Selasa, 29 Januari 2013

Kematian Tragis Para Pemimpin Adil !

Ditulis oleh: Budi Ashari.

Kerinduan masyarakat terhadap pemimpin adil sama dengan kerinduan mereka terhadap tanah lapang yang hijau dan sejuk. Tempat mata meraih keindahannya. Tempat nafas menarik dalam kesejukannya. Tempat hati melepas kepenatannya. Atau bahkan lebih dari itu semua.

Apalagi hari ini. Ketika pencarian masyarakat terbentur tembok keputusasaan. Dicerminkan pada sikap apatis terhadap semua bentuk pemilihan pemimpin. Karena mereka telah kecewa. Harapan yang muncul seperti tunas yang baru tumbuh, dihantam oleh badai dusta. Tak tersisa.
Kemunculan pemimpin adil ini harus diusahakan terus. Dicari di tumpukan jerami, walau hanya sekecil jarum.

Siapapun yang akan muncul menjadi pemimpin adil, apalagi di tengah kumuhnya sistim dan kepemimpinan, tulisan ini memberikan rambu sejarah yang akan terulang di sepanjang sejarah.

Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali) adalah contoh para pemimpin teradil di muka bumi ini, setelah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Merekalah para pemimpin yang disebut oleh Nabi sebagai pemimpin yang mendapatkan bimbingan Allah. Pemimpin yang menerapkan syariat Islam dengan utuh dan adil terhadap rakyatnya. Keadilannya, tidak pernah dijumpai dalam sejarah hidup pemimpin manapun di muka bumi ini.

Tetapi mereka semua meninggal dengan cara yang tragis!!  
Inilah kematian mereka satu per satu dalam rekaman sejarah Islam. Setelah mereka mempersembahkan kepemimpinan yang membuat langit memuji mereka.

Abu Bakar Diracun oleh Yahudi?
Para ulama berbeda pendapat tentang penyebab kematian Abu Bakar. Ada yang berpendapat bahwa sebab kematian Abu Bakar adalah sakit yang disebabkan oleh karena beliau mandi pada cuaca yang sangat dingin.

Tetapi ada yang berpendapat bahwa Abu Bakar meninggal karena diracun oleh Yahudi setahun sebelum wafatnya. Sebagaimana yang bisa kita baca dalam kitab tarikh al-Khulafa’ (1/74, MS) karangan Imam as-Suyuthi dan tarikh ath-Thabari.

As-Suyuthi berkata, “Ibnu Sa’ad dan al-Hakim meriwayatkan dengan sanad shahih dari Ibnu Syihab bahwa Abu Bakar dan al-Harits bin Kildah makan makanan yang dihadiahkan kepada Abu Bakar. al-Harits berkata: Angkat tanganmu wahai khalifah Rasulillah. Demi Allah di makanan ini ada racun yang membunuh dalam setahun. Saya dan Anda akan mati pada satu hari yang sama.

Abu Bakar berhenti memakannya. Keduanya terus sakit hingga meninggal pada satu hari yang sama dengan berakhirnya hitungan satu tahun.”
Untuk menguatkan riwayat ini, as-Suyuthi menukil pernyataan ulama ternama asy-Sya’bi. As-Suyuthi berkata: Al-Hakim meriwayatkan dari Sya’bi, dia berkata, “Apa yang kita harapkan dari dunia yang hina ini. Telah diracun Rasulullah, demikian pula Abu Bakar.”

Setelah itu, as-Suyuthi menyebutkan pendapat kedua. Di mana al-Waqidi dan al-Hakim meriwayatkan  dari Aisyah yang berkata, “Permulaan sakitnya Abu Bakar yaitu dia mandi pada Hari Senin 7 Jumadil Akhir. Saat itu cuaca sangat dingin. Hal itu menyebabkannya demam selama 15 hari. Sehingga tidak bisa keluar untuk shalat. Dan wafat pada malam Selasa 8 malam yang terakhir di Bulan Jumadil Akhir tahun 13 dalam usia 63 tahun.”

Para ulama sejarah memperbincangkan kedua penyebab ini. Masing-masing mencoba mengambil yang dianggapnya lebih kuat. Atau seperti as-Suyuthi yang menyebutkan kedua pendapat sekaligus.

Jika kita mengambil pendapat pertama yaitu sebab diracun, maka ini semakin menambah panjang daftar kematian pemimpin adil dengan cara mengenaskan. Kalau kita mengambil pendapat yang kedua yaitu sebab sakit, maka seakan sejarah Abu Bakar ingin mengatakan bahwa hanya dia dari 4 khulafaur rasyidin yang meninggal karena sakit. Tetapi 3 pemimpin adil lainnya harus mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis.

Umar Ditusuk oleh Majusi
Pagi itu bukan hanya Umar yang ditusuk oleh Abu Lu’luah. Tetapi ada 13 orang lainnya. Dari mereka, 7 meninggal. Penusukan yang telah ditargetkan oleh Abu Lu’luah yang beragama majusi berdasarkan dendam terhadap Umar dan juga muslimin.

DR. Ali Muhammad ash-Shalabi mengatakan bahwa bukti kuat kalau Abu Lu’luah bukan hanya memiliki dendam pribadi kepada Umar tetapi juga kepada muslimin adalah dia menusuk 13 muslimin yang sedang berjamaah Shalat Shubuh. “Kalaulah benar Umar telah berbuat dzalim kepadanya, tetapi apa dosa para shahabat yang dia tusuk. Dan aku berlindung kepada Allah menyebut Umar sebagai orang dzalim,” begitu Ali ash-Shalabi menjelaskan (Umar bin Khattab h. 644)

Abu Lu’luah adalah budaknya Mughirah bin Syu’bah. Di mana dia digaji setiap harinya 4 Dirham dengan kemampuannya sebagai seorang pembuat alat penggiling.

Sejarah menyebutkan bahwa dendam pribadi Abu Lu’luah ketika dia kecewa dengan keputusan Umar yang dirasa tidak adil saat dia mengadukan tuannya Mughirah. “Semua merasakan keadilannya (Umar), kecuali saya,” kata Abu Lu’luah.

Suatu saat Umar berkata, “Saya diancam oleh seorang budak.” Kalimat diucapkan setelah Abu Lu’luah berbicara kepada Umar, “Saya akan buatkan ‘alat penggilingan’untukmu yang akan menjadi pembicaraan manusia.”

Maka, dia membuat senjata khusus untuk membunuh Umar. Sebuah pisau berkepala dua dengan pegangan di tengahnya yang telah dibubuhi racun. Umar mendapatkan 6 tusukan, salah satunya di bawah pusarnya.

Menjelang kematiannya, Umar diberitahu bahwa yang menusuknya adalah seorang majusi yang bernama Abu Lu’luah. Umar pun berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak menjadikan kematianku di tangan seorang yang mengaku muslim.”

Utsman Dibantai oleh Para Pemberontak
6 tahun pertama pemerintahan Utsman adalah pemerintahan yang begitu menyenangkan dan menentramkan seluruh manusia. Utsman yang lembut bertemu dengan kelanjutan kebijakan adil zaman Umar merupakan penyebab kenyamanan itu.

