Minggu, 26 Januari 2014

Pemimpin Berhati Iblis

Akhir-akhir ini memang telah muncul banyak pemimpin yang sesungguhnya maupun yang karbitan. Yang serius maupun yang membingungkan. Yang Istiqamah (Konsisten) maupun yang mencle-mencle, yang ikhlas mernurani maupun "berhati setan". Tentang fenomena terakhir ini, telah dinubuwatkan Nabi SAW. sebagaimana didokumentasikan Muhammad Bin ABu Bakar dalam kitabnya yang kondang Al-'Usfuriyah bab akhir.

Diberitakan oleh Abdullah ibnu Abbas R.A., bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda, "Pada akhir masa kelak akan lahir golongan (yang dipimpin) oleh mereka yang berwajahnya manusia, tetapi hatinya seperti setan. Mereka ibarat serigala buas yang tidak memiliki rasa belas kasihan sama sekali. Mereka suka menumpahkan darah dan gemar keburukan".

Jika anda mengikuti ajakannya, mereka akan membinamu. Sebaliknya, jika menjauhinya, anda dicela, bahkan dimusuhinya. Ciri-ciri lain: bila anda memberikan amanat, mereka berkhianat. Para remaja mereka suka ugal-ugalan di jalan, sedang orangtuanya bergeming maksiat. Mereka tidak menyuruh kebaikan dan mencegah kemunkaran. Hukum (syariat) di tengah kelompok ini adalah bid'ah dan sebaliknya bid'ah bagi mereka dianggap Sunnah. Sehingga, tatkala Tuhan membiarkan mereka berkuasa, lantas ada sedikit yang salah berdoa, sedangkan doanya pun tida diterima.

Selaras dangan Teks tersebut, lalu Muhammad bin Abu Bakar meriwayatkan melalui As-Syaikh Muslim Al-Badani, bahwa Nabi pernah bersabda, "Akan datang suatu zaman, orang akan menganggap sunnahku sudah asing, kemudian memunculkan bid'ah. Maka, barangsiapa mengikuti sunnahku saat itu, mereka menjadi asing. Barangsiapa yang mengikuti bid'ah mereka akan mendapati banyak pendukung." Para sahabat bertanya, "Apakah mereka melihatmu ya Rasul?" Nabi Menjawab, "Tidak!" Mereka bertanya lagi. "Apakah turun wahyu kepada mereka?" kata Nabi, "Tidak! mereka seperti garang di dalam air. Hati mereka meleleh seperti garam di dalam air." Sahabat bertanya, "Seperti ulat didalam cuka." Lantas ada sahabat yang menukas, "Bagaimana mereka menjaga agamanya?"  Bersabdalah Baginda Rasulullah SAW., "Mereka seperti memegang bara api, jika kamu letakkan padam, jika tersentuh niscaya membakar".

Bagaimana kiat kita menghadapi fenomena zaman seperti ini? Tentu saja jalan menuju selamat itu, tidak lain adalah sikap Istiqamah; dan selalu menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai satu-satu petunjuk meraih kebenaran dan keridhaan Allah. Sekaligus kita menjadikan kedua syariat tadi sebagai pemisah atas yang hak dan batil.

Di samping itu, harus ada kesadaran iman dari setiap individu muslim, bahwa kita harus yakin sejak dini bila ingin menjadi muslim yang baik. Juga, jangan terlampau berlebihan fanatisme pada pemimpin golongan. Ingat, idola setiap muslim itu adalah Rasulullah SAW. yang kepemimpinannya hidup dalam ajaran yang kita anut.
Wallahu a'lam   

Dari buku Islam Idealitas, Islam Realitas.