Ketika Negara Bekas Jajahan menjadikan
Bahasa Jajahan sebagai Bahasa Nasional
Kita bisa melihat Negara-negara yang
dimana bekas jajahan sebut saja Negara Brazil, bila kita kesana masyarakatnya
pasti akan menggunakan bahasa Portugal. Karena Brazil bekas jajahan Portugal
selama 500 tahun.
Bila kita berada di Mexico, Venezuela,
kolombia, Peru atau Negara-negara yang berada di Amerika Latin lainnya, maka
kita pasti akan mendapati mereka dengan berbahasa Spanyol. Karena Negara-negara
tersebut bekas jajahan Spanyol selama ratusan tahun.
Begitu juga dengan Negara-negara jajahan
di benua Afrika seperti Aljazair, Tunisia, Maroko, dan Chad yang dijajah oleh
Prancis. Bahkan dinegara mereka menjadikan Bahasa Prancis menjadi bahasa
nasionalnya.
Malaysia bekas jajahan Inggris
menggunakan bahasa Inggris, india kalangan terdidiknya juga menggunakan bahasa
Inggris bahkan Negara-negara Oceania (Negara-negara kepulauan yang berada di Samudra
Pasifik) seperti Fiji, Selandia Baru, Tonga, Palau, Solomon, Kirimbati
dllmenggunakan bahasa inggris sebagai bahasa nasionalnya.
Cuma Indonesia yang Berani Beda
Begitulah pemaparan singkat Negara-negara dari
Asia, Afrika, Amerika Latin yang bekas jajahan Spanyol, Protugal dan Inggris
yang masih menggunakan bahasa jajahan bahkan tak tanggung-tanggung bahasa bekas
jajahan tersebut dijadikannya sebagai bahasa nasional mereka.
Lalu bagaimana dengan Indonesia yang
selama 3,5 abad dijajah oleh Belanda?...... apakah menggunakan bahasa belanda
juga sebagai bahasa sehari-hari?..... ternyata tidak, bangsa Indonesia menolak
menggunakan bahasa penjajah, bahasa Belanda. Bahkan bahasa belanda sudah
dilupakan sama sekali oleh orang Indonesia.
Mengapa demikian?.... Jauh sebelum
Indonesia merdeka, meskipun masih dibawa jajahan Belanda, bangsa Indonesia
sudah dari dulu menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Dan itu
pun dibuktikan ketika Kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta.
Yang dimana kongres tersebut melahirkan sumpah pemuda yang isinya sebagai
berikut:
“Sumpah Pemuda.
Kami putera-puteri Indonesia, mengaku
bertumpah darah satu. Tanah Air Indonesia
Kami putera-puteri Indonesia, mengaku
berbangsa satu. Bangsa Indonesia
Kami putera-puteri Indonesia, mengaku
manjunjung bahasa persatuan. Bahasa Indonesia
HIDUP INDONESIA…… HIDUP INDONESIA……
HIDUP INDONESIA…….”
Dengan lahirnya sumpah pemuda dan
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasionalnya, ini membuktikan bahwa
bangsa Indonesia memiliki harga diri menolak menggunakan bahasa penjajah dan
jati diri yang sangat kuat. Meski pada saat itu Indonesia masih dijajah oleh Belanda,
bangsa Indonesia tidak mau ikut-ikutan menggunakan bahasa dari penjajah
Belanda.
Bahasa Juga bisa menjadi Penentu
Perdamaian Negara.
Pernah mendengar, dengan bahasa sebuah wilayah
Negara bisa bersatu tetapi dengan bahasa juga sebuah wilayah menjadi terpacah
belah?..... mungkin sebagian besar dari kita belum pernah mendengarnya, tetapi
ini perah terjadi di berbagai Negara yang ingin memisahkan diri karena
perbedaan bahasa.
Kita belajar dari Pakistan barat dan
Pakistan timur dimana Negara tersebut terpecah menjadi dua Negara disebabkan
(tentu saja ada sebab lainnya) karena perbedaan bahasa sehingga Negara Pakistan
Barat dan Pakistan Timur menjadi dua Negara, Pakistan dan Bangladesh.
Quebec, salah satu Negara bagian di
Kanada, ingin memerdekakan diri. Salah satu alasannya karena mereka ingin
bahasa Prancis sebagaian bahasa nasional resmi mereka. Di Belgia terjadi
perseteruan antara pendudul yang menggunakan bahasa Belanda dengan penduduk
yang sehari-hari menggunakan bahasa Prancis sebagai bahasa resmi mereka.
Namun berbeda dengan Negara Afrika
selatan yang menjadikan 11 bahasa, baik bahasa penjajah maupun bahasa daerah
atau etnis menjadi bahasa nasional. Hal ini dilakukan untuk mencegah peperangan
dan perpecahan karena bahasa.
Begitu juga dengan Indonesia, bahkan
lebih hebat ketimbang Negara-negara lain. Mengapa demikian? Indonesia memiliki
banyak jumlah bahasa, bila dihitung Negara kita memiliki 746 bahasa, tetapi
tiak berperang, malah sepakat dengan menetapkan 1 bahasa, yaitu bahasa
Indonesia menjadi bahasa persatuannya.
Terlebih bangsa Indonesia juga bangsa yang
berkeinginan untuk bersatu dan mau berkorban menurunkan ego masing-masing tiap
suku. Apalagi sejak bangsa Indonesia merdeka dengan slogan “Bhinaka Tunggal
Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu dengan penduduk mayoritas
musilm.
Dalam Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 13 berbunyi:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Mekipun berbeda-beda suku, bahasa
dan bangsa seharusnya membuat semakin saling menyayangi dan menghormati satu
sama lain, bukan malah menjadi sebab dari perpecahan, pertikaian apalagi sampai
terjadi peperangan.
Tetaplah Bangga dan Bersyukur menjadi
Orang Indonesia
Kita sebagai orang Indonesia memang sepantasnya
berbangga diri karena banyak sekali orang-orang luar negeri baik dari
Negara-negara Asia, Eropa, dan Afrika berbondong-bondong mempelajari bahasa
Indonesia dan bahasa-bahasa daerah lainnya ditengah-tengah anak-anak muda lebih
suka dengan bahasa-bahasa asing lainnya. Dan juga harus bersyukur Sang Maha
Pencipta. Karena ini juga merupakan sebuah kenikmatan kelebihan dari bangsa
kita yang memiliki ratusan bahasa dengan suku dan ras yang berbeda yang dimana
Negara-negara manapun tidak dimilikinya selain bangsa kita sendiri.
Oleh sebab itu, mari kita sama-sama
menjaga kekayaan bahasa daerah kita dan bahasa persatuan kita. Boleh kita
belajar bahasa-bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa
Prancis, bahasa Arab, bahasa Korea dan Jepang yang saat ini lagi buming dan
digemari oleh anak-anak muda sekarang dan bahasa Mandarin dan lain sebagainya.
Tetapi kita jangan sampai lupa dengan bahasa daerah kita dan bahasa Ibu
(persatuan) kita. Semoga bangsa kita ini menjadi bangsa yang besar dan hebat
dimata dunia Internasional. Aamiin.
(Sumber sebagian dari buku gara-gara Indonesia)