6 tahun kedua pemerintahannya, adalah merupakan tahun-tahun sulit penuh fitnah. Bahkan fitnah itu melebar hingga ke zaman kita dan sungguh tidak mudah diurai oleh masyarakat awam.

DR. Ali Muhammad ash-Shalabi (Utsman ibn Affan h. 146, MS) menukil dari ath-Thabari dalam Tarikh al-Umam w al-Muluk dan Ibnu al-Atsir dalam al-Kamil fi al-Tarikh keberadaan penggerak di balik layar fitnah yang ditujukan kepada Utsman. Orang itu adalah Abdullah bin Saba’, seorang yahudi dari Yaman yang berkeliling kota-kota Islam dari Hijaz, Bashrah, Kufah dan Syam untuk menyebarkan fitnah seputar Utsman. Tetapi dia gagal total. Hingga saat dia pergi ke Mesir, di sanalah fitnah itu mendapatkan pendukungnya. Dan menyebarlah fitnah itu...

Kelembutan Utsman, membuat fitnah begitu mudah merajalela tanpa penghalang berarti. Berbagai tuduhan menggelinding liar di kota-kota utama muslimin saat itu. Hingga para pemberontak itu pun menuju kota Madinah untuk menurunkan Utsman dari jabatannya. Ratusan orang berangkat ke Madinah dan mengepung rumah Utsman. Sekitar 40 hari Utman dikepung, dimulai dari bulan Syawwal  35 H. Hingga air pun mereka halangi untuk masuk ke rumah Utsman. Berbagai upaya para shahabat dan anak-anak mereka untuk melindungi Utsman tidak berdaya di hadapan tidak kurang dari 600 orang itu.

Hingga pada Waktu Ashar di Hari Jum’at 8 Dzulhijjah 35 H, para pemberontak itu berhasi masuk ke dalam rumah Utsman melalui pintu lain. Kening Utsman ditusuk, bagian bawah telinganya ditusuk hingga masuk ke kerongkongan, kemudian pedang diayunkan untuk menebas utsman, robohlah Utsman dan melompatlah Amr bin Hamaq menindih dada Utsman dengan menghunjamkan 9 tusukan.

Utsman pun syahid, persis seperti yang pernah disampaikan oleh Rasul saat beliau masih hidup. Mushaf yang sedang dibacanya, menjadi saksi bisu akan kebiadaban para pembunuh itu. Darah mengalir di atas Surat al-Baqarah yang sedang dibukanya.

Tak cukup hanya membunuh Utsman, mereka pun merampok harta yang ada di rumah Utsman. Perilaku sangat biadab.
Para shahabat terkejut. Ali bin Abi Thalib marah. Hingga dia mendatangi kedua putranya Hasan dan menamparnya, juga Husain dan memukul dadanya, “Bagaimana Amirul Mukminin bisa terbunuh, padahal kalian menjaga pintunya?”

Ali mendatangi rumah Utsman. Para pemberontak itu ingin membaiat Ali. Tapi Ali dengan marah berkata, “Demi Allah, saya malu membaiat orang-orang yang telah membunuh Utsman. Dan saya malu kepada Allah, dibaiat sementara Utsman belum dikubur.”

Mereka yang menghalalkan darah Utsman dinyatakan oleh para ulama sebagai kafir. Sementara yang tidak menghalalkan tetapi ikut berperan serta dalam kematian Utsman dinyatakan sebagai fasik (Utsman ibn Affan, ash-Shalabi, h. 186, MS). Sumber fitnah adalah Yahudi yang menyelusup ke dunia Islam untuk mengacaukan ketentraman dan kemakmuran muslimin serta kemajuan Islam.

Ali Dibunuh Orang Khawarij
Kelompok khawarij adalah sekte sesat di tubuh  muslimin yang merasa benar dan dekat dengan Allah serta mengkafirkan muslimin lainnya yang tidak sepaham dengan mereka, hingga para shahabat seperti Ali sekalipun. Kelompok ini telah diingatkan oleh Nabi saat beliau masih hidup. Pemahaman yang dangkal yang berbalut semangat adalah penyebabnya. Secara dzahir, mereka sangat meyakinkan sebagai seorang muslim dengan ibadah-ibadah yang mereka lakukan. Tetapi mereka adalah kelompok sesat.

Zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib, kelompok ini diperlakukan dengan sangat bijak oleh Ali. Dialog ilmiah dibangun dengan sangat baik oleh Ali, hingga keputusan yang sangat ilmiah dan tidak terbawa emosi. Tetapi saat mereka menumpahkan darah, meneror masyarakat muslim dan merampok, terpaksa Ali sebagai pemimpin negara harus melakukan perlawanan. Perang Nahrawan pun meletus antara Ali dan kaum khawarij.

Sesungguhnya saat Ali mengetahui kaum khawarij telah melakukan teror, dia tidak langsung memerangi tetapi meminta agar mereka menyerahkan para pembunuh untuk dihukum. Tetapi mereka justru berkata: kami semua pembunuhnya. Maka Ali pun membawa pasukan yang semula hendak dibawa ke Syam, untuk memerangi kaum Khawarij di Nahrawan pada Bulan Muharram 38 H.
Perang Nahrawan, benar-benar meninggalkan luka yang sangat dalam di hati orang-orang khawarij. Dari seribu pasukan yang mereka miliki, tidak ada yang tersisa kecuali hanya sekitar 10 orang yang lari dari medan perang. Sementara dari pihak Ali korbannya sekitar 12 orang. (Lihat: Ali ibn Abi Thalib, ash-Shalabi,  2/351-356, MS)

Dendam kaum khawarij tidak mati. Pertemuan rahasia antara 3 orang khawarij (Abdurahman bin Muljam, Burak bin Abdillah, Amr bin Bakr at-Taimi) membicarakan keadaan negara dan balas dendam mereka atas kematian teman-teman mereka di perang Nahrawan. Mereka sepakat untuk membunuh orang-orang yang mereka anggap sebagai pemimpin kafir; Abdurahman bin Muljam akan membunuh Ali bin Abi Thalib, Burak akan membunuh Muawiyah dan Amr bin Bakr akan membunuh Amr bin Ash.

Pada Hari Jum’at Shubuh di Bulan Ramadhan 40 H, Abdurahman bin Muljam beserta teman-temannya yang telah bersembunyi semalaman mencoba membunuh Ali.

Pedang Abdurahman bin Muljam meninggalkan luka sangat serius di kepala Ali. Kepala kedokteran Atsir bin Amr as-Sukuni menyatakan bahwa lukanya sudah tidak mungkin diobati dan akan menyebabkan kematian. Ali hanya bertahan 3 hari setelah terluka itu dan kemudian meninggal pada tanggal 21 Ramadhan 40 H. (Lihat: Ali ibn Abi Thalib, ash-Shalabi,  3/188-194, MS)

Umar bin Abdul Aziz Diracun oleh Lawan Politiknya
Umar bin Abdul Aziz yang mengagumkan. Kepemimpinan dan karya peradabannya belum pernah ada yang bisa menyainginya. Hanya dalam 29 bulan, negeri menjadi makmur, sejahtera dan keadilan ditegakkan. Setelah kemiskinan merajalela, pesta pora penguasa dan kedzaliman selalu menimpa rakyat jelata.

Semua rakyat senang. Negeri muslim yang sangat besar ketika itu sangat berbahagia di bawah pemimpin adil Umar bin Abdul Aziz. 

Tetapi ada yang tidak senang. Ada yang marah. Mereka adalah para mantan pejabat sebelum Umar bin Abdul Aziz menjabat. Mereka dulu menikmati dunia dan harta kemewahan dengan luar biasa di atas air mata dan darah rakyat.

Di zaman Umar bin Abdul Aziz, para pejabat Bani Umayyah itu benar-benar mati kutu. Tidak bisa berkutik. Mereka harus mengembalikan semua harta, tanah dan kedzaliman yang selama ini mereka lakukan terhadap rakyat.

As-Suyuthi (Tarikh khulafa’ 1/215, MS) dan Ali ash-Shalabi (Umar ibn Abdil Aziz, 4/198, MS) menyebutkan bahwa penyebab kematian Umar bin Abdul Aziz adalah diracun oleh para mantan pejabat Bani Umayyah.

Imam Mujahid berkata: Umar bin Abdul Aziz bertanya kepada saya: Apa pendapat masyarakat tentang keadaan saya sekarang?
Mujahid: Mereka berkata bahwa Anda terkena sihir.
Umar: Saya tidak terkena sihir. Tetapi saya sungguh tahu kapan saya diracun.
Umar kemudian memanggil seorang pembantunya (seorang budak) dan berkata kepadanya: Celakalah dirimu, mengapa kamu memberiku racun?

Pembantu itu berkata: Seribu dinar dan dibebaskan dari perbudakan.
Umar: Berikan ke saya uangnya.

Pembantu itu memberikan uang dan Umar bin Abdul Aziz menyerahkannya ke baitul mal. Dan Umar berkata kepada pembantunya: Pergilah ke tempat yang tidak dilihat seseorang.

Bahkan Rasul pun Diracun oleh Yahudi...
Nabi sendiri yang menyampaikan kepada Ummul Mukminin Aisyah tentang penyebab sakitnya, “Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakitnya makanan yang aku makan di Khaibar. Dan sekarang aku rasakan putusnya urat nadiku karena racun tersebut.” (ar-Rahiq al-Makhtum, h. 465, MS)

Racun yang dimaksud Nabi adalah racun pada daging kambing yang dibubuhkan oleh Zainab binti al-Harits, istri salah seorang tokoh Yahudi Sallam bin Misykam. “Kalau kamu Nabi, maka kamu pasti tidak akan terkena racun itu, tetapi kalau kamu raja maka saya telah membuat istirahat masyarakat (dengan kematianmu),” begitu jawaban wanita yahudi itu ketika ditanya Nabi mengapa ia meracuni Nabi. (Sulwah al-Katsib, Ibn Nashiruddin ad-Dimasyqi, h. 11, MS)

Peristiwa tersebut terjadi di Khaibar setelah muslimin berhasil menaklukkan kota terakhir Yahudi di Jazirah Arab tersebut tahun 7 H.

Dicari Pemimpin Adil yang Berani Mati..!!

Abu Bakar dalam sebuah riwayat meninggal karena diracun oleh yahudi.
Umar bin Khattab meninggal karena ditusuk oleh Majusi.
Utsman bin Affan meninggal dibantai oleh orang kafir dan muslim fasik.
Ali bin Abi Thalib meninggal dengan pedang tokoh kelompok sesat khawarij.
Umar bin Abdul Aziz meninggal diracun oleh para pejabat lama yang marah.

Dan
Rasulullah meninggal karena sakit yang disebabkan oleh racun yahudi
Pesan sejarah sangat kuat bagi para pemimpin yang adil. Memang kematian tidak boleh diharapkan, ia akan datang pada saatnya tiba. Kematian adalah rahasia Allah. Tetapi para pemimpin adil dalam sejarah Islam, mati dengan semua cara tragis di atas. Bahkan pimpinan mereka semua, Rasulullah sang pemimpin agung pun mati dengan cara yang juga mirip.

Pantas! Jika pemimpin adil dijanjikan Allah perlindungan di akhirat dan Surga. Karena pemimpin adil artinya berhadapan dengan semua bentuk kedzaliman dan kejahatan yang bisa jadi telah dilakukan secara kolektif bahkan sistemik. Tentu nyawa bisa dipertaruhkan untuk mendobrak kedzaliman yang sedemikian besarnya.

Bagi para pemimpin yang mau menegakkan keadilan, tidak usah memilih cara matinya. Tetapi persiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi kematian mulia itu. Walau terlihat tragis.
Sedang dicari, pemimpin yang berani mati dalam menegakkan keadilan!!!

Senin, 14 Januari 2013

Bercanda pun Ada Adabnya

Oleh: Abdul Qadir
           
Bercanda merupakan salah satu hobi yang digemari masyakat Indonesia, baik itu anak-anak maupun orang tua, laki-laki maupun wanita, penarik becak maupun pedagang, pelajar maupun pegawai. Pokoknya segala lapisan gemar canda.
           
Saking tersebarnya kegemaran dan hobi canda ini di masyarakat Indonesia Raya, sampai-sampai dijadikan profesi oleh sebagian orang. Nah, muncullah di sana grup-grup lawak dan banyolan, ludruk, kelompok musik humor[1], pantomim, film-film humor, promosi dan media massa yang dihiasi dengan humor. Bukan cuma lewat media audio-visual, bahkan juga lewat karya tulis, dan buku-buku. Lebih ironisnya lagi kegemaran bercanda ini digunakan oleh sebagian kiai dan ustadz untuk menarik massa, pemanis retorika dalam berceramah dan berkhutbah sehingga menjadi ciri khas bagi dirinya. Tak heran jika disana ada sebagian pelawak dan artis jadi ustadz[2].

Namun sangat disayangkan jika kegemaran terus menerus bercanda dan humor ini juga merasuk dan menjalar di kalangan kaum santri (baca: thullabul 'ilm), dan kyai yang merupakan panutan dan suri tauladan umat. Jika panutan adalah seorang yang kerjanya humor melulu dan bercanda, maka bagaimana lagi nasib pengikutnya. Ini merupakan pemandangan yang amat menyedihkan dan memprihatinkan[3].

Lantas apakah komentar Islam tentang humor dan bercanda. Apakah hukumnya haram ataukah di sana ada keringanan pada kondisi-kondisi tertentu seseorang dibolehkan bercanda? Jawabnya, silahkan ikuti pembahasan berikut:

Bercanda merupakan sesuatu yang disenangi oleh jiwa manusia sebagaimana halnya makan dan minum. Oleh karenanya, syari'at Islam yang sempurna ini datang untuk menjelaskan hukum bercanda. Rasulullah r telah menjelaskan hukumnya, baik dengan ucapan beliau, maupun dengan perbuatan beliau, sebagaimana yang kita dapatkan dalam  banyak hadits.

Anas bin Malik R.A. berkata: "Rasulullah SAW adalah orang yang paling bagus akhlaknya. Dulu aku punya adik kecil yang bernama Abu Umair –periwayat hadits berkata: Aku kira Anas berkata: "Dia sudah disapih"- lantas Anas berkata: "Jika Rasulullah r datang kemudian melihatnya, beliau berkata: "Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan si Nughair".  Anas berkata: "Dia (Abu Umair) sedang bermain dengannya" [4].

Imam Abu Hatim Al-Busty –rahimahullah- menarik kesimpulan dari hadits ini: "Bolehnya Bagi Seseorang Untuk Menanyakan Sesuatu -padahal ia tahu- jika itu dalam rangka bercanda".[5]

Abu Darda' t berkata: Rasulullah r bersabda:
(اللهو في ثلاث: تأديب فرسك , رميك بقوسك, وملاعبتك لأهلك)
"Bermain-main itu hanya ada dalam tiga perkara: Melatih kudamu, membidikkan panahmu, dan bercanda dengan keluargamu" [6].

Riwayat lain menyebutkan bahwa Nabi (SAW) dan A'isyah pernah lomba lari, dan juga pernah menyaksikan orang-orang Habasyah bermain senjata dalam masjid.

Adanya riwayat-riwayat ini menunjukkan bolehnya seseorang bercanda sepanjang tidak melampaui batas atau melakukan perbuatan haram, sebagaimana halnya makan dan minum itu diperbolehkan sepanjang tidak melampaui batas dengan berlebih-lebihan serta tidak memakan sesuatu yang haram.

Nabi (SAW) adalah sosok terbaik dalam menerapkan perintah dan tuntunan Allah SWT. Sekalipun beliau pernah bercanda, namun canda bukanlah kebiasaan rutinnya, apalagi jadi profesinya. Silakan dengarkan sahabat Jabir bin Samurah t bertutur  dalam menggambarkan pribadi dan akhlak Nabi r: "Beliau banyak diam dan sedikit tertawa" [7].

Mungkin ada baiknya para pembaca budiman perlu mengetahui beberapa bentuk humor dan canda yang dilarang dalam syari'at Islam yang suci. Tujuan kita mengetahui keburukan adalah bukan untuk diamalkan, akan tetapi untuk dijauhi dan tidak diulang lagi Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penya'ir: "Aku mengetahui keburukan bukanlah untuk keburukan. Akan tetapi untuk dihindari".
Berikut ini akan kami bawakan beberapa bentuk canda dan humor yang dilarang dalam Islam beserta dalilnya:
  •  Menyinggung Allah, Rasul-Nya dan syari'at-Nya.
Di antara musibah terbesar yang banyak melanda umat manusia, dari dulu sampai sekarang. Yaitu menghina dan menyinggung Allah, para Rasul-Nya dan syari'at yang dibawa oleh mereka, karena tidak sesuai dengan hawa nafsunya.

Suatu hal amat ironis jika ada seorang yang menghina Tuhannya sebagaimana yang dilakukan Yahudi. Mereka telah  menyatakan: "Sesungguhnya Allah itu fakir" atau "Tangan Allah terbelenggu".
Adapun kisah-kisah ejekan mereka kepada para Rasul dan Nabi serta akibat yang mereka terima dari ejekan tersebut, telah banyak diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur'an agar menjadi ibrah (pelajaran) bagi orang-orang yang datang kemudian.

Sebagian orang ada yang biasa mengejek orang-orang yang belajar agama seraya berkata: "Tak ada gunanya kamu belajar agama. Coba lihat orang yang belajar, tak ada di antara mereka yang kaya, semuanya kere dan miskin. Modelnya juga kayak orang kampungan dan bodoh-bodoh".
Ejekan seperti ini disebutkan Allah SWT dalam kisah Nuh A.S.:

(فقال الملأ الذين كفروا من قومه ما نراك إلا بشرا مثلنا ومانراك اتبعك إلا الذين هم أراذلنا
 بادى الرأي وما نرى لكم علينا من فضل بل نظنكم كـذبين)

Artinya: "Maka berkatalah pemimpin-pemimpin dari kaumnya :"Kami tidak melihat kamu , melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikutimu, melainkan orang yang hina-dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apapun atas kami. Bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta" [8].

Nasib yang dialami Nabi Nuh A.S. sama yang dialami Nabi Musa A.S. Allah SWT telah mengisahkan ejekan Fir'aun kepada Musa A.S.:

(وقال فرعون يأيها الملأ ما علمت لكم من إله غيري فأوقد لي يهــمــن على الطين
 فاجعل لي صرحا لعلي أطلع إلى أله موسى وإني لأظنه من الكـــذبين)

Artinya: "Fir'aun berkata: "Wahai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui ada tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa. Sesungguhnya aku benar-benar yakin ia itu termasuk orang-orang pendusta" [9].

Nabi kita yang terakhir-pun tak jauh beda nasibnya dengan para pendahulunya. Allah SWT berfirman:

(وإذا ناديتم إلى الصلوة اتخذوها هزوا ولعبا ذلك بأنهم قوم لا يعقلون. قل يأهل الكتب هل
 تنقمون منا إلا أن ءامنا بالله وما أنزل إلينا وما أنزل من قبل وأن أكثركم فـــسقون)

Artinya: "Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sholat, maka mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tak mau mempergunakan akal. Katakanlah: "Wahai Ahli Kitab, kalian tidaklah mencela kami melainkan karena kami beriman kepada Allah, dan (wahyu) yang diturunkan kepada kami, dan (wahyu) yang diturunkan sebelumnya. Sedang kebanyakan diantara kalian adalah benar-benar orang  yang fasik" [10].

Sikap orang-orang Yahudi ini mirip dengan sebagian orang di zaman kita ini. Ketika mereka diajak melaksanakan sunnah Rasul SAW seperti memanjangkan jenggot sesuai perintah Nabi A.S., mereka ngoceh: "Wah, ngapain melihara jenggot, mirip orang tua aja (sebagian yang lain berkata: mirip kambing). Lagian jorok dan ketinggalan zaman". Kalau melihat orang yang tidak isbal (mengangkat pakaian di atas mata kaki, berkomentar: "He, he, he, kebanjiran ya mas?" Si miskin ini tak tahu jika ia mencela masalah jenggot atau meninggalkan isbal, maka ia telah mencela agama Islam yang pelakunya bisa kafir setelah disampaikan hujjah padanya.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz –rahimahullah- berkata: "Barang siapa yang mengolok-olok suatu (ajaran) dari agama Rasul, atau pahalanya, atau  siksaannya, maka sungguh ia telah kafir berdasarkan firman-Nya:

(قل أبالله وءايته ورسوله كنتم تستهزءون. لا تعتذروا  قد كفرتم بعد إيمنكم)

Artinya: "Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya  dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman" [11]." [12].

Mungkin kita sering mendengar saudari-saudari kita yang selalu mendapatkan olokan dari masyakat disebabkan mereka memakai jilbab yang menutupi seluruh tubuhnya, longgar, tebal dan berwarna gelap. Di mana-mana mereka mendapat olokan dari masyarakat. Digelarilah: Ninja, setan, kemah berjalan, Vampire, tukang copet dan kata-kata yang jorok lainnya. 

Menanggapi masalah ini, Lembaga Riset Ilmiyah dan Fatwa kerajaan Saudi mengeluarkan fatwa sehubungan dengan seorang yang bertanya tentang kondisi sebagian masyarakat yang kerjanya mengolok para wanita muslimah yang memakai hijab syar'i (jilbab) dengan gelar kemah berjalan dan jin. Lembaga Riset memberikan jawaban dan fatwa berikut: "Barangsiapa yang mengolok-olok seorang wanita muslimah atau laki-laki muslim lantaran ia berpegang teguh dengan syari'at Islam, maka ia kafir. Sama saja apakah (olokan) itu karena berhijabnya seorang wanita muslimah dengan hijab syar'i atau karena masalah (syari'at) lainnya  berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar -radhiyallahu anhuma-, ia berkata: "Seorang laki-laki berkata ketika di perang Tabuk dalam suatu majelis: "Aku tak pernah melihat orang yang lebih rakus daripada qurro' [13] kita itu, dan tak pula ada yang lebih pendusta, dan tidak pula lebih penakut ketika bertemu musuh dari mereka". Maka berkatalah seseorang: "Kamu dusta, kamu itu munafik. Aku akan laporkan kepada Rasulullah r". Lalu hal itupun sampai kepada Rasulullah r dan Al-Qur'an pun turun". Abdullah bin Umar berkata: "Akupun melihat orang itu bergelantungan pada tali kekang onta Rasulullah r sambil sesekali tersandung batu seraya berkata: "Wahai Rasulullah, kami Cuma bersenda gurau dan bermain-main". Sedang Rasulullah r bersabda: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan dari kalian (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa".[14] Jadi, Nabi r menjadikan olokan orang itu kepada orang-orang beriman sebagai olokan kepada Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya" [15].

Wahai pembaca yang budiman, anda telah melihat bahayanya menyinggung syari'at Allah I ketika bercanda dan humor. Maka janganlah sesekali kita berani mencela para hamba Allah I yang ingin mengikuti dan menerapkan sunnah Rasul-Nya r. Janganlah mengolok mereka lantaran mereka memanjangkan jenggot atau memendekkan celananya di atas mata kaki. Sebaiknya diam dan mendoakan mereka agar tetap teguh di atas sunnah. Nabi r bersabda:

(من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت)
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya ia mengucapkan sesuatu yang baik atau diam" [16].

Di antara perkara yang masuk dalam masalah ini adalah menjadikan ayat-ayat Allah dan hadits-hadits Rasululllah r sebagai bahan anekdot atau ketika membacakan ayat neraka dalam sebuah khutbah dan ceramah, ia sampaikan dalam keadaan tertawa sampai pendengarpun ikut tertawa terbahak-bahak. Hindarilah karena ini berbahaya!!
  •  Merendahkan Orang Lain
Bercanda merupakan suatu hal yang memang mengasyikkan. Namun hal ini kadang mengantarkan pelakunya pada kubang dosa dan ma'shiyat. Di antara ma'shiyat tersebut adalah merendahkan orang lain.
    
Terkadang kita melihat ada sebagian orang yang meniru gaya jalan kawannya, meniru bahasa dan cara ngomongnya dengan alasan humor. Sekelompok lagi, ada yang mengedipkan matanya sambil mengisyaratkan pandangannya kepada yang lain. Ada lagi yang memberikan julukan-julukan kepada kawan dan saudaranya. Andaikan gelar itu diberikan kepadanya, niscaya hatinya akan jengkel. Ada yang melototkan matanya kepada kawannya sambil menjulurkan lidahnya dan masih banyak lagi contoh lainnya. Semua ini mereka lakukan dengan alasan humor.
    
Ketahuilah, semua ini bukanlah termasuk sunnah dan petunjuk Nabi (SAW) dan para sahabatnya. Mereka bercanda masih dalam batas-batas syari'at. Bahkan contoh yang kami sebutkan, tiada lain kecuali merupakan perendahan terhadap martabat orang lain, apalagi ia muslim
    
Penyakit ini muncul disebabkan karena penyakit sombong dan hilangnya rasa malu di hati pelakunya. Nabi (SAW) pernah bersabda:

(الكبر: بطر الحق وغمط الناس)
Artinya:"Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan memandang remeh orang lain" [17].
    
Seseorang yang memiliki iman dan rasa malu di hadapan Allah, niscaya tak mungkin akan mengantarkan pemiliknya kepada sikap sombong dan merendahkan orang lain. Nabi (SAW) bersabda :

(الحياء والإيمان قرنا جميعا  فإذا رفع أحدهما رفع الآخر)
"Malu dan iman dikumpulkan bersama-sama. Jika yang satu hilang, maka yang lain pun akan hilang" [18].
    
Al-Imam Al-Haitamy memandang bahwa diantara dosa besar adalah mengejek para hamba Allah I, tidak menghargai menghargai mereka, dan merendahkan mereka. Beliau berkata setelah itu: "Semua yang disebutkan tadi sumber dan dasarnya adalah keburukan akhlak dan rusaknya hati" [19].
    
Alangkah benarnya apa yang dikatakan beliau. Seorang yang memperbanyak canda dan tawa, hatinya akan rusak dan mati dengan perlahan-lahan disebabkan ia tak terasa telah melakukan dosa dan kekufuran yang menodai hati. Nabi r bersabda:

(لا تكثروا الضحك, فإن كثرة الضحك تميت القلب)
"Janganlah kalian memperbanyak tertawa karena memperbanyak tertawa bisa mematikan hati" [20].
  • Berbicara Tentang Wanita
Berbicara tentang wanita merupakan salah satu bahan humoran bagi sebagian orang yang tipis imannya, dan rendah rasa malunya. Sampai kadang di antara mereka menjadikannya sebagai sebuah profesi dan adat kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan. Lebih ironisnya lagi kebiasaan ini menjangkit di kalangan thullabul ilmi karena pembicaraan tentang wanita dominannya mengarah kepada hal-hal yang berkaitan dengan jima' dan kebutuhan syahwat [21].

Al-Ahnaf bin Qois -rahimahullah- berkata: "Jauhkanlah majelis kita dari obrolan seputar wanita dan makanan karena aku benci seseorang yang suka membicarakan (masalah) kemaluan dan perutnya" [22].

Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin -rahimahullah- berkata ketika mengomentari kata mutiara ini: "Karena hal itu akan menyibukkan seseorang dari menuntut ilmu. Seperti jika ia bilang: "Semalam aku makan sampai penuh perutku", dan ucapan semisalnya yang tak ada gunanya; atau ia berbicara tentang hal yang berkaitan dengan wanita. Adapun jika ia ngobrol tentang suatu rahasia antara seorang suami dengan istrinya, maka dia itu termasuk orang yang buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat" [23].
Nabi (SAW) bersabda:

(إن من أشر الناس عند الله منـزلة يوم  القيامة الرجل يفضي إلى امرأته وتفضي إليه ثم ينشر سرها)
"Diantara manusia yang paling buruk di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang berhubungan dan berduaan dengan istrinya, lantas ia menyebarkan rahasianya"  [24].

Imam An-Nawawy –rahimahullah- mengambil kesimpulan: "Dalam hadits ini terdapat (faedah) diharamkannya seseorang menyebarkan sesuatu yang terjadi antara dia dengan istrinya berupa perkara jima', serta menggambarkan hal itu secara rinci dan sesuatu yang terjadi pada wanita di dalamnya; berupa ucapan, perbuatan, dan sejenisnya" [25].

Seyogyanya seorang muslim -apalagi thullabul ilmi asy syar'i- selalu berusaha membersihkan lisannya ketika ia berbicara di depan orang. Karena seorang yang mengotori mulutnya dengan kisah-kisah dan cerita tentang wanita yang bisa membangkitkan gejolak syahwat, akan merusak citra dirinya sendiri dan memberikan dampak buruk kepada teman duduknya . Oleh karenanya, seorang sahabat, Abdullah bin Umar -radhiyallahu anhuma- berkata: "Sesuatu yang paling pantas disucikan oleh seorang hamba adalah lisannya" [26].

Para ulama kita melarang seseorang untuk berbicara tentang wanita, karena itu merupakan jalan tergelincirnya seseorang dan bisa mengantarkan untuk membicarakan perkara yang haram berupa hal-hal yang berkaitan dengannya, entah itu dengan mensifatkan dan menggambarkan keelokan tubuh dan perangai seorang wanita, ataukah menyebarkan rahasia yang terjadi antara seorang suami dengan istrinya. Sedang ini merupakan seburuk-buruknya perbuatan yang diberikan ancaman keras bagi pelakunya sebagaimana dalam hadits di atas [27].

Jauhilah sejenis pembicaraan ini sekalipun itu dalam bentuk sindiran dan isyarat yang dipahami. Sebab ada pepatah yang berbunyi: "Barang siapa memperbanyak sesuatu, niscaya ia akan dikenal dengannya". Artinya: barang siapa yang suka membicarakan perkara haram –seperti bicara tentang wanita-, niscaya ia akan dikenal dengannya sehingga citra dan harga dirinya tercoreng di hadapan masyarakat.
  • § Dusta Demi Canda
Ciri seorang mukmin adalah jujur dalam berbicara sebagaimana pribadi Nabi kita (SAW). Abu Hurairah R.A. berkata: "Ya Rasulullah, engkau bercanda dengan kami?" Beliau bersabda: "Sesungguhnya aku tak akan mengucapkan sesuatu kecuali itu benar" [28].

Satu bentuk kebiasaan buruk jika seseorang berusaha untuk membuat orang lain senang dan tertawa, namun ia mengucapkan sesuatu yang dusta sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian pelawak, dan pemain sandiwara atau orang yang kerjanya cuma dusta dan cari muka.
Jauhilah dusta dalam bercanda sebab ini akan meluputkan kalian dari suatu fadhilah dan balasan yang agung di sisi Allah pada hari kemudian. Nabi r bersabda:

(أنا زعيم  ببيت في ربض الجنة لم ترك المراء وإن كان محقا,  وببيت في وسط الجنة لمن ترك
الكذب وإن كان مازحا, وببيت في أعلى الجنة لمن حسن خلقه)

"Aku akan memberikan jaminan sebuah rumah di tepi surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun ia benar, dan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta sekalipun ia bercanda, serta rumah di bagian atas surga bagi orang yang akhlaknya bagus" [29].

Inilah sebagian canda dan humor yang dilarang dalam Islam, sengaja kami sampaikan di hadapan ikhwah sekalian agar kita bisa mengenal dan menjauhinya. Sebab berapa banyak orang masuk dalam neraka cuma karena salah dalam mengucapkan sesuatu.  Walillahamdu wal minnah.


[1] Haramnya musik telah dijelaskan oleh Nabi r dalam sabdanya: "Akan ada di antara umatku ini suatu kaum yang menghalalkan zina, sutera, minuman keras dan musik". HR Bukhari. Lihat perincian masalah ini dalam Tahrim Alat Ath-Thorb  karya Syaikh Al-Albany –rahimahullah-.

[2] Padahal ia tak pernah belajar agama sebelumnya. Cuma dengan modal bisa baca Al-Qur'an terjemahan dan pandai menarik hati dengan leluconnya, jadilah ia seorang ustadz.

[3] Sampai kami pernah menyaksikan seorang da'i kondang berceramah dari awal sampai akhir kerjanya cuma membuat pendengarnya terbahak-bahak serta terpingkal-pingkal.

[4] HR.Al-Bukhary (5778), Muslim (2151) dan Ibnu Hibban (109). Nughoir: nama burung.

[5] Lihat Shohih Ibnu Hibban (1/312).

[6] Lihat Ash-Shohihah (315) oleh Al-Albany.

[7] HR. Ahmad dalam Al-Musnad (5/88) dan dishahihkan Al-Albany dalam Shahih Al-Jami (4822)

[8] QS. Huud : 27

[9] QS. Al-Qashash: 38.

[10] QS. Al-Maa'idah : 58-59.

[11] QS.At-Taubah : 65-66.

[12] Lihat Majmu' Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah (1/131).

[13] Qurro': Penghafal dan penafsir Al-Qur'an .

[14] HR. Ibnu Abi Hatim (4/63&64) dan Ath-Thabary (10/172). Hadits ini derajatnya hasan sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'iy dalam Ash-Shahih Al-Musnad min Asbab An-Nuzul (hal.123).

[15] Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta' (2/14 -15).

[16] HR. Al-Bukhary dalam Shahihnya (5672), Muslim dalam Shahihnya (47), Ibnu Hibban (516) dan lainnya.

[17] HR.Muslim dalam Shahih-nya (91) dan lainnya.

[18] HR.Al-Hakim (58), Al-Baihaqy dalam Asy-Syu'ab (7727) dan Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah (4/297), dan dishahihkan oleh al-Hakim, dan syeikh Muqbil tidak mengomentarinya dalam kitab at-Tatabbu' Lima Fi al-Mustadrak Min Auham (1/66).

[19] Lihat Az-Zawajir 'an Iqtirof Al-Kaba'ir (1/141-142) karya Al-Haitamy, cet. Dar Al-Hadits.

[20] HR. Ahmad (8081), At-Tirmidzy (2305), Ibnu Majah (4193), dan lainnya. Lihat Ash-Shahihah.

[21] Kami sering menyaksikan sebagian mereka jika kumpul dan ngobrol tentang wanita dan nikah, mesti nanti larinya ke masalah yang jorok. Hati-hati dan jauhilah dari awal pembicaraan!!

[22] Lihat Siyar A'lam An-Nubala' (4/94) oleh Abu Abdillah Adz-Dzahaby -rahimahullah-.

[23] Lihat At-Ta'liq Ats-Tsamin ala Syarh Asy-Syaikh Ibni Utsaimin (82) oleh Amr bin Abdul Mun'im.

[24] HR.Muslim dalam Shahihnya (1437), Abu Dawud dalam Sunannya (4870), dan Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (4/39).

[25] Lihat Syarah Shahih Muslim (10/8) oleh An-Nawawy.

[26] HR.Ahmad dalam Az-Zuhd (26), Abu Dawud dalam Az-Zuhd (322), Ibnu Abi Ashim dalam Az-Zuhd (26),dan Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah (1/307) dengan sanad yg shahih.

[27] Lihat At-Ta'liq Ats-Tsamin (82) oleh Amr bin Abdul Mun'im Salim.

[28] HR.Ahmad dalam Al-Musnad (8462), At-Tirmidzy dalam As-Sunan (1990), dan lainnya. Hadits ini dishahihkan Al-Albany dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah (4/304).

[29] HR. Abu Dawud  dalam As-Sunan (4800), Al-Baihaqy dalam Al-Kubra (10/249), dan lainnya. Hadits ini dishahihkan Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahihah (494).

Kamis, 10 Januari 2013

Perbandingan Studi Tokoh: K.H. Zainuddin MZ. dengan K.H. Rahmat Abdullah


MENGENAL SOSOK KEDUA TOKOH
            
Siapa yang tidak kenal dengan kedua sosok pendakwah tersebut???..... pastinya kita semua kenal. Yah, mereka berdua sangat berjasa dalam berdakwah dijalan Allah kepada seluruh umat Islam di Indonesia. Banyak sekali perjuangan-perjuangan dakwahnya selama mereka berdua hidup.
           
Dalam tulisan ini saya berusaha untuk menuliskan perjuangan dan jasa beliau kepada umat Islam di Negara Indonesia serta para penerus jejak-jejaknya perjuangannya. Sebelumnya dalam setahun yang lalu, saya pernah menuliskan tulisan ini degan judul yang sama. Akan tetapi, draf tersebut hilang dalam flase dist dan tidak sempat dipindahkan ke Laptop saya ini.
             
Oleh karena itu saya berusaha kembali untuk menuliskan ulang dengan judul yang sama. Hanya saja tidak selengkap tulisan yang awal saya buat. Mari kita simak sama-sama perjuangan dakwah mereka berdua sebagai berikut:



1. K.H. ZAINUDDIN MZ.

Kita pasti sudah kenal siapa beliau, beliau adalah seorang da’I kondang yang sangat terkenal dalam benak kehidupan masyarakat di Indonesia. Beliau sudah berdakwah dari sebelum menikah sampai beliau menutup usianya. Dari cara penyampaian dakwah kepada umat islam tidak terlalu berat, tersusun secara sistematis sehingga bisa ditanggap dalam benak pikiran dengan mudah dan sesuai dengan kondisi realita saat ini. 

Banyak sekali kaset-kaset atau VCD-VCD yang beredar dipasaran baik itu sifatnya Original maupun bajakan dan banyak sekali orang-orang yang mencari kaset atau VCD ceramah beliau. Ceramah-ceramah yang beliau sampaikan kepada Umat baik yang dikasetkan maupun yang tidak dikasetkan telah banyak merubah kondisi umat saat ini bahkan setiap ada acara tablih akbar beliau selalu diundang untuk mengisi ceramah tersebut.

Jika demikian halnya maka tidaklah heran apabila KH. Zainuddin MZ. dijuluki Da’I Sejuta Umat. Karena dalam penyampaian dakwah kepada masyarakat sangat mudah sekali diterima dengan baik bahkan dikagumi n digemari oleh seluruh masyarakat Indonesia. 

Beliau juga ikut dalam partai politik islam, yaitu Partai Persatuan Pembangunan. Kalau Kata orang jaman sekarang disingkat P3. Awal beliau ikut terjun kedalam partai politik yaitu penasaran mengapa partai Islam tidak pernah menang, akhirnya beliau masuk dan langsung menempati posisis menjadi Ketua Umum Partai tersebut. Namun, sejak terlibat dalam partai politik, citra beliau menjadi turun karena masyarakat menganggap berdakwah demi kepentingan politik. Namun tidak merubah semangat beliau untuk berdakwah melalui jalur partai politik. 

Banyak diantara da’i-dai kondang yang mengikuti jejak perjuangan dakwah beliau bahkan sampai berburu kepada beliau, diantaranya sebagai berikut:

-H Rhoma Irama, yang akrab disapa Raja Dangdut Bang Haji Roma yang berdakwah lewat lagunya, beliau adalah teman akrab K.H. Zainuddin MZ.

-K.H. Abdullah Gymnastiar, yang akrab disapa Aa Gym.

-K.H. Yusuf Manshur, yang akrab disapa Ust. Yusuf.                                              

-K.H. Arifin Ilham, yang akrab disapa Ust. Arifin.

-Ustadz Jefri Al-Bukhari, yang akrab disapa UJE.

-Ustadz Soleh Mahmud, yang diakrab disapa Ust. Soumate.

-Ustadz Ahman Al-Habsiy, dan lain sebagainya.
           
Karena banyak sekali yang mengikuti jejak beliau bahkan sampai berburu belajar berdakwah kepada K.H. Zainuddin MZ. itulah dijuluki dengan sebutan Da’I-nya Pada Da’I atau lebih tepatnya  Gurunya Para Da’I. Karena banyak sekali dari Da’I tinggkat pemula sampai tingkat senior belajar dari beliau.
            
Hingga suatu saat beliau mendapat ujian dari Allah SWT sebelum berpulang kerahmat Allah SWT akibat penyakit yang dialaminya. Yaitu beliau dituduh telah melakukan perbuatan yang keji kepada seorang wanita. Padahal sama sekali tidak ada buktinya dan diancam bahwa bila tidak membayar berapa Juta dan tidak memberinya mobil akan dibawa kasusnya ke meja hijau. Jelas ini membuat keluarga, krabat dan seluruh masyarakat yang mengaguminya menjadi sangat marah. Namun, beliau tetap tabah dan kuat menghadapi ujian dari Allah SWT dengan meminta maaf kepada wanita tersebut atas kesalahan selama ini, memberikan uang berapa juta termasuk dengan mobil yang perempuan tersebut janjikan.
            
Setelah kasusnya selesai, beliau tetap melakukan aktivitas dakwahnya seperti biasa namun kondisinya tidak lagi seperti dulu karena penyakit yang dialaminya dan beberapa hari kemudian setelah beliau mengisi ceramah di Pulau Sumatera. K.H. Zainuddim MZ. Menghembuskan nafas terakhirnya dan berpulang ke Rahmatullah. Tercatat, beliau Wafat pada hari Selasa, 5 Juli 2011 sekitar jam 10.15 WIB pada usia 59 Tahun. Dimana usia tersebut sudah cukup tua tetapi semangat dakwahnya seperti semangat usia 40 Tahunan.
 

Semoga Allah Merahmati K.H. Zainuddin MZ. Beliau sangat berjasa sekali dalam mensyi’arkan dakwahnya demi kemajuan Nusa, Bangsa serta Agama di Tanah Air ini.

2. K.H. RAHMAT ABDULLAH

Mungkin bagi kalangan masyarakat biasa bahkan awam sekalipun tidak mengenal sosok K.H. Rahmat Abdullah yang satu ini, namun perjuangan beliau dalam membangun masyarakat Indonesia ini banyak sekali menggoreskan tinta emas selama ia hidup. Beliau lebih dikenal oleh para aktivis-aktivis dakwah seperti Aktivis Dakwah Sekolah (ADS) dan Aktivis Dakwah Kampus (ADK) yang mengikuti kegiatan Lembaga Dakwah Sekolah/Rohis, Lembaga Dakwah Kampus, KAPMI, KAMMI dll. 

Sejak kecil beliau selalu mengenam Pelajaran Agama Islam, setelah ayahnya wafat beliau semakin mandiri dalam berkehidupan bahkan lebih mendalami ajaran Islam, beliau belajar kepada seorang guru yang bernama K.H. Abdullah Syafi’i Dan tidak disangka beliau dikirim ke Negara Mesir untuk belajar lebih dalam tentang Islam. Namun kesempatan itu pergi karena ada masalah didalam. Akan tetapi meski tidak pergi, K.H. Abdullah Syafi’I memperkenalkan Rahmat Abdullah kepada Syekh dari Mesir. Sejak itulah beliau lebih semangat lagi dalam mempelajari islam dan dikenalkan dengan tokoh-tokoh pergerakan Islam seperti: Hasan Al-Banna, Sayid Quthub, M. Natsir, Buya Hamka dan lain sebagainya. 

Metode dakwah yang dipakai yaitu aplikasi dari Harakah Ikhwanul Muslimin setelah belajar banyak dari syekh dari Mesir, beliau pun langsung mengaplikasikan ilmu dakwahnya yaitu dengan sisetem halaqah, kalau kata orang sekarang sistem mentoring. Karena cara dakwah seperti ini sangat ampun dan diterima baik oleh kalangan masyarakat, bahkan metode halaqah/mentoring ini sudah digunakan dikampus-kampus baik Kampus Negeri maupun Kampus Swasta lebih-lebihnya Kampus yang notabenenya Islam baik negeri maupun swasta sejak jaman Orde Baru. 

Jika demikian halnya maka tidaklah heran apabila K.H. Rahmat Abdullah dijuluki Syekh Tarbiyah. Karena metode dakwahnya lebih kepada sistem Tarbiyah yang diambil dari Mesir dan diterapkan dalam sekolah-sekolah atau pun kampus-kampus lainnya. 

K.H. Rahmat Abdullah juga terjun dalam partai Politik bahkan sebagai pendiri partai tersebut karena ingin menjadi bagian dari perubahan bangsa. Nama partai yang didirikan yaitu Partai Keadilan yang sekarang bisa kita kenal dengan Partai Keadilan Sejahtera yang disingkat PKS. 

Dari hasil perjuangan beliau, banyak sekali melakukan sebuah perubahan-perubahan terhadap bangsa kita ini dan banyak sekali yang mengikuti jejak-jejak perjuangan beliau dalam menciptakan  diantaranya:

-H. Hilmi Aminuddin, Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera.

-Dr. H. Hidayat Nur Wahid M.A., Mantan Ketua MPR-RI 2004-2009.

-M. Anis Matta, Wakil Ketua DPR-RI 2009-2014.

-H. Abu Ridho.

-(Almh) Hj. Yoyoh Yusroh S.Pdi, Anggota DPR-RI.

-Ust. Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat 2008-2013.

-Fahri Hamza, Anggota Pansus Komisi III.

-Tifatul Serimbi, Menteri Komunikasi dan Informatika.

-H. Abu Syauqi, Pimpinan Rumah Zakat.

-Asma Nadia, Penulis Buku Terkenal. Dan Lain Sebagainya.

Selepas menyempurnakan Wudhu untuk melaksanakan Sholat Magrib, Beliau berpulang ke Rahmatullah pada hari Selasa, 14 Juni 2005. Tercatat beliau Wafat pada umur 52 Tahun dimana umurnya bisa dikatakan terlalu muda untuk menjadi seorang Politisi. 


HIKMAH YANG DAPAT DIAMBIL DALAM TULISAN INI

Tulisan ini sepertinya ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil diantaranya sebagai berikut:

-Menegakan Amar Makruf Nahyi Munkar baik manjadi seorang Da’I maupun menjadi seorang Politisi bahkan orang biasa seperti kita sekalipun.

-Mengambil contoh dari kedua sosok tersebut dalam menyampaikan dakwah dengan cara dan karakteristik yang berbeda.

-Ada saatnya kita menyampaikan dakwah secara tablig da nada saatnya kita menyampaikan dakwah secara fardiyah.

-Bila ingin belajar Agama Islam. Tidak bisa sendirian, tetapi harus ada guru yang mengajarkannya agar tidak salah dalam mempelajari Agama Islam.

-Berpolitik demi urusan Agama, bukan menggunakan Agama demi kepentingan Politik.

-Dan masih ada lagi yang tidak bisa ditulis disini. 



PENUTUP: SEMOGA ALLAH MELIMPAHKAN RAHMAT KEPADA K.H. ZAINUDDIN MZ. DAN K.H. RAHMAT ABDULLAH.

Rasanya saya tidak perlu lagi menuliskan panjang lebar tentang perjuangan dakwah mereka berdua semasa hidupnya. Intinya mereka sama-sama berdakwah untuk menegakan Amar Makruf Nahyi Munkar. Hanya yang membedakan cara dakwah mereka yaitu K.H. Zainuddin MZ. menyampaikan dakwah dengan cara tablig dan K.H. Rahmat Abdullah menyampaikan dakwah dengan metode tarbiyah yang diambil konsepnya dari Mesir. Yang mengisi kedua tokoh ini ialah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Meski mereka masuk dalam kancah dunia politik dengan bergabung di partai politik, namun tujuannya tidak lain adalah demi menciptakan masyarakat yang islami, baik, beradab, sejahtera serta bangsa yang bermartabat.
             
Mudah-mudahkan kita bisa mengambil pelajaran dari kedua tokoh tersebut dalam menyebarkan Syi’ar Islam di Negara Indonesia yang sekarang ini semakin hari semakin kemerosotan nilai-nilai kesopanan n kesusilaan, jauh dari agama, jauh dari sifat belas kasih kepada sesama, jauh dari sipat tolong-menolong dan gotong royong. Ini merupakan tugas kita semua dalam melakukan sebuah berubahan dan perbaikan terhadap negeri ini agar bangsa ini tidak hilang Identitasnya sebagai bangsa yang kenal dengan nilai kesopanannya.
            
Semoga Allah memberikah rahmat dan ridho kepada K.H. Zainuddin MZ dan K.H. Rahmat Abdullah serta memepatkan mereka bersama dengan orang-orang yang sholeh.