu menunaikan salat lima waktu hanya 28,7 persen, sedang yang sering salat lima waktu sebesar 30,2 persen.
Sementara itu, 59,6 persen menyatakan selalu berpuasa pada bulan Ramadhan. Ketika ditanya mengenai penguasaan Al-Qur’an hanya 11,7 persen memahami sebagian besar isi kitab suci agama Islam itu.
Menurut Suryadharma masalah ketaatan menjalankan perintah agama, memang suatu yang gampang-gampang susah, dan hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai kelalaian atau ketidakpedulian negara semata.
Sayangnya kemenag berkelit dengan mengatakan bahwa “masalah ibadah shalat dan membaca Al Qur’an lebih bersifat pribadi, maka justru peran orang tua sebagai pemberi contoh yang utama,”.
Sungguh Ironi melihat bangsa ini, pelaksanaan shalat yang menjadi kewajiban bagi seluruh Muslim, baik pribadi, orang tua, maupun masyarakat, memang tetap harus dikontrol pelaksanaannya oleh pemimpin (yang notabene Muslim juga).
Inilah salah satu dampak sekularisme sistem negara, dimana agama tidak dijadikan sebagai prioritas  utama dalam segi kehidupan, maka kehidupan yang berjalan pun makin acak adut. Peradilan, hukum, pendidikan, moral, ekonomi semua hanya memperlihatkan wajah kebobrokan bangsa yang menolak Syariat Islam.
- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2011/06/18/13431-astagfirullah-mayoritas-kaum-muda-muslim-di-indonesia-tidak-shalat-lima-waktu.html#sthash.9qvozZw5.dpuf
Sebagai bangsa dengan penduduk mayoritas beragama Islam dan para pemimpinnya pun banyak yang Muslim harusnya merasa malu, pasalnya hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan bahwa hanya sedikit dari kaum muda Islam Indonesia yang melaksanakan salat lima waktu.
“Ini merupakan warning. Karena itu, para orangtua dan guru-guru untuk mendorong anak-anak muda generasi melaksanakan salat lima waktu karena bagaimana pun salat ini merupakan kewajiban,” papar Suryadharma di Kantor Kemenag, Jakarta.
Sebelumnya, LSI bekerjasama dengan Goethe Institute Friedrich Naumann Stiftung dan Fur Die Freiheit, menyebutkan hasil surveinya, bahwa kaum muda Islam Indonesia yang selalu menunaikan salat lima waktu hanya 28,7 persen, sedang yang sering salat lima waktu sebesar 30,2 persen.
Sementara itu, 59,6 persen menyatakan selalu berpuasa pada bulan Ramadhan. Ketika ditanya mengenai penguasaan Al-Qur’an hanya 11,7 persen memahami sebagian besar isi kitab suci agama Islam itu.
Menurut Suryadharma masalah ketaatan menjalankan perintah agama, memang suatu yang gampang-gampang susah, dan hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai kelalaian atau ketidakpedulian negara semata.
Sayangnya kemenag berkelit dengan mengatakan bahwa “masalah ibadah shalat dan membaca Al Qur’an lebih bersifat pribadi, maka justru peran orang tua sebagai pemberi contoh yang utama,”.
Sungguh Ironi melihat bangsa ini, pelaksanaan shalat yang menjadi kewajiban bagi seluruh Muslim, baik pribadi, orang tua, maupun masyarakat, memang tetap harus dikontrol pelaksanaannya oleh pemimpin (yang notabene Muslim juga).
Inilah salah satu dampak sekularisme sistem negara, dimana agama tidak dijadikan sebagai prioritas  utama dalam segi kehidupan, maka kehidupan yang berjalan pun makin acak adut. Peradilan, hukum, pendidikan, moral, ekonomi semua hanya memperlihatkan wajah kebobrokan bangsa yang menolak Syariat Islam.
- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2011/06/18/13431-astagfirullah-mayoritas-kaum-muda-muslim-di-indonesia-tidak-shalat-lima-waktu.html#sthash.9qvozZw5.dpuf
Sebagai bangsa dengan penduduk mayoritas beragama Islam dan para pemimpinnya pun banyak yang Muslim harusnya merasa malu, pasalnya hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan bahwa hanya sedikit dari kaum muda Islam Indonesia yang melaksanakan salat lima waktu.
“Ini merupakan warning. Karena itu, para orangtua dan guru-guru untuk mendorong anak-anak muda generasi melaksanakan salat lima waktu karena bagaimana pun salat ini merupakan kewajiban,” papar Suryadharma di Kantor Kemenag, Jakarta.
Sebelumnya, LSI bekerjasama dengan Goethe Institute Friedrich Naumann Stiftung dan Fur Die Freiheit, menyebutkan hasil surveinya, bahwa kaum muda Islam Indonesia yang selalu menunaikan salat lima waktu hanya 28,7 persen, sedang yang sering salat lima waktu sebesar 30,2 persen.
Sementara itu, 59,6 persen menyatakan selalu berpuasa pada bulan Ramadhan. Ketika ditanya mengenai penguasaan Al-Qur’an hanya 11,7 persen memahami sebagian besar isi kitab suci agama Islam itu.
Menurut Suryadharma masalah ketaatan menjalankan perintah agama, memang suatu yang gampang-gampang susah, dan hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai kelalaian atau ketidakpedulian negara semata.
Sayangnya kemenag berkelit dengan mengatakan bahwa “masalah ibadah shalat dan membaca Al Qur’an lebih bersifat pribadi, maka justru peran orang tua sebagai pemberi contoh yang utama,”.
Sungguh Ironi melihat bangsa ini, pelaksanaan shalat yang menjadi kewajiban bagi seluruh Muslim, baik pribadi, orang tua, maupun masyarakat, memang tetap harus dikontrol pelaksanaannya oleh pemimpin (yang notabene Muslim juga).
Inilah salah satu dampak sekularisme sistem negara, dimana agama tidak dijadikan sebagai prioritas  utama dalam segi kehidupan, maka kehidupan yang berjalan pun makin acak adut. Peradilan, hukum, pendidikan, moral, ekonomi semua hanya memperlihatkan wajah kebobrokan bangsa yang menolak Syariat Islam.
- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2011/06/18/13431-astagfirullah-mayoritas-kaum-muda-muslim-di-indonesia-tidak-shalat-lima-waktu.html#sthash.9qvozZw5.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar