Islam memiliki sejarah yang sangat gemilang sekali, tercatat
dari jaman awal Nabi Adam AS dan para nabi dan para rasul lainnya hingga pada
Nabi dan Rasul Terakhir, Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Dan setelah itu kejayaan
Islam semakin bersinar dan tercatat pada Tinta emas setelah Rasulullah SAW,
yakni ditangan Para Shahabatnya para tabi’in, tabi tabi’in dan orang-orang
setelahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, Umar Bin Khattab RA, Usman Bin Affan RA,
Ali Bin Abi Thalib RA, Khalid Bin Walid RA (sang Penglima Perang yg jenius), Amr
Bin Ash RA (Diplomat n Pembebas Mesir), Umar Bin Abdul Aziz Rahimakhulullah,
Harun Ar-Rasyid, Imam Ghazali, Ibnu Taimiyah, Imam Bukhari dan Imam Muslim, Nurdin
Zanki & Sholahuddin Al-Ayyubi (pembebas Yerusalem), Muhammad Al-Fath (Pembebas
Konstantinopel) dan masih banyak lagi sosok yang tidak dicantumkan disini, baik
Ulama, Ilmuan maupun para penakluk Islam lainnya.
Namun sangat
disayangkan sekali, karena banyak sekali umat Islam yang sedikit mengambil
pelajaran darinya dan tidak sedikit melupakan sejarah-sejarah tokoh-tokoh Islam
lainnya, Bahkan dewasa ini orang-orang sudah sangat jarang menelahan dan
mencintai sejarah Islam Sendiri dan tidak ada kebanggaan. Sedangkan orang-orang
barat dan golongan orientalis sedang betul-betul mendalami tentang Islam dalam
berbagai hal termasuk pada sejarahnya bahkan tak tanggung-tanggung dibuat
filmnya dengan tujuan merusak dan mengkaburkan dari yang sebenarnya.
BELAJAR DARI KILAS
BALIK PERISTIWA
Beberapa Tahun silam Umat Islam digegarkan dengan Film yang menceritakan
tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, yang isinya benar-benar penghinaan
terhadap beliau. Dan akibat pembuatan film tersebut seluruh Umat Islam yang ada
diseluruh penjuru Dunia menjadi sangat marah besar tak terkecuali dinegara kita
tercinta, Indoensia yang mayoritas Muslim terbesar di Dunia dan demo
dimana-mana sebagai bentuk kepedulian dan kecintaan terhadap Rasulullah SAW.
Bahkan sampai ada gerakan pemboikotan
terhadap produk-produk Negara yang memproduksinya dan juga yang lebih parahnya
lagi di Libiya, akibat film tersebut terjadi kasus pembunuhan terhadap Dubes
Amerika Serikat di Negara tersebut. Meski Film tersebut sudah hentikan baik di
dunia nyata maupun dunia maya, kemarahan umat islam tetap tidak terbendung
bahkan para Ulama di UEA bersatu membuat
film tandingannya. Akan tetapi sejak peristiwa itu Umat Islam langsung
melupakannya dan tidak belajar dari peristiwa itu.
Tahun pun berlalu, sampai pada
akhirnya sampai pada tahun 2014, disini Umat Islam lagi-lagi dikejutkan dengan
film, sebut saja “Jodha Akbar”. Dimana film tersebut menceritakan tentang
kesultanan Mughal di India dan seorang Sultan Mughal yang sangat mencintai
isterinya dan membuat Taj Mahal. Akan tetapi film tersebut bukannya mendukung
dan sesuai dengan sejarah Islam malah isinya jauh dari sejarah Islam yang
sebenarnya. Memang sempat ada tindakan protes dari Umat Islam Indonesia dan
film tersebut harus diboikot dan langsung menuliskan sejarah yang sesungghnya,
akan tetapi semakin kesini semakin tidak dihiraukan dan mengganggapnya biasa
aja.
Beberapa bulan kemudian (penghujung Tauhun 2014), Umat Islam kembali
digegerkan dengan Film “King Sulaiman”, film tersebut buatan Turki (sekarang
menjadi Abad Kejayaan) yang filmnya sangat jauh dari sejarah Islam yang
sebenarnya karena selain adegan yang sangat Fulgar, punya isteri banyak,
bersikap sangat keras dan lain sebagainya yang jelek-jelek ditampilkan difilm
tersebut. Dinegara Turki sendiri memang sudah dihentikan filmnya karena memang
merusak citra Islam, dan Indonesia seluruh Umat Islam rame-rame teriak BOIKOT
Film King Sulaiman, bukan Cuma di dunia nyata tetapi juga di dunia maya bahkan
sampai-sampai media-media sosial angkat bicara terkait film tersebut bahkan orang-orang
rame-rame mengirimkan SMS ke KPI untuk diboikot film tersebut sebagai bukti
protes dan sampai-sampai selain memanggil Pihak Stadion tersebut (saya tak akan
sebut namanya) dan KPI juga menelibatkan
para Ulama juga dari MUI. Akan tetapi, lagi-lagi Umat Islam tidak ada langkah
konktit, tidak belajar dari peristiwa sebelumnya dan tindakannya hanya sebatas
protes semata, bahkan film tersebut masih tetap tayang dan dianggap biasa aja.
Lalu ada juga Film Noa, film yang
menceritakan tentang Nabi Nuh AS dan Film Exodus, film yang menceritakan
tentang sosok Nabi Musa AS (termasuk di Indonesia sendiri diputar). Yang film tersebut buatan orang-orang barat dan Israel.
Namun, lagi-lagi film tersebut melenceng dari sejarah yang sesungguhnya dan
dari Islam sendiri bahkan menjadi alat propaganda mereka. Tetapi lagi-lagi Umat
Islam cuek terhadap sejarahnya dan mengganggap film tersebut sebagai film
fiksi, padahal cerita film tersebut dari sejarah Islam sendiri.
KALAU SUDAH SEPERTI
INI, SALAH SIAPA?
Sekarang
nasi sudah berubah menjadi bubur, film tersebut terlanjur tayang dilayar kaca
bahkan hingga sekarang ini, masih mending jadi bubur ayam karena setelah
peristiwa tersebut menjadi bahan evaluasi kedepan & mencari solusi, tetapi
ini udah jadi bubur malah mencari-cari kesalahkan atau mencari kambing hitam
dari peristiwa tersebut. Bahkan sampai mengutuk yang membuat film tersebut dan
juga mengutuk media dan orang-orang barat termasuk orientalis dan musuh-musuh
Islam.
Namun,
pernahkan kita berfikir kalau peristiwa itu terjadi karena kita sendiri?....
pernahkan kita berfikir kalau tintakan tersebut harus ada solusi?..... dan
pernahkan kita berfikir mereka membuat film tersebut untuk melencengkan sejarah
yang sesungguhnya karena kita sendiri cuek dan tidak bangga dengan sejarah
islam sendiri?.....
Jika kita
mencari-cari kesalahan, sebenarnya kesalahan itu tak jauh-jauh dari kita, yaitu
“kita sendiri”. Ya, kita sendiri sebagai Umat Islam-lah yang salah. Loh, kenapa kita
sendiri?.... kita lihat saja, ketika Orang-orang barat (Oriantalis dan
musuh-musuh Islam) terus mempelajari dan menelaah sejarah Islam, kita malah
cuek seakan-akan tidak peduli, ketika orang-orang luar sangat bangga dengan
Sejarah Islam dari segala aspek baik Iptek, tradisi, peradaban, Ilmu
Pengetahuan dan lain sebagainya, kita sebagai Umat Islam malah tidak bangga
dengan sejarah Islam sendiri malah terbalik, lebih membangga-banggakan yang
diluar Islam contoh terlalu membangga-banggakan tokoh-tokoh barat dan sejarah
serta kebudayaanya.
Dan yang
paling menyedihkan adalah, hilangnya tradisi membaca buku, termasuk buku-buku
ilmu pengetahuan dan sejarah dan tidak menelaahnya atau Umat Islam tidak
membuat cerita dengan cara difilmkan. Jangankan menelaah membaca saja males
apalagi yang satu ini, difilmkan. Inilah salah satu kelemahan terbesar seluruh
Umat Islam dewasa ini, sudah kehilangan tradisi membaca buku apalagi buku-buku
sejarah. Padahal membaca buku sebagai membuka jendela dunia apalagi buku
sejarah, dan sejarah bukan sekedar membahas tentang peritiwa yang terjadi
seperti tanggal, bulan dan tahun tetapi mengandung sarat dan hikmah yang bisa
dipelajari dan dikaji serta ditelaah serta mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan orang-orang barat terus mati-matian membaca dan menggali
serta menelaah sejarah Islam tanpa kita sadari.
Itulah yang
sekarang sedang terjadi dalam kehidupan Umat Islam sampai sekarang ini.
Termasuk dalam media pembuatan film sendiri kita masih kalah jauh dari
mereka-mereka. Kenapa tidak menyalahkan
Media dan orang-orang Barat (Orientalis dan musuh-musuh Islam)?.... oke, saya
jelaskan kenapa tidak menyalahkan media dan orang-orang barat. 1) Media, kalau
media memang kerjaanya adalah mencari ranting, siapa yang jumlah yang menonton
acara tersebut maka tayangan tersebut akan terus tayang apabila rantingnya
sedikit akan dihentikan penayangannya. Artinya, media hanya mencari Untung
Ekonomi. 2) Orang-orang Barat (Orientalis n musuh-musuh Islam), mereka
(musuh-musuh Islam) memang tak usah ditanya, karena memang tujuan mereka selama
ini jelas. Akan selalu menyerang Umat Islam dari segala penjuru, apalagi para
orientalis yang bukan orang islam tetapi terus mempelajari Islam dengan tujuan
untuk mencari titik kelemahan dan menghantam Umat Islam.
TINDAKAN DAN SOLUSI
YANG HARUS DILAKUKAN
Kalau kita hanya bisa teriak Boikot, Boikot dan Boikot tetapi tidak ada
lanjutan setelah itu, rasanya percuma sekali. Kenapa?.... karena kalau kita
hanya melakukan dengan cara yang sama dan hanya bisa mencari permasalahan tanpa
ada solusi yang jelas n konkrit maka sama saja dengan bohong.
Jadi,
apabilah kita memang sungguh-sungguh dan serius dalam membela ajaran islam dari
penyimpangan-penyimpangan tentunya menjaga sejarah Islam tetap murni. Maka
solusinya selain tindakan pemboikotan, yaitu:
1. Membuat Film Tandingan
Membuat film yang sama tetapi merujuk
pada sejarah yang aslinya dan juga melibatkan para tokoh ulama dan pakar ahli
sejarah yang menguasai pada bidang itu, kita patut berbangga karena kita
memiliki film sejarah Islam yang mendukung seperti The Message, Fetih, Omar, Riwayat
kehidupan Imam Bukhari dan film-film islam lainnya yang mendukung.
Akan tetapi, itu masih belum bagus dalam
segi grafik gambarnya dan masih terlihat jadul. Bahkan info yang saya dapati
terkain film The Message dan Omar, pemeran utamanya bukan seorang muslim tetapi
seorang non-muslim, ini sanga tidak etis ketika film islam tetapi pemeran
utamanya adalah seorang non-muslim. Entah itu benar atau tidak ini pun harus
menjadi evaluasi bersama kita.
Adapun film Fetih, grafik gambarnya
bagus dan lebih modern dan mutakhir tidak jadul-jadul amat, tetapi ceritanya
dalam kepribadian sultan jauh dari sejarah yang sebenarnya. Bahkan ada adegan
yang tidak senonoh ditampilkan dalam film tersebut.
Artinya, kita umat Islam masih kalah
jauh dalam perfilman berbentuk sejarah dan kalah saing dengan media-media
barat. Namun, tidak menutup kemungkinan kita tetap terus bangkit dalam berperan
di media. Artinya selain umat Islam terjun ke dalam media tetapi juga harus
mengkemas film-film sejarah Islam lebih modern dan menarik perhatian baik dari
kalangan Muslim maupun non-Muslim. Memang tidak semudah seperti membalikan
tangan apalagi dalam pekerjaan tersebut, tetapi memang perjuangan membutuhkan
proses yang panjang dan semoga tetap istiqamah dalam pekerjaanya.
2. Umat Islam Harus menghidupkan kembali membaca buku termasuk tentang
Sejarah Islam
Salah satu kelemahan Umat Islam Saat
ini adalah sebagaimana yang saya terangkan diatas, lemahnya dalam semangat
membaca buku apalagi yang berkaitan dengan Sejarah Islam sendiri, padahal umat
Islam bisa berkembang pesat diawali dengan membaca buku, setelah selesai baru
lahirnya semangat untuk menulis apa yang telah kita baca dan disinilah lahir
pula forum diskusi.
Yang tradisi seperti ini semakin
kesini semakin hilang dalam tradisi kelilmuan umat islam, jangankan untuk
menulis dan diskusi membaca buku saja sudah malas bahkan orang-orang sekrang
males baca buku sejarah yang tebal-tebal dan hanya dari ingin infonya saja, sehingga
jangan heran banyak sekali umat Islam yang lemah dalam masalah kelimuan bahkan
menjadi ragu apabila seseorang menyampaikan berdasarkan kebenaran. Padahal
orang-orang barat malah sedang serius mempelajari dan mengkaji terkait dengan
Sejarah dan Peradaban Islam segala macam melalui Buku-buku karya Umat Islam
sendiri dan bahkan berkembang pesat hingga saat ini. Sedangkan kita malah
sebaliknya, mengagung-agungkan dari barat dan tidak mempelajari sejarah Islam
sendiri.
Artinya Umat Islam memang “Wajib”
belajar mengenai tentang Ilmu Sejarah, mengapa? Sebab sayang banget apabila
kita tidak mempelajari, banyak sekali sejarah-sejarah Islam kita yang memiliki
catatan-catatan emas baik dari Para Nabi & Rasul, Para Sahabat Nabi, Generasi
sesudahnya (Tabi’in & Tabi Tabi’in), para Ilmuan-ilmuan dan Ulama-ulama
terdahulu, dan semuanya bisa menjadi pelajaran untuk apa yang bisa kita lakukan
kedepan apalagi Firman Allah (Al-Quran) sendiri sebagian besar menjelaskan
tentang sejarah.
RENUNGAN
Sejarah Islam kita ini banyak sekali yang bisa diangkat ke permukaan baik
dalam kajian Maupun media, apalagi bila diceritakan dengan difilmkan pasti
menjadi sangat menarik. Apalagi dari Jaman para Nabi n Rasul, Para Shahabat Nabi, Kerajaan-kerajaan Islam yang
mencapai kejayaanya (Umawiyah, Abassiyah, Ayyubiyah, Mamluk, Mughal di India,
terakhir Usmani di Turki), bahakn para Ilmuan muslim dan Ulama.
Akan tetapi karena teknologi kita terbatas. “mungkin”, dan karena tidak
ada yang mengisi dibidang tersebut, kita masih kalah jauh dengan orang-orang
barat sana. Terlebih kondisi Umat Islam ini dalam tradisi membaca buku semakin
kesini semakin berkurang dan terhenti pada tataran diskusi dan didunia maya. Apalagi
yang berbasis sejarah, jadi dalam mengedukasi dan mengaplikasi dalam kehidupan
sehari-hari menjadi kacau.
Ini
merupakan PR dan tugas kita semua, bisa dikatakan ini cukup berat atau bahkan
sangat berat, karena dengan melihat realitas saat ini, yaitu dimana banyak
sekali orang yang ber-KTP Islam, namun sangat alergi bahkan fobia dengan Islam
sendiri. Ini sungguh sebuah Ironi bahkan mereka lebih bangga dengan Identitas
yang bukan Islam seperti budaya hedonisme. Apalagi dalam mempelajari ajaran
Islam sendiri begitu juga dengan sejarah-sejarah Islam.
Artinya kita
harus bangga dengan Agama kita yaitu Islam dan juga bangga dengan
sejarah-sejarah Islam yang kita miliki saat ini dengan cara mempelajari dan
menelaah Islam dan sejarah-sejarah dan peradaban Islam dan menghidupkan kembali
tradisi membaca buku. Karena dengan menghidupkan kembali tradisi yang satu ini,
akan melahirkan tulisan dan dengan melahirkan karya-karya tulisan maka akan
membentuk sebuah forum diskusi dan langkah gerakan nyata dan konkrit.
Kalau tidak
ada langkah konkrit dengan membuat film tandingan atau film-film sejarah Islam
sendiri, tidak menghidupkan kembali tradisi membaca buku, dan berhenti
ditatanan diskusi dan didunia maya, maka pergerakan Umat Islam semakin menjadi
stagnan.
Jadi jangan
heran dan jangan marah, apabila suatu saat orang-orang barat (orientalis &
musuh-musuh Islam) membuat Film-film sejarah yang berkaitan dengan Islam atau
semisal dengan itu dengan tujuan merusak dan menyimpang dari sejarah yang
sebenarnya karena kita sendiri tidak pernah mengkaji, mempelajari dan menelaah
sejarah Islam, tidak menghidupkan budaya membaca, dan membuat film tandingan
terkait itu.
Karena kalau
mereka membuat film yang menyimpang dan kita Umat Islam teriak-teriak Boikot,
tetapi kita sendiri malah cuek dengan ini berarti sama saja dengan bohong bin
bodoh bin goblok bin bapak moyangnya.
PENUTUP
Seprtinya saya sudah tidak perlu membahas panjang lebar lagi dalam
tulisan ini. Intinya kita sebagai Umat Islam Harus Bersatu padu dalam menjaga
Aqidah Umat serta meluruskan sejarah yang menyimpang dengan cara langsung
melakukan tindakan nyata dan kokrit. Apalagi membicarakan sejarah itu sangat
sensitif sekali. Karena mempengaruhi kehidupan dan tindakan sesudanya.
Semoga kita
sebagai Umat Islam terus semangat mendalami Islam, bangga dengan sejarah Islam
dengan cara mempelajari, menelaah, mengambil sarat hikmah serta dapat
dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari, membuat film yang bertema sejarah
Islam yang sudah ada sebagai bukti bentuk kecintaan kita terhadap Agama Islam